Kekawatiran "perkumpulan/sekolah/akademi/diklat" sepak bola akan menjadi klaster baru penyebaran corona, akhirnya terbukti. Meski klaster baru di sekolah sepak bola ini terjadi bukan di Indonesia, namun masyarakat Indonesia khususnya penggiat sepak bola akar rumput (usia dini dan muda) yang sudah aktif turun lapangan membuka latihan dan pertandingan sepak bola, wajib waspada.
Sebab, tim sepak bola sebuah SMA menjadi klaster baru virus corona (COVID-19) di Jepang. Diketahui, 91 anggota tim tersebut dilaporkan positif corona meski tidak memiliki gejala atau hanya menderita gejala ringan penyakit pernafasan.
Kejadian klaster sekolah sepak bola di Jepang ini mirip dengan kejadian klaster corona di sekolah formal yang belajar tatap muka di Finlandia, Prancis, Inggris, Korea Selatan dll. Dan, ternyata diikuti oleh klaster sekolah formal di beberapa daeray Indonesia, karena tetap nekad dan bandel membuka sekolah tatap muka.
Kini, dengan adanya contoh klaster corona di sekolah sepak bola di Jepang, maka penggiat sepak bola di Indonesia baik di akar rumput maupun klub di tengah masyarakat, benar-bebar tidak boleh menyepelekan contoh kasus ini. Terlebih semua yang terpapar dan kasus positif tersebut nampak sehat dan tak ada gejala.
Ironisnya, Covid-19 yang terus berpandemi di seluruh dunia, tak terkecuali Indonesia yang setiap hari kini justru bertambah kasus positif dengan rata-rata dua ribuan kasus, nyatanya tak menyurutkan langkah masyarakat untuk tetap beraktivitas secara normal.
Dalam aktivitas yang sekarang sudah sangat terlihat normal, meski tetap ada peraturan ketat protokol kesehatan dan ancaman hukuman/dendanya, tetap saja masih banyak masyarakat yang abai tak menggunakan masker, tak cuci tangan, dan tak jaga jarak.
Hampir di semua sektor kehidupan, kini sudah mencoba kembali dalam kehidupan normal. Maka, tak heran bila kasus positif dan klaster penularan corona terus berkembang biak. Dalam kondisi seperti sekarang, nampaknya Pemerintah Indonesia di bawah Jokowi seperti nampak "pasrah".Â
Segala angkutan umum, darat, laut, udara pun sudah "terbuka" dan seperti normal. Pasar, mal, dan pusat keramaian pun dibuka, termasuk tempat wisata. Lalu, masyarakat juga sudah sangat bebas kembali bermain sepak bola. SSB/Akdemi/Diklat/Klub, dll, semuanya sudah aktif berlatih dan bertanding, meski PSSI sendiri baru akan menggulirkan Liga 1 dan 2 pada bulan Oktober.
Karenanya, adanya tim sepak bola sebuah SMA menjadi klaster baru virus corona (COVID-19) di Jepang, wajib menjadi perhatian dan catatan.
Meski Jepang saat ini masih harus bekerja keras untuk lolos dari ancaman gelombang kedua virus corona (COVID-19), setelah dicabutnya status darurat nasional sejumlah klaster baru mulai bermunculan. Ini sama persis dengan di Indonesia.
Klaster baru pun ditemukan mulai dari kantor hingga sekolah di Jepang, termasuk ditemukannya  91 orang di sebuah SMA di Prefektur Shimane yang tergabung dalam tim sepak bola, dinyatakan positif COVID-19.