Hal yang menarik lagi di hari kelima adalah, tim musik Indonesia, ternyata terpilih untuk melakukan pertunjukkan live di sebuah radio lokal Veliko Tarnovo. Rekaman live pun dilakukan langsung dari hotel. Jadi, saat tim lain sedang menyusuri Veliko, tim musik rekaman. Luar biasa!
Selepas makan siang, rombongan pun masih cukup waktu istirahat. Usai Ashar, semua anggota tim sudah berkostum dan bertata rias. Rombongan pun bergerak menujuk desa tempat pementasan tetap dengan bus yang telah disiapkan panitia.
Bila saat tim tampil di Mal Veliko, kami menyusuri jalanan kota, maka kali ini bus menyusuri jalan desa. Kami pun menikmati pemandangan indah sepanjang perjalanan di kota yang berbukit ini. Beberapa kali saya melihat ada lapangan sepak bola yang sangat terawat, saat melintasi desa-desa. Namun meski sudah sore hari, ternyata lapangan bola itu kosong. Tidak ada warga yang bermain sepak bola atau pun ada klub yang sedang berlatih. Pun tidak ada Sekolah Sepak Bola atau Akademi Sepak Bola di situ. Coba bila desa itu ada di Indonesia, pasti lapangan sudah penuh. Padahal Bulgaria juga termasuk negara yang sepak bolanya memiliki ranking dunia. Mungkin lain kali, saya akan cerita kunjungan ke Eropa ini, bagaimana kisah sepak bola akar rumput di negeri-negeri benua biru ini, yang saya tayakan langsung kepada para warga di sana. Intinya, saya juga pelajari menyoal sepak bola khususnya akar rumput ini.
Saat bus akhirnya tiba di desa yang dituju, ternyata masyarakat desa tersebut telah siap menyambut kedatangan kami di depan gedung pertunjukkan. Laki-laki, perempuan, tua-muda, anak-anak, semua sangat ramah menyambut kami. Dan, malam ini, mereka secara khusus akan menyaksikan pertunjukkan tari dan musik dari Indonesia.
Kami pun langsung di antar masuk ke dalam gedung pertunjukkan. Bila disamakan dengan di Indonesia, gedung itu seperti gelanggang olah raga . Ada panggungnya, dan ada arena ruang kosong yang multi fungsi. Saat kami masuk, ruang arena sudah menjadi ruang penonton yang diisi kursi yang disusun teratur. Tim musik dan tari pun langsung menuju panggung untuk melakukan penyesuaian dan adaptasi, setting dan blocking.
Setelah malam menjelang, bila di Indonesia adalah waktu usai Salat Maghrib, maka kursi penonton pun sudah terisi penuh. Layar panggung sudah tertutup. Ketika acara dimulai, panitia, pimpinan desa setempat, dan perwakilan dari Indonesia mengawali dengan pidato singkat. Berikutnya, layar pun terbuka dan pertunjukkan dimulai. Nomor tari dan musik beregu dan tari-musik perorangan pun usai dipentaskan. Sambutan penonton sangat meriah.
Sambutan dan kehangatan warga desa di Veliko Tarnovo itu pun masih berlanjut dengan jamuan makan malam seusai pentas. Begitu kami meninggalkan desa, seluruh warga pun menggiringi kepergian bus yang membawa kami meninggalkan desa, Sangat mengesankan kegiatan di hari kelima ini. Alhamdulillah...
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Sosbud Selengkapnya