Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Pengamat pendidikan nasional, sosial, dan pengamat sepak bola nasional. Ini Akun ke-4. Akun ke-1 sudah Penjelajah. Tahun 2019 mendapat 3 Kategori: KOMPASIANER TERPOPULER 2019, ARTIKEL HEADLINE TERPOPULER 2019, dan ARTIKEL TERPOPULER RUBRIK TEKNOLOGI 2019

Bekerjalah dengan benar, bukan sekadar baik

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Manusia dan Transaksi Terlarang

11 September 2022   08:20 Diperbarui: 11 September 2022   08:23 946
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Iulstrasi: Supartono JW


Watak manusia: Baik dan Buruk sesuai Kodrat. Manusia Buruk, akan selalu bersembunyi di balik perasaan, kedok duniawi, dan  surgawi, terus melakukan TRANSAKSI TERLARANG. Memanfaatkan kesempatan untuk memperoleh uang dan apa pun yang diinginkan secara instan. Menabrak tatanan. Tidak peduli harus sampai menjual diri dan harga diri.

(Supartono JW.10092022)

Transaksi. Kata ini setiap detik dipakai oleh manusia dalam kehidupan di dunia. Sesuai Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) arti transkasi adalah persetujuan jual beli (dalam perdagangan) antara dua pihak, pelunasan (pemberesan) pembayaran (seperti dalam bank).

Dalam praktiknya, seiring dengan kemajuan zaman dan teknologi, transaksi ternyata bukan hanya kegiatan persetujuan jual beli (dalam perdagangan) antara dua pihak, pelunasan (pemberesan) pembayaran (seperti dalam bank), yang kita kenal sebagai transkasi ekonomi. Kini, transaksi pun dapat dilakukan melalui dunia maya, dunia media sosial, dunia online.

Namun, kegiatan transaksi, juga sudah menjadi budaya dan tradisi di bidang lain yang tujuannya untuk kepentingan dan kepentingan. 

Ada transaksi di pemerintah, transaksi di parlemen, transaksi di partai, transaksi di politik, transaksi dalam hal hukum, transaksi sosial, transaksi budaya, transaksi olah raga,  yang melibatkan para elite di negeri ini, hingga ada transaksi-transaksi  yang di lakukan oleh rakyat jelata, seperti transaksi judi dan jual diri (pelacuran terselebung).

Transaksi-transaksi di luar makna KBBI tersebut, adalah transaksi terlarang dan melanggar hukum. 

Tujuannya untuk kepentingan diri sendiri atau kelompok atau golongan, maka dilakukan dengan cara tertutup, rahasia, terselubung, dan dilakukan oleh orang-orang miskin hati dan pikiran (Licik dan picik), hingga buah transaksinya akan berakibat merugikan dan menyakiti pihak terkait.

Mereka tetap saja tidak punya rasa malu dan harga diri meski para transaktor akhirnya ada yang ditangkap polisi karena transaksinya diendus oleh keluarganya, saudaranya, kerabatnya, sahabatnya, temannya, rekannya, hingga masyarakat. Pun ada yang diciduk KPK karena perbuatan transksi yang nyata melawan hukum dan ada skenario sandiwara.

Perbuatan transaksi pun semakin memiriskan hati, sebab para pelajar juga piawai melakukan aksi tawuran dengan transaksi terselubung melalui dunia maya, media sosial demi gengsi dan harga diri kelompok/golongannya.

Gagal iman, kodrat manusia baik dan buruk

Mengapa orang-orang sampai melakukan transaksi terlarang yang melanggar hukum, menyakiti hati orang terdekatnya, keluarganya, suami, istri, anak, masyarakat sampai terus menyakiti rakyat?

Jawabnya, ada pendidikan keimanan yang gagal membuat seseorang memiliki dan menguasai iman yang kuat. Iman adalah kepercayaan (yang berkenaan dengan agama), keyakinan dan kepercayaan kepada Allah, nabi, kitab, dan sebagainya, ketetapan hati, keteguhan batin, keseimbangan batin.

Bicara iman seseorang, maka juga harus kita tahu tentang kodrat manusia. Sebab, dapat dipastikan, orang yang kaya hati dan pikiran, tentu tidak akan melakukan perbuatan transaksi terlarang dan melanggar hukum yang dapat merugikan diri sendiri, suami/istri/anak/keluarga/saudara sampai masyarakat/rakyat karena menjadi manusia yang sesuai kodrat dan berhasil menjadi manusia yang sesuai label kodrat baik.

Dalam KBBI, kodrat adalah kekuasaan (Tuhan): manusia tidak akan mampu menentang atas dirinya sebagai makhluk hidup. Kodrat adalah hukum (alam), kodrat juga berarti sifat asli, sifat bawaan. Kodrat alam artinya hukum alam. Kodrat ilahi, yaitu kekuasaan Allah (Tuhan).

Berdasarkan makna tersebut, manusia sebagai makhluk berakal budi, punya hati, personality  dan  makhluk rasional, punya otak, punya pikiran, intelegensi, seharusnya akan dapat menjalani hidup yang baik dan bahagia dengan cara yang benar dan baik. Namun, sesuai kodrat, ada manusia yang baik, danmanusia yang buruk. Kodrat sebagai manusia baik dan buruk inilah yang akan mengantar prose hidup manusia di kehidupan dunia.

Menurut KBBI, baik adalah kata sifat yang berarti tidak jahat, terhormat, dan jujur. Buruk adalah rusak atau busuk karena sudah lama, jahat, tidak menyenangkan, tidak cantik, tidak elok, jelek (muka, rupa, dan sebagainya), bodoh, dan sebagainya.

Selain itu, ada buruk mulut, kasar perkataannya. Buruk perut, banyak makan. Buruk pinta, buruk nasibnya. Buruk sangka, salah menyangka orang, salah terima. Buruk selera, rakus, tamak.  Buruk siku, tidak pernah mengakui atau menghargai kebaikan (pemberian) orang lain.

Kodrat manusia yang lain adalah watak. Manusia dibekali watak jujur, berani, penyabar, pengasih, penyayang, setia, ceria, bijaksana, rajin, pemaaf, pemarah, jinak, hemat, pendendam, tidak percaya diri, pendiam, tamak, licik, penakut, pembenci, pemalas, sombong, pengkhianat, cuek, penghina, munafik, egois, iri, buas, boros, pelit, dll.

Dengan adanya hati dan pikiran yang dikembangkan dan berkembang oleh setiap diri manusia, maka manusia bagai makhluk sosial yang berkembang hati dan pikirannya dengan benar dan baik, akan dapat menjaga, melindungi, dan mengantar pribadi manusia yang baik. Sebaliknya, yang gagal, tentu akan tetap menjadikan pribadi manusia yang buruk, karena kodrat wataknya.

Manusia dengan hati dan pikiran yang cerdas, tentu akan mengantar dirinya menjadi orang yang baik. Orang yang kaya hati dan kaya pikiran. Sebaliknya, manusia dengan hati dan pikiran yang belum cerdas, tidak cerdas, akan menjadikan dirinya orang yang buruk.

Hati dan pikiran manusia (akal budi) akan mengarahkan tujuan hidupnya, menuju kebahagiaan dunia dan akhirat. Namun, sesuai kodrat, akal budi (pikiran dan hati) manusia memiliki keterbatasan.  Keterbatasannya disempurnakan oleh iman kepada Allah. Apa yang tidak dapat dijangkau akal budi, dapat dijangkau oleh iman, kepercayaan akan Ada Yang Tertinggi.

Hakikat manusia sesuai kodrat

Apa yang dimaksud dengan hakikat manusia sesuai kodrat sebagai makhluk sosial? Saya cuplik dari Murtadlo Munthahari: Manusia adalah makhluk serba dimensi (1992:125) Hal ini dapat dilihat dari,

Dimensi pertama, secara fisik manusia hampir sama dengan hewan yang membutuhkan makan, minum, istirahat dan menikah supaya ia dapat tumbuh dan berkembang. Dimensi kedua, manusia memiliki sejumlah emosi yang bersifat etis, yaitu ingin memperoleh keuntungan dan menghindari kerugian.

Berikutnya, Dimensi ketiga, manusia memiliki perhatian terhadap keindahan. Dimensi keempat, manusia memiliki dorongan untuk menyembah Tuhan.

Dimensi kelima, manusia memiliki kemampuan dan kekuatan yang berlipat ganda, karena ia dikarunia akal, pikiran dan kehendak bebas, sehingga ia mampu menahan hawa nafsu dan menciptakan keseimbangan dalam hidupnya. Dan, Dimensi keenam, manusia mampu mengenal dirinya.

Dari Dimensi sosial tersebut, semoga saya semakin mengenal diri saya. Memahami kodrat saya sebagai pribadi yang wataknya baik atau buruk. Terus belajar dan memperkuat praktik iman saya. Sehingga saya terhindar dari perbuatan transaksi terlarang yang terselubung, melawan hukum manusia mau pun Agama, yang menyakiti hati siapa saja. Aamiin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun