Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Pengamat
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Niat berbagi

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Lahir KAMI, Muncul KITA, KALIAN, Perseteruan Politik=Tawuran Pelajar-Massa dan Suporter Sepak Bola

21 Agustus 2020   20:32 Diperbarui: 21 Agustus 2020   20:56 198
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ibarat bara dalam sekam, setiap saat apinya akan kembali membesar saat ada "tiupan". Begitupun tawuran pelajar atau suporter sepak bola dan lainnya, yang akan sangat mudah tersulut dan membesar begitu ada pemicu yang mengawalinya. Lalu, bagaimana dengan perseteruan dalam bidang politik, sejak Pilgub DKI (Jokowi-Ahok) yang dilanjutkan dengan Pilpres Periode pertama dan kedua Jokowi?Ternyata sejak Jokowi dan Ahok muncul dalam peta politik Indonesia, itulah tonggak perseteruan antara rakyat dengan rakyat yang terus bak bara dalam sekam, terus seperti tawuran pelajar dan suporter sepak bola nasional yang tak akan pernah padam.

Perseteruan rakyat akibat saling memihak kepada "junjungannya" dalam politik di Indonesia, apakah akan abadi?

Saat pihak "rakyat" yang tak dalam pemerintahan membuat "acara/kegiatan/perkumpulan" ini dan itu dll, maka pihak "rakyat" yang mendukung pemimpin dalam pemerintahan pun akan terus merasa di atas angin, lalu tak akan mau kalah dengan pihak "oposisi" yang ingin agar kepemimpinan Indonesia sesuai amanah Pembukaan UUD 1945.

Terbaru, saat "rakyat" yang oposisi membuat Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) dan dideklarasikan pada 18 Agustus 2020, maka hanya berselang sehari, 19 Agustus 2020, relawan Jokowi pun menggelindingkan Kerapatan Indonesua Tanah Air).

Tak berhenti di situ, aktivis dari Jaringan Aktivis Pro Demokrasi (ProDEM) juga mendeklrasikan KALIAN pada hari ini, Jumat (21/8). KALIAN sendiri merupakan singkatan dari Kawanan Alternatif Lain Indonesia Antar Netizen.

Tidak semewah KAMI dan KITA yang dilakukan di gedung dan dihadiri banyak orang. KALIAN cukup dideklarasikan di akun Twitter.

Mungkin untuk KALIAN, kita lupakan dulu,  sebab yang sekarang terlihat sangat frontal adalah lahirnya KITA yang hanya berselang satu hari dari KAMI.

Kendati lahirnya kita disebut bukan sebagai tandingan KAMI dan juga bukan dalam rangka menyulut dendam keterbelahan, bukan mustahil bahwa ini memang sebagai sarana lanjutan dari perseteruan yang tak akan berujung.

Ironisnya, pemimpin bangsa yang seharusnya menjadi panutan dan sewajibnya menjadi pihak yang menengahi, justru terus didukung oleh "rakyat" yang terus menjaga dan mengamankan kedudukannya. Bahkan, Jokowi yang terus dalam kritik dan pengawasan "rakyat" yang sebagian akhirnya membentuk KAMI, kini para relawannya malah membuat tandingan dengan lahirkan KITA.

Atas kondisi ini, apa bedanya pemerintah sekarang (Jokowi) dengan "rakyat" oposisi dengan perilaku pelajar dan suporter sepak bola nasional yang terus melanggengkan tradisi tawuran? Bagaimana pelajar dan suporter sepak bola akan putus mata rantai tradisi tawurannya, bila pemerintah yang didukung oleh partai politik dan elite partai serta dipagari oleh relawan dan pengagumnya juga terus menyuburkan tradisi perseteruan demi memperkokoh kedudukan dan posisinya di singgasana dan kekuasaan.

Meski perseteruan di bidang politik levelnya jauh dari tawuran pelajar dan suporter sepak bola dari segi intelektualitas, karena perseteruan politik ini dimainkan oleh para aktor dewasa, berpendidikan, dan sudah makan asam garam kehidupan, namun cara-cara berseteru yang ditampilkan oleh para pengikutnya, nampak sama dengan para perusuh dan pembuat onar tawuran pelajar dan sepak bola, seolah tak berpendidikan dan tak bermoral.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun