Berikutnya, perjalanan lebih panjang akan kami lalui saat menuju Paris, Prancis. Brussel menuju Paris dengan jarak tempuh 312 km kira-kira akan memakan waktu 4 jam 40 menit. Meski begitu, karena saya sudah terbayang akan dapat melihat langsung Manneken Pis di Brussel sejak dari Indonesia, rasanya jarak itu sudah sangat dekat.
Begitu sarapan pagi di Hotel Park Plaza usai, semua rombongan pun sudah berada dalam bus. Tepat pukul 09.00 waktu setempat, bus meluncur mengarah Brussel. 3 jam 10 menit, bila tidak ada halangan, maka kami semua akan tiba di Belgia. Meski 3 jam 10 menit adalah bukan waktu yang sebentar, namun karena perjalanan kali ini adalah siang hari, maka kami semua memanfaatkan waktu dengan melahap pemandangan antara Amsterdam-Brussel.
Sambil mengingat kembali Amsterdam, meski tidak semua destinasi dapat kami jelajah karena keterbatasan waktu, mengingat pesepeda di sana dibandingkan pesepeda di Indonesia yang baru menjamur saat wabah corona, yang paling mendasar adalah, karena sepeda di Belanda sebagai alat transportasi utama, maka sepeda bukan menjadi gaya hidup, bukan untuk gaya-gayaan, bukan untuk sok-sok-an.Â
Sebab saya melihat peristiwa ini sembilan tahun yang lalu, maka satu kata yang dapat saya sebut, ternyata rakyat Indonesia ini banyak yang "norak" menyoal sepeda, terutama yang termasuk golongan orang kaya baru (OKB).
Lalu makan malam di Desa Restaurant, Menu: Soto Ayam (Chicken Soup)/Nasi Putih (Steamed Rice) / Buah (Fruits)/Daging Rendang (Beef With Spicy Coconut Sauce)/Sate Ayam (Chicken Sate) / Tahu Tjampur (Eggs With Red Pepper Sauce)/Ikan Goreng (Mackerel Fish With Balinese Sauce)/Sayur Lodeh (Mixed Vegetable With Peanut Sauce).