Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Pengamat pendidikan nasional dan sosial. Konsultan pendidikan independen. Prakitisi dan Narasumber pendidikan. Praktisi Teater. Pengamat sepak bola nasional. Menulis di berbagai media cetak sejak 1989-2019. Ribuan artikel sudah ditulis. Sejak 2019 rehat menulis di media cetak. Sekadar menjaga kesehatan pikiran dan hati, 2019 lanjut nulis di Kompasiana. Langsung meraih Kompasianer Terpopuler, Artikel Headline Terpopuler, dan Artikel Terpopuler Rubrik Teknologi di Akun Pertama. Ini, Akun ke-Empat.

Bekerjalah dengan benar, bukan sekadar baik

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Menjadi Diri yang Berkualitas

17 Oktober 2022   20:28 Diperbarui: 17 Oktober 2022   20:33 528
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Supartono JW.


Sebutan Anda Hebat itu, penilaian dari orang lain, bukan menilai diri sendiri.

(Supartono JW.17102022)

Tahu sedikit, gayanya tahu banyak.
Tahu banyak, gayanya tahu sedikit.
Bukan orang penting, gayanya orang penting.
Orang penting, gayanya bukan orang penting.

(Supartono JW.17102022)

Kisah pembunuhan, polarisasi rakyat dari ulah dan kerakusan politik, pemerintahan dan parlemen yang terus jauh dari keteladanan, kebijakan yang hanya memagari diri dan demi keuntungan diri serta kelompok, kerusuhan sepak bola, kepongahan dan kesombongan, gaya hidup hedon yang jauh panggang dari api, korupsi, narkoba, oligarki, dinasti, dll, terus melingkari kisah kehidupan di negeri ini, yang semuanya, ujungnya tetap membuat rakyat menderita. Itu semua, karena yang diberikan amanah, tidak berkualitas diri.

Pun, dalam kehidupan nyata, kita dengan mudah dapat menjumpai orang yang memiliki kualitas diri, yaitu seseorang yang rendah hati, berbesar hati, berjiwa besar, penuh sopan santun, penuh etika, berbudi pekerti luhur, berkarakter mumpuni, penuh empati-simpati, peduli, tahu diri dan lainnya. Hal itu ada dalam diri orang-orang, mulai dari orang-orang yang belum mengenyam bangku pendidikan, hingga yang sudah mengenyam pendidikan tinggi. 

Orang-orang yang memiliki kualitas diri, tentulah dalam kehidupan yang melingkarinya, penuh dengan sentuhan dan pengaruh positif. Sentuhan dan pengaruhnya hasil dari pendidikan, pergaulan, pertemanan dan lainnya. Sehingga dapat membuat seseorang menjadi dirinya sendiri yang berkualitas.

Sebaliknya, sentuhan dan pengaruh yang negatif, dapat menjerumuskan seseorang ke dalam kualitas diri (pribadi) yang buruk. Kualitas diri yang rendah. Hal tersebut pun terjadi, baik pada orang-orang yang belum mengenyam bangku pendidikan, mau pun sudah mengenyam bangku pendidikan tinggi. Ternyata tetap tidak ada pengaruh dan perubahan karakter dalam kualitas dirinya alias dirinya tetap tidak berkualitas.

Dalam perilaku kehidupan sehari-hari, mereka tetap setia tidak rendah hati (sombong), tidak berbesar hati, tidak berjiwa besar, tidak ada sopan santun, tidak ada etika, tidak berbudi pekerti luhur, berkarakter buruk, tidak memiliki empati-simpati, tidak peduli, tidak tahu diri, tidak KDRT, dan sebagainya.

Karenanya, mudah sekali kita menjumpai orang-orang di sekeliling kita yang,
(Tahu sedikit, gayanya tahu banyak.
Tahu banyak, gayanya tahu sedikit). 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun