Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Pengamat
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Niat berbagi

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Catatan Perjalanan (3) 26 Juli, Amsterdam, Jelajah Brussel-Belgia, dan Menuju Paris

26 Juli 2020   12:13 Diperbarui: 26 Juli 2020   12:27 263
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Untuk ke sana, harus melewati kafe-kafe. Tetapi Jeanneke Pis kalah pamor. Saat kami datang, tak banyak turis. Hanya hitungan jari. Tidak seperti pengunjung Manneken Pis yang ramai.

Sumber: Supartono JW
Sumber: Supartono JW
Sumber: Supartono JW
Sumber: Supartono JW
Cukup mengakrabi Manneken Pis, saya pun langsung bergerak menuju Atomium. Atomium juga satu di antara Ikon Brussels lainnya.  Bentuknya unik dan futuristik, seperti atom dan dibuat dari bahan aluminium. Itulah mengapa dinamai Atomium. Ada 9 bola baja raksasa disusun membentuk struktur inti sebuah kristal. 

Pengunjung bisa naik ke bagian tertinggi Atomium. Sayang karena keterbatasan waktu, kami tidak memiliki waktu naik ke bagian tertinggi Atomium. 

Terlebih untuk naik perlu menunggu lama karena antrian yang relatif panjang, sementara lift untuk menuju ke atas hanya satu. Sekitar 30 menit harus menunggu. Padahal bila sampai mencapai puncak Atomium, di atas dek observasi, pemandangan kota Brussels tampak 380 derajat.

Sumber: Supartono JW
Sumber: Supartono JW
Tapi mau bilang apalagi, terpenting, kini saya sudah ada di Atomium, sebuah monumen setinggi 103 meter, dalam rangka Expo '58, sebuah World's Fair pada tahun 1958, berbentuk kristal besi yang diperbesar 165 miliar kali. 

Detilnya, sembilan buah bola baja berdiameter 18 m dihubungkan dengan eskalator dalam silinder-silinder mencapai 114,8 kaki, salah satu yang terpanjang di Eropa. Jendela di bola paling atas menyajikan pemandangan kota Brusel, sedangkan bola yang lain menampilkan ekshibisi tahun 1950-an kecuali tiga buah bola yang tertutup bagi pengunjung karena tidak memiliki penyangga vertikal.

Uniknya, tadinya monumen ini hanya didesain untuk berdiri selama 6 bulan namun karya arsitek Andr Waterkeyn ini bisa bertahan sampai sekarang dan kepopulerannya sebagai tujuan turis bisa menyaingi Manneken Pis.

Sumber: Supartono JW
Sumber: Supartono JW
Akhirnya, setelah puas di Atomium, kami pun kembali ke atas bus. Tepat pukul 14.30, bus pun meluncur ke arah Paris, Prancis. Sesuai rencana, kami akan tiba di Paris saat santap malam, dan lanjut menginap di malam pertama di Mercure Hotel. Bagaimana kisah perjalanan Brussel-Paris?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun