Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Pengamat pendidikan nasional, sosial, dan pengamat sepak bola nasional. Ini Akun ke-4. Akun ke-1 sudah Penjelajah. Tahun 2019 mendapat 3 Kategori: KOMPASIANER TERPOPULER 2019, ARTIKEL HEADLINE TERPOPULER 2019, dan ARTIKEL TERPOPULER RUBRIK TEKNOLOGI 2019

Bekerjalah dengan benar, bukan sekadar baik

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Sikap Fair Play dalam Kesepakatan Jersey Tanding

15 Februari 2023   19:28 Diperbarui: 15 Februari 2023   20:28 404
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Bila cerdas intelegensi-personality-kuat iman, maka setiap individu tentu akan mampu mempraktikkan nilai-nilai fair play dalam kehidupan nyata, termasuk dalam permainan sepak bola.(Supartono JW.14022023)

Judul: Soal Jersey tanding

Untuk mendukung Liga Fair Play (LFP) IJSL U-14, yang baru pertama kali ada di Indonesia. Keberadaannya sangat strategis dalam membentuk jiwa dan karakter kesatria, jujur, wajar, dan adil bagi semua yang terlibat di dalamnya, sebagai konsultan pendidikan; pengamat-praktisi pendidikan nasional dan sosial, serta pengamat sepak bola nasional,  saya akan terus mengawal LFP ini dengan catatan-catatan bernas.

Semoga LFP akan berjalan sesuai tujuan dan menjadi bagian dari Republik ini, dalam andil membentuk manusia yang berjiwa dan berkarakter fair play. Jangan sampai, LFP hanya sebagai judul kompetisi, namun pelaksanaan dan hasilnya, jauh panggang dari api.

Dalam catatan ini, saya akan mengulas tentang kesepkatan jersey tanding. 

Harus diperhatikan oleh seluruh yang terlibat dalam kompetisi ini, bahwa LFP IJSL U-14 itu masih ranah usia muda. Ibarat sekolah formal, peserta liga ini masih usia anak-anak SMP. Belum dewasa. Belum profesional. Amatir pun belum. Masih dalam pendidikan dan pembinaan.

Jadi, segala aturan yang ada dalam LFP IJSL U-14, semua memang wajib dilaksanakan sesuai aturan. Namun, terkait pendidikan, pembinaan, dan fokus pada fair play, maka para pendidik dan pembina di LFP ini, bukanlah batu.

Apa pun untuk menuju aturan dan kedisiplijan, dapat ditempuh dengan cara-cara elegan, terdidik, dan penuh kesantunan. Dan, ingat, sponsor utama dari kegiatan LFP ini adalah orangtua, bukan pemilik klub atau pelatih. Jadi, memutuskan segala.sesuatu baik.dalam kapasitas internal mau pun ekternal, wajib berhati-hati, sebab terkait fair play, jangan sampai fair play hanya di mulut, bukan pada sikap dan perbuatan, hingga tidak menjadi teladan. Karena tidak menyadari ini sebagai sarana berlatih, belajar, mendidik. Bukan sok-sok-an, apalagi mencari menang dan menang demi ambisi prestasi. 

Dan ingat, dalam menyoal jersey, jangan mentang-mentang posisinya home, lalu tidak mau bekerjasama dan membantu tim away yang mungkin ada kesulitan.

Semua yang terlibat pahami fair play

Saya ulang lagi, Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), menyebut sportif adalah bersifat kesatria, jujur. Sementara, arti fair play dalam Kamus Bahasa Indonesia-Inggris, artinya perlakuan wajar, permainan yang adil.

Dengan begitu, orang yang memiliki karakter kesatria dan jujur, maka tergolong sebagai orang yang berjiwa fair play. Kesatria yang dapat diartikan sebagai berani dan pemberani sementara jujur maknannya lurus hati tidak curang, maka sebagai orang yang memiliki jiwa fair play sudah pasti dalam pikiran dan hatinya akan selalu berani dalam hal lurus hati, menjauhkan diri dari berbuat curang.

Curang artinya tidak jujur, tidak lurus hati, dan tidak adil. Lalu, sewajarnya dimaknai sebagai biasa sebagaimana adanya tanpa tambahan apa pun, menurut keadaan yang ada, sebagaimana mestinya. Dan, adil adala sama berat, tidak berat sebelah, tidak memihak, berpihak kepada yang benar, berpegang pada kebenaran, sepatutnya, tidak sewenang-wenang.

Dengan demikian, untuk siapa saja akan sangat mudah menjalankan sikap dan perbuatan fair play dalam kehidupan sehari-hari yang di dalamnya sudah pasti termaktub sikap sportif dengan syarat utama, adanya kecerdasan intelegensi (otak), personality (kepribadian), plus kuatnya keimanan, maka bertindak dan melakukan apa pun dengan dasar/pondasi fair play tidak akan sulit.

Sesuai makna fair play yang di dalamnya ada sportif, maka dapat diidentifikasi, orang yang fair play sudah pasti berani dan pemberani dalam hal kejujuran yang sebagai mana adanya (wajar), tidak berat sebelah, tidak memihak, berpihak kepada yang benar, berpegang pada kebenaran, sepatutnya, tidak sewenang-wenang.

Terkait dengan Liga Fair Play (LFP) U-14, kompetisi usia muda yang digagas oleh Indonesia Junior Soccer League (IJSL) diikuti oleh 16 tim yang terpilih dan dipilih oleh panitia sesuai standar LFP. Digulirkan perdana pada Minggu, 5 Februari 2023 di Lapangan Mewah Sintetis, Ayo Arena, Sentul City, Bogor.

Dengan salah satu tujuannya adalah membekali pesepak bola usai muda dan para orangtuanya, serta seluruh pembina, ofisial, wasit, dan para penonton untuk benar-benar memahami arti fair play (di dalamnya ada sportivitas), sebagai pondasi untuk membentuk karakter manusia Indonesia yang cerdas intelegensi, personality, plus kuat iman.

Bila cerdas intelegensi, personality, kuat iman, maka setiap individu tentu akan mampu mempraktikkan nilai-nilai fair play dalam kehidupan nyata di berbagai bidang  yang digelutinya.

Sebab ada wadah LFP IJSL U-14, maka semua yang terkait dapat mengaplikasikan sikap dan perbuatan fair play dalam kompetisi LFP ini.

Pada ujungnya, LFP U-14 mencoba ambil bagian untuk membantu mencerdaskan masyarakat/manusia  Indonesia agar memiliki pondasi kuat, tertancap dalam pikiran, hati tentang fair play, menularkan sikap dan karakter fair play ke semua lini kehidupan umumnya. Khususnya membentuk pesepak bola yang handal, cerdas, berkarakter, sebab tertanam kuat pemahaman dan nilai-nilai fair play dalam nafas kehidupannya.

Kesepakatan jersey tanding

Dalam artikel ini, saya awali dengan mengulas tentang kesepakatan jersey tanding. Seperti dalam berbagai kompetisi resmi lainnya, penggunaan jersey tanding dalam LFP ini juga ada regulasinya.

Semisal jersey pemain dan kiper (kaos, celana, kaos kaki, rompi) dari kedua tim tidak boleh ada yang sama. Apa maksudnya tidak boleh sama? Apa nilai-nilai tidak boleh sama dalam kehidupan nyata? Harus dipahaim sampai ke akarnya.

Sebagai contoh, pada laga pekan ke-3, Minggu, 19 Februari 2023, akan bertanding dalam partai ke-8, mempertemukan Batalyon FA versus Sukmajaya.

Begitu jadwal laga ke-3 dirilis oleh panitia di Grup LFP, sebagai pihak away, Sukmajaya pun menjapri 2 panitia, untuk meminta nomor kontak penanggungjawab Batalyon FA. Ringkas cerita, setelah ada kontak, terjadilah kesepakatan

Jersey partai ke-8, LFP  U-14 Minggu, 19 Februari 2023 di Lapangan Ayo Arena:

BATALYON FA  (Home)
jersey pemain
Kaos          : Hijau
Celana      : Hijau
Kaos kaki : Putih

Kiper
Kaos           : Pink
Celana        : Pink
Kaos kaki   : Hijau

Rompi : Merah Marun

SUKMAJAYA (Away)
Jersey pemain
Koas           Putih
Celana        Hitam
Kaos kaki   Hitam

Kiper
Koas            Kuning
Celana         Kuning
Kaos kaki    Kuning

Rompi          Orange

Sebagai catatan, kesepakatan jersey tersebut, dapat terjadi, karena ada jiwa dan karakter fair play, yaitu kesatria, jujur, wajar, dan adil.

Sebelum laga di dalam lapangan, sikap dan perbuatan fair play pun sudah dirintis di luar lapangan.

Saat terjadi kontak dalam membuat kesepakatan, juga akan nampak siapa pribadi.yang langsung fair play dan siapa pribadi yang belum fair play.

Jadi, hanya menyoal kesepakatan jersey di situ sudah terdeskripsi sikap dan perbuatan fair play.

Adanya kesepakatan jersey, sesuai fair play, juga tidak harus selalu didahului oleh pihak away. Pihak home pun dapat mendahului karena manajemennya memang sudah terprogram tertib dan memiliki pengalaman segudang dalam hal jersey dalam kompetisi. Atau sekadar mendidik dan menggurui.pihak away yang tidak cekatan/lambat dalam bersikap dan melangkah.

Bila jersey sudah ada kesepakatan, maka baik pihak tim home atau tim away langsung melaporkan kepada penanggungjawab jersey di panitia LFP, bahwa laga partai ke-8 jerseynya aman. Tidak perlu membuat saling koordinasi jersey dalam Grup. Sebab, panitia sudah menginformasikan bahwa untuk urusan jersey, kalau sudah ada kesepakatan, wajib lapor kepada koordintor di panitia LFP.

Ayo, kita arungi LFP IJSL U-14 yang terwujud dan baru pertama di Indonesia ini, dengan seluruh detilnya bernafas fair play. Mulai dari diri sendiri.

Drs. Supartono, M.Pd.
Konsultan pendidikan
Pengamat pendidikan nasional dan sosial
Pengamat sepak bola nasional

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun