Tahun ajaran baru 2020/2021 telah dimulai pada Senin, 13 Juli 2020. Setelah adanya evaluasi dari para akademisi, pakar, praktisi, dan pengamat pendidikan bahwa selama empat bulan belajar dengan teknik daring/online/virtual (DOV) dianggap tidak berhasil, cenderung gagal karena berbagai faktor, maka di tahun ajaran baru ini, pembelajaran yang masi menggunakan sistem DOV, wajib menjadi perhatian sekolah, guru, orang tua, siswa, dan stakeholder terkait.
Hal yang paling mengemuka akibat kegagalan pembelajaran DOV selama empat bulan sejak corona hadir di Indonesia, sangat mengerucut pada persoalan "guru hanya mencekoki siswa dengan tugas".
Oleh karena itu, sebab tahun ajaran baru dipaksakan dimulai dan sebagian besar sekolah masih harus belajar dengan sistem DOV atau istilah kerennya Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ), maka sekolah dan guru, wajib memiliki cara jitu, agar pembelajaran DOV atau PJJ tetap diminati, disukai, dan tergaransi kualitas dan mutu.
Bila saat belajar dalam kondisi normal atau tatap muka, guru juga masih banyak yang hanya memberikan pelajaran berupa materi dan tugas-tugas saja, hingga siswa pun tak "mengidolakan" gurunya, sebab saat Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) jangankan di dalamnya ada unsur mendidik, mengajar pun hanya sekadar mencekoki siswa dengan tugas tanpa menjadi contoh model dari materi pelajaran yang harus dikuasi siswa.
Masih sangat terdengar, bahwa setiap guru mengajar, gurunya sendiri, masih banyak yang tidak mumpuni dalam materi tersebut, terutama guru-guru yang mengapu materi pelajaran bukan ilmu pasti.
Sehingga, banyak siswa sudah terbelenggu dan merasa tersiksa bila harus mengikuti pelajaran yang gurunya dapat ditebak ketidak-mampuannya oleh siswa.
Idealnya, setiap guru kelas (SD) dan guru mata pelajaran (SMP/SMA/SMK), wajib sudah menguasai dan dapat menjadi contoh/model bagi siswanya dari setiap materi yang akan diajarkan/didik kepada siswanya. Sebab, guru kelas/mata pelajaran bukan semacam pelatih olah raga yang tidak harus mahir sebagai pemain dalam olah raga profesional yang dilatihnya, karena sebagai pelatih tugasnya lebih kepada kepiawaian meracik strategi, taktik, dan intrik permainan tim.
Guru kelas dan guru mata pelajaran, akan sangat dipercaya oleh para siswanya, bila dia mampu dan menguasai materi yang diampunya.
Sebagai contoh, semisal guru bahasa (bahasa apa pun), sebelum mengajarkan berbagai materi keterampilan berbahasa dan sastranya, maka sang guru wajib mumpuni dalam keterampilan yang akan diajarkan/didik dan wajib memiliki contoh produk hasil karya sesuai materi keterampilan berbahasa dan sastranya.
Begitu pun untuk semua guru kelas dan bidang studi lainnya. Bila guru dapat menunjukkan karya-karyanya dan menjadi model bagi siswanya, maka dengan sendirinya akan timbul kepercayaan dan ketertarikan siswa kepada pelajaran yang diampunya.
Dalam situasi KBM di tengah pandemi corona dan menggunakan sistem DOV atau PJJ ini, maka menjadi penting dan vital bagi semua guru untuk menjadi model bagi para siswanya.
Jangan asal memberikan materi pelajaran, tugas, dan tagihannya, dan terpenjara oleh ketuntasan belajar dari Kurikulum seperti Kompetensi Dasar (KD) dan yang lainnya yang harus tuntas, tapi KBM malah hanya sekadar tempelan, tak bermutu, dan tak dikuasai oleh siswa, terlebih dalam waktu yang terbatas karena belajar melalui DOV dan bersembunyi di balik kata-kita agar siswa mencari sendiri, dapat menyelesaiakan sendiri, kreatif, dan inovatif.
Tetapi, dalam kondisi seperti ini, inilah saatnya para guru menjadi model bagi para siswanya.
Semisal, sebelum mengajar satu materi hingga penugasan/tagihan. Berikan contoh dulu karya gurunya sesuai materi yang akan diajarakan/didik dan tagihan yang akan diminta.
Jadi, siswa dapat melihat contoh tagihan sambil belajar teori langsung dari contoh karya gurunya, baik sebuah karya biasa atau karya yang sudah terpublikasi di media.
Bila pembelajaran dimulai dari guru yang menjadi model, maka siswa dan orang tua akan naik nilai rasa percaya dan minatnya dalam pembelajaran DOV. Sehingga, pembelajaran DOV/PJJ akan ke luar dari paradigma lama, bahwa guru hanya mencekoki siswa dengan tugas dan menyuruh siswa menyelesaikan sendiri tanpa ada panduan konkrit dari guru. Namun, bila guru memberi contoh model yang merupakan karya asli guru, tentu akan berbeda.
Intinya, di masa pandemi corona, KBM dengan sistem DOV atau PJJ, guru wajib menjadi model dan panutan bagi siswa, bukan malah bersembunyi di balik DOV dan PJJ, hanya sekadar memberikan tugas dan tugas, bahkan tanpa ada umpan balik (feddback) pada siswanya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H