Butuh vaksin agar rakyat Indonesia kembali berdaulat! Sebab, hampir sepanjang 75 tahun Indonesia merdeka, meski bangsa dan negara ini telah lepas dari penjajahan bangsa asing, nyatanya rakyat tetap tidak merdeka. Rakyat tetap menderita dan sulit mendapatkan keadilan di negerinya sendiri.
Kemerdekaan rakyat, ilusi?
Haruskah kemerdekaan yang sudah direbut oleh para pejuang demi rakyat dan bangsa Indonesia dapat hidup dengan menentukan nasibnya sendiri untuk maju, berkembang, makmur, dan sejahtera hanya ilusi?
Ibaratnya, setelah merdeka dari penjajah, rakyat Indonesia tidak pernah kebal dari terpaan derita karena para pemimpin yang diamanahkan rakyat untuk memimpin negeri ini justru hanya memikirkan kekebalan dirinya sendiri, keluarganya, kroninya, partainya, dan mengabdi pada cukong-cukong.
Dengan demikian, bila kini pandemi corona terus menyebar di seluruh dunia dan seantero nusantara, lalu berbagai negara temasuk Indonesia juga berlomba menemukan vaksin untuk corona, tidak demikian halnya dengan pandemi rakyat tak berdaulat sepanjang Indonesia merdeka.
Rakyat terus bodoh dan dibodohi oleh setiap pemimpin di negeri ini. Rakyat hanya dibutuhkan suaranya demi para penguasa dapat duduk dikursi parlemen dan pemerintahan. Rakyat hanya dijadikan boneka dan alat untuk berbagai kepentingan. Rakyat hanya dijadikan simbol dan atas nama untuk mereka mereguk dan menguasai  segala hal yang ada di negeri ini.
Demokrasi praktiknya hanya basa-basi. Â Semboyan dari rakyat, untuk rakyat, dan oleh rakyat hanya slogan bahkan berubah menjadi dari rakyat, untuk cukong dan oleh cukong.
Kendati ini negeri Republik, sepanjang Indonesia merdeka tak ubahnya dikelola dengan tangan tiran dan kerajaan. Kesewenangan terus terjadi. Pemerintahan otoriter cukup panjang mencengkram, meski sempat ada reformasi yang justru melahirkan kebebasan yang kebablasan, lalu muncul pemerintahan oligarki. Tak berhenti di situ, kini oligarki pun terus disemai, bahkan sudah nampak otoriternya.
Pidato-pidato, janji-janji pemimpin untuk memberantas ini, tak main-main untuk ini dan itu, semua hanya utopia dan ilusi yang diracik indah dalam narasi agar rakyat terus mengabdi, meski terus menderita di bawah kaki mereka.
Rakyat tak pernah sembuh dari sakit kehilangan kedaulatan. Bahkan, kedaulatan dirampas oleh pemimpin dengan berbagai dalih. Pandemi rakyat tak lagi berdaulat terus dicipta. Bahkan protokolnya pun diskenario sedemikian rupa.
Bila protokol kesehatan untuk Covid-19 adalah jaga jarak, memakai masker, dan selalu cuci tangan, maka itu tak ubahnya seperti protokol agar rakyat terus tak berdaulat.