Sehingga acara IFFVT memang sudah merupakan agenda Cioff yang tempat penyelenggaraannya akan berpindah dari negara ke negara, benua ke benua, dan diikuti oleh negara-negara di seluruh dunia dalam rangka perlindungan warisan budaya takbenda dan penyebaran tradisi budaya dari berbagai negara di dunia agar segenap generasi muda dapat terus mewarisi dan mempertahankan tradisi budaya dari masing-masing negaranya. Mengapa acaranya menjadi IFFVT? Karena tempat penyelenggaraan atau tuan rumahnya ada di kota Veliko Tarnovo, Bulgaria.
Selepas bercengkerama dan sarapan pagi, ternyata bus penjemput dari panitia IFFVT sudah tiba di halaman KBRI. Saya dan rombongan pun bergegas menaikkan semua barang bawaan dan perlengkapan untuk festival. Sesuai agenda acara, selepas makan siang, setelah nanti kami semua chek-in di Hotel Veliko Tarnovo, sebagai tempat menginap seluruh rombongan negara peserta, maka semua tim misi budaya dari seluruh negara peserta akan melakukan gladi bersih di panggung utama IFFVT hingga usai, sebelum acara IFFVT secara resmi dibuka pada 16 Juli 2011.
Pada akhirnya, kami semua sudah berada dalam bus menuju Veliko Tarnovo. Jarak antara KBRI Sofia ke Veliko sekitar 221, 4 km, sehingga butuh waktu tempuh sekitar 2,5 hingga 3 jam. Saat melintasi jalan tol, jalan kota, hingga jalan desa menuju Veliko, seharunya menjadi membosankan, namun karena sambil menikmati pemandangan dan suasana Bulgaria, maka mata justru terus memandang ke arah kiri dan kanan bus, menyantap keindahan Bulgaria dari atas bus.
Di tengah perjalanan, saat bus harus menepi ke rest area, maka semua anggota rombongan pun turut turun demi melepas lelah, ada yang ke kamar kecil, ada yang minum kopi. Ternyata, di rest area, kita juga menemukan warung-warung modern yang tidak berbeda dengan yang sudah menjamur di Indonesia yaitu yang bernama akhir ...mart. Bedanya, setiap kami masuk ke toilet, tidak ada anggaran untuk kita membayar seperti di Indonesia.
Begitu pun setiap kita masuk ke warung-warung modern, sejak dari Istanbul hingga kini di tengah perjalanan menuju Veliko, kita sudah dapat menakar, bila mau beli air mineral/softdrink dan makanan ringan/snack, maka berapa Lira/Lev yang harus disiapkan.
Sambil istirahat dan menikmati minuman ringan dan cemilan di rest area, saat itu saya beberapa kali melihat beberapa orang yang berdiri di pinggir jalan, dan mencoba menyetop kendaraan yang lewat. Saat saya tanyakan kepada kru bus, saya mendapat penjelasan bahwa, budaya menumpang mobil orang di sini sudah biasa. Bila beruntung, orang yang ingin menumpang itu saat menyetop mobil akan berhenti dan akan mempersilakan naik, terpenting tujuannya searah.