Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Pengamat pendidikan nasional dan sosial. Konsultan pendidikan independen. Prakitisi dan Narasumber pendidikan. Praktisi Teater. Pengamat sepak bola nasional. Menulis di berbagai media cetak sejak 1989-2019. Ribuan artikel sudah ditulis. Sejak 2019 rehat menulis di media cetak. Sekadar menjaga kesehatan pikiran dan hati, 2019 lanjut nulis di Kompasiana. Langsung meraih Kompasianer Terpopuler, Artikel Headline Terpopuler, dan Artikel Terpopuler Rubrik Teknologi di Akun Pertama. Ini, Akun ke-Empat.

Bekerjalah dengan benar, bukan sekadar baik

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Ladeni Curacao (84): Timnas Senior, Belajarlah dari U-16 dan U-19 yang Cerdas TIPS

24 September 2022   08:21 Diperbarui: 24 September 2022   08:27 385
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Minimal imbang, jangan lihat matematis

Terlepas dari masalah pemain titipan, menghadapi tim ber-ranking 84 dunia, STy diharapkan akan mampu membawa Timnas Indonesia meraih hasil positif. Secara logis dan matematis, menghadapi lawan yang berbeda tingkat 71 digit, tentu perbedaan kualitas TIPS pemain dan TIPS Tim akan sangat menonjol.

Tetapi, sudah terbukti, dalam dunia olah raga, khususnya sepak bola, hitungan matematis, hasilnya sering tidak signigikan, karena sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Seperti kondisi pelatih, pemain, tuan rumah, dll.

Namun, sebagai tim berperingkat 84 dunia, Curacao tentu tidak mau catatan matematisnya tidak mendampak pada hasil laga yang signifikan menghadapi lawan yang hanya duduk di peringkat 155 dunia. Terlebih deretan pemain yang dibawa juga cukup mentereng.

Oleh karena itu, bila dalam laga pertama nanti Garuda mampu menahan imbang Curacao, sudah luar biasa. Sebab, dalam sejarah pertemuan Garuda dengan tim-tim asal CONCANCAF, Timnas Indonesia mencatat dua kemenangan, dua kali seri, dan dua kekalahan.

Dalam literasi di berberapa media,  Timnas Indonesia meladeni negara-negara anggota CONCACAF diawali pada 1983, yaitu melawan Amerika Serikat. Hasilnya imbang 2-2 pada ajang Presidents Cup di Korea Selatan. Berikutnya, kalah 0-4 dari Kanada pada Merlion Cup: 1986.

Selanjutnya, kalah 2-1 dari Jamaika dalam laga persahabatan: 2007. Kalah 1-0 dari Kuba di laga persahabatan: 2014. Imbang 0-0 versus Puerto Rico  di laga persahabatan: 2017. Dan, kembali kalah 2-1 di laga persahabatan vs Guyana, 2017.

Dari enam catatan laga tersebut, melihat situasi Timnas Indonesia terkini, maka ada harapan, Garuda minimal kembali dapat mengimbangi Timnas Cuarcao.

Malu kepada Timnas U-16 dan U-19

Terakhir, Timnas Indonesia (senior) harus punya rasa malu kepada Timnas U-16 yang baru saja meraih Juara Piala AFF U-16 2022 dan Timnas U-19 yang lolos ke Putaran Final Piala Asia U-20 2023. Karena dua tim adiknya ini sudah unjuk gigi mampu tampil sesuai ekpetasi publik sepak bola nasional. CERDAS TIPS dan TIDAK ADA yang EGOIS.dan INDIVIDUALIS.

Bila nanti masih ada pemain Timnas Senior  yang tampil egois dan individualis. Sudah begitu tidak cerdas TIPS. Tidak cerdas otak, mental, teknik, dan fisik, maka publik pun tentu akan kembali bersuara negatif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun