Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Pengamat pendidikan nasional dan sosial. Konsultan pendidikan independen. Prakitisi dan Narasumber pendidikan. Praktisi Teater. Pengamat sepak bola nasional. Menulis di berbagai media cetak sejak 1989-2019. Ribuan artikel sudah ditulis. Sejak 2019 rehat menulis di media cetak. Sekadar menjaga kesehatan pikiran dan hati, 2019 lanjut nulis di Kompasiana. Langsung meraih Kompasianer Terpopuler, Artikel Headline Terpopuler, dan Artikel Terpopuler Rubrik Teknologi di Akun Pertama. Ini, Akun ke-Empat.

Bekerjalah dengan benar, bukan sekadar baik

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Bagaimana Mengobati Kecerdasan Indonesia yang Terus Terpuruk, Sakit?

29 September 2022   15:58 Diperbarui: 29 September 2022   16:07 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dari hasil penelitian Lynn dan sejawatnya, ternyata Indonesia tercecer jauh, menempati urutan 132 dengan rerata IQ 78,49 dari jumlah penduduk 279 juta jiwa. Padahal, Singapura malah duduk diurutan tercerdas ketiga di dunia.

Untuk kecerdasan ini, 10 besar negara tercerdas di dunia tahun 2022 adalah:
1. Jepang. Rerata IQ: 106,48. Jumlah penduduk: 125 juta jiwa.
2. Taiwan. Rerata IQ: 106,47. Jumlah penduduk: 23 juta jiwa.
3. Singapura. Rerata IQ: 105,89. Jumlah penduduk: 5 juta jiwa.
4. Hongkong. Rerata IQ: 105,37. Jumlah penduduk: 7 juta jiwa.
5. China. Rerata IQ: 104,1. Jumlah penduduk: 1 miliar jiwa.
6. Korea Selatan. Rerata IQ: 102,35. Jumlah penduduk: 51 juta jiwa.
7. Belarus. Rerata IQ: 101,6. Jumlah penduduk: 9 juta jiwa.
8. Finlandia. Rerata IQ: 101,2. Jumlah penduduk: 5 juta jiwa.
9. Liechtenstein. Rerata IQ: 101,07. Jumlah penduduk: 38 ribu jiwa.
10. Belanda. Rerata IQ: 100,74. Jumlah penduduk: 17 juta jiwa.

Selain itu, juga ada rapor 10 Negara tercerdas di dunia yang diukur oleh Program for International Student Assessment (PISA). Berdasarkan
studi terakhir 2018 yang dilakukan oleh Organization for Economic Cooperation and Development (OECD) menerbitkan hasil Program for International Student Assessment (PISA) tiga tahunan.

Studi ini membandingkan nilai tes membaca, matematika, dan sains dengan responden lebih dari 600 ribu siswa dari 79 negara. Mirisnya lagi, Indonesia hanya mendapatkan skor membaca 371 dari 487. Skor matematika 379 dari 487, dan skor sains 389 dari 489.

Negara yang duduk di 10 besar adalah
1. China.
Skor PISA: 555, 591, 590.
2. Singapura.
Skor PISA: 549, 569, 551.
3. Makau (China).
Skor PISA: 525, 558, 544.
4. Hong Kong (China).
Skor PISA: 524, 551, 517.
5. Estonia.
Skor PISA: 523, 523, 530.
6. Kanada.
Skor PISA: 520, 512, 518.
7. Finlandia.
Skor PISA: 520, 507, 522.
8. Irlandia.
Skor PISA: 518, 500, 496.
9. Korea.
Skor PISA: 514, 526, 519.
10. Polandia.
Skor PISA: 512, 516, 511.

Selain itu, juga ada 10 negara tercerdas di dunia dengan Intelligence Capital Index (ICI). Studi yang terakhir dilakukan pada 2017, mengukur tingkat kecerdasan berdasarkan negara yang paling mungkin memanfaatkan kecerdasan warganya.

Kecerdasan kemudian dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan pengetahuan dan mengenalkan teknologi dan inovasi seperti big data, cloud computing, artificial intelligence, dan lainnya. Lagi-lagi, Singapura pun ada di 10 besar dunia. Berikut posisi 10 besar dunia itu.
1. Amerika Serikat.
Skor yang diraih: 74.88 (A+).
2. Inggris.
Skor yang diraih: 64.19 (A).
3. Jerman.
Skor yang diraih: 64.18 (A).
4. Australia.
Skor yang diraih: 63.96 (A).
5. Singapura.
Skor yang diraih: 63.60 (A).
6. Swedia.
Skor yang diraih: 61.58 (A).
7. Swiss.
Skor yang diraih: 61.57 (A).
8. Kanada.
Skor yang diraih: 61.15 (A).
9. Finlandia.
Skor yang diraih: 60.45 (A).
10. Denmark.
Skor yang diraih: 60.25 (A).

Kira-kira bagaimana Kurikulum Pendidikan di negara-negara cerdas tersebut? Bagaimana kompetensi para gurunya dalam mendidik dan mengajar?

Mengapa pendidikan dan kecerdasan Indonesia terus terpuruk, tercecer? Masalahnya, sudah diketahui, sudah diidentifikasi. Tetapi mengapa hasilnya selalu tercecer. Bahkan untuk ukuran kecerdasan yang laporannya diterbitkan oleh World Population Review, dari hasil penilaian Lynn 2019 dan dilaporkan pada 2022?

Saya pikir, masalah kecerdasan ini wajib ditangani secara prioritas. Sebab, bagi negara lain, hal ini pun adalah prioritas yang menjadi cermin untuk kedudukan negara mereka di mata dunia, khususnya dalam masalah kecerdasan, umumnya masalah pendidikan.

Apakah Tim Bayangan Nadiem atau program Kemendikbudristek akan menjangkau pada perubahan hasil kecerdasan anak/warga Indonesia? Bagaimana mengobati, sebab masalah kecerdasan ibaratnya terus sakit dan apa obatnya? Semoga, ya. Aamiin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun