Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Pengamat
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Niat berbagi

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Antara Role Model, Teladan, dan RUU-HIP di Tengah Penderitaan Rakyat

26 Juni 2020   10:08 Diperbarui: 26 Juni 2020   10:06 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pancasila adalah harga mati. Tidak perlu dan tidak boleh dipertentangkan lagi sebagai satu kesatuan bagi bangsa. Justru yang kini masih harus diperbaiki dan dibangun adalah perlunya penguatan wawasan kebangsaan tentang nilai-nilai Pancasila bagi masyarakat yang konsisten dan dinamis, dan para elite politik yang dipilih oleh rakyat duduk di kursi parlemen dan pemeritah menjadi teladan pengamal Pancasila yang benar.

Harus disadari dan dipahami, meski kini menjelang 75 tahun Indonesia meredeka dan Pacasila adalah dasar Negara, jangankan anak-anak, remaja, dan orang tua (rakyat Indonesia) dapat memahami, hafal, dan mampu mengamalkan sila-sila dalam Pancasila dengan benar, para elite partai, partai politik, parlemen, dan pemerintah pun, masih jauh dari pengamalan Pancasila dengan benar, amanah bagi rakyat, dan dapat menjadi contoh dan teladan.

Ini kok, malah seolah mendiskreditkan rakyat dan mau bikin RUU-HIP. Jadilah wakil rakyat yang bisa menjadi contoh dulu, membela kepentingan rakyat, amanah untuk rakyat. Bukan malah membikin hal yang tidak perlu, mengungkit-ungkit Pancasila yang tidak diamalkan oleh "kalian" dengan benar.

Di tengah berbagai ketimpangan sosial, ekonomi, kesehatan, kesejahteraan, keadilan, dan dalam masa Covid-19 yang terus menekan, dan membikin rakyat semakin sengsara dan menderita, seharusnya wakil rakyat berpikir bagaimana membantu rakyat. Bukan membuat cerita yang tidak-tidak hingga membikin berbagai pihak "marah" atas ulah yang tidak perlu.

Jangan juga atas kasus ini lempar batu sembunyi tangan. Sebab, siapa di balik sandiwara dan skenario RUU-HIP ini pun benderang terbaca arahnya. Setop para pembicara yang muncul di layar kaca dan pemberitaan media "cengegesan" ngotot membela RUU-HIP. Rakyat semakin antipati. Cek fakta, di berbagai kolom komentar semua media massa yang bicara RUU-HIP.

Bicara Pancasila itu,  yang mendesak dan dibutuhkan rakyat itu adalah role model (seseorang yang pantas untuk kita jadikan teladan karena banyaknya prestasi yang ia dapat serta perilaku baik yang tentunya mencerminkan sikap positif untuk orang banyak) yang benar dan baik untuk diteladani. Sebab, inti dari nilai Pancasila adalah keteladanan di masyarakat yang menjunjung karakter kejujuran, karakter sosial dan karakter spiritual.

Sangat prioritas dan utama adalah keteladanan, baik itu keteladanan pemimpin, para elite partainya yang duduk di parlemen dan pemerintah. Itu yang sangat diharapkan oleh masyarakat.

Jadi, Pancasila yang terdiri atas sila Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, dan tercantum pada alinea ke-4 Preambule (Pembukaan) UUD 45, butuh pengamalan yang benar. Butuh role model dan keteladan. Bukan yang seharusnya menjadi role model dan teladan malah membikin "masalah".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun