Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Pengamat
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Niat berbagi

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Harus Bangga atau Prihatin, Ada Lomba Video New Normal Berhadiah Total 168 Miliar

24 Juni 2020   23:29 Diperbarui: 24 Juni 2020   23:44 302
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Saat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengingatkan kepada dunia bahwa pandemi corona sudah memasuki "fase baru dan berbahaya". Lalu, negara lain dan para ahli di Indonesia juga sepakat bahwa Indonesia dapat menjadi hotspot virus corona dunia, karena penanganan corona oleh pemerintah dianggap "compang-camping", Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) bikin kisah pemerintah dalam menangani corona semakin bertambah negatif.

Meski hari ini, Presiden Joko Widodo (Jokowi) memperkenalkan sebuah sistem navigasi yang dianggap bisa memahami perkembangan Covid-19 yang dinamis. Sistem tersebut bernama Bersatu Lawan Covid (BLC) dan hal ini disampaikan dalam konferensi pers di Istana Merdeka, kompleks Istana Kepresidenan, pada Rabu, (24/6/2020).

Jokowi mengemukakan bahwa sistem ini bisa menentukan suatu zonasi tingkat penularan Covid-19 di sejumlah daerah, Tetap saja kisah yang dibikin Kemendagri menjadi pertanyaan berbagai pihak dan rakyat serta bikin heboh.

Apa kisah yang bikin heboh dari Kemendagri? Ternyata, Kemendagri membikin lomba video inovasi dalam menghadapi tatanan kenormalan baru (new normal) untuk pemerintah daerah.

Terang saja apa yang diperbuat Kemendagri, seolah juga ingin ikut unjuk panggung dan menjadi bahan berita agar terlihat andil dalam kasus corona. Maka, lomba yang "aneh" ini dijadikan momentum untuk Kemendagri agar dilihat ikut "berperan" dan bekerja.

Biasanya, lomba itu diadakan dalam suasana kemeriahan, kesenangan, dan kebahagiaan. Tapi, kok ini ada lomba di tengah suasana rakyat sedang sedih dan berduka. Mana menggelontorkan hadiah ratusan miliar, padahal output hasil lomba hanya berujud sebuah video. Ironis.

Ratusan miliar hanya untuk video dan hasil video pun tak akan menjamin membikin corona dapat dijinakkan dan new normal berjalan lancar. Sementara rakyat juga sangat butuh bantuan sosial. Ini Kemendagri umbar uang ratusan miliar hanya untuk video yang sebetulnya, seharusnya video itu malah seharusnya yang bikin Kemendagri saja. Ada-ada saja. Luar biasa!

Atas peristiwa lomba yang di luar kebiasaan ini, di tengah situasi rakyat sedang berduka, maka Komisi II DPR RI pun menyoroti "nyelenehnya" Kemendagri.

Komisi II DPR RI meminta Kemendagri tidak membuat kegiatan yang tak berfaedah.

"Saya berharap pemerintah berhentilah, membuat kegiatan-kegiatan yang jauh dari faedah begini," ucap Wakil Ketua Komisi II DPR Yaqut Cholil Qoumas kepada wartawan, Selasa (23/6/2020).

Yaqut mengatakan dana yang disiapkan untuk pemenang lomba tersebut lebih baik digunakan untuk mengatasi pandemi COVID-19. Menurutnya, memperbanyak tes rapid dan tes swab kepada masyarakat akan lebih berdampak bagi penanganan wabah Corona.

Dengan pergelaran lomba tersebut, menunjukkan pemerintah benar-benar kehilangan kreativitas dalam mengambil kebijakan, khususnya Kemendagri. Miskin ide dan tidak kreatif.

New normal yang masih terus dikawatirkan oleh berbagai pihak dan rakyat, terlebih setiap hari kasus corona terus bertambah dipusaran angka seribuan, maka sehebat apa pun cara yang dibuat dalam wujud sebuah video dan bahkan sampai juara pun, tidak akan menggaransi keberhasilan di sebuah daerah.

Apalagi, setiap daerah akan berbeda dalam menerapkan 'new normal', sehingga video pemenang lomba belum tentu dan bisa jadi sangat tidak cocok untuk dijadikan role model di daerah lainnya.

Jujur, menurut saya pribadi, dibuatnya lomba ini, sangat lemah daya analisisnya. Dan, lomba seperti dipaksakan agar terlihat ada andil yang dikerjakan. Bila ini benar. Sungguh salah kaprah!

Indonesia sudah disorot WHO dan negara lain. Di negara lain di dunia ini, juga tak akan ada yang berpikir konyol, mengadakan "lomba" dalam situasi berduka. Jangan sampai kekonyolan ini, akan menambah deretan compang-campingnya pemerintah dalam menangani corona, karena negara tetangga sudah takut karena Indonesia sudah lepas radar dan menuju hotspot pandemi corona di dunia.

Mengapa harus bikin lomba? Ini corona bukan peringatan HUT RI! Ini Indonesia, sebuah negara. Tersedia banyak ahli dan data yang bisa dijadikan sebagai dasar pengambilan kebijakan. Ada staf ahli, ada staf khusus, ada Gugus Tugas, ada-ada saja, dll. Masa bikin lomba?

Ingat, setiap daerah di Indonesia juga kaya dengan kearifan lokal, jadi penerapan 'new normal' berdasarkan video pemenang, siapa yang bisa menjamin itu cocok dan akan berhasil?

Berbagai instansi dan pemerintah daerah banyak yang membatalkan rencana program dan kegiatan, demi anggarannya digeser untuk bantuan sosial rakyat. Ini kok, Kemendagri gelontorkan dana miliaran hanya untuk video.

Malah, banyak pihak dan media juga yang menyoroti bahwa Kemendagri juga berupaya "mendegradasi" DKI, dengan adanya lomba ini. Ada kepentingan "tersembunyi" yang sangat mudah dibaca. Sebab, semua pihak dan rakyat juga paham, bagaimana selama ini sejak pandemi corona, pemerintah dan DKI sangat nampak ada "perang" yang arahnya juga dapat ditebak.

Jadi, bila lomba ini juga ditujukan untuk "alat" itu, maka kesalahannya menjadi berkali lipat.

Mirisnya, lomba ini mencuat dan terpublikasi dengan hangat saat lomba selesai dan sudah diumumkan pemenangnya.

Sekilas info tentang lomba itu, Kemendagri menggelar lomba video inovasi dalam menghadapi tatanan kenormalan baru ('new normal') untuk pemerintah daerah. Total hadiah Rp 168 miliar akan diberikan kepada 84 daerah yang mampu menampilkan video kreativitas yang memuat penerapan protokol kesehatan.

"Semua Pemda bebas untuk ikut dalam lomba dalam sektor yang dipertandingkan bahkan boleh mengirim video di semua 7 sektor tersebut. Untuk membuat video tersebut tentunya Pemda harus menyusun protokol kesehatan dengan ahli kesehatan dan bekerja sama dengan stakeholder di daerahnya masing-masing," ujar Mendagri Tito Karnavian saat memberikan sambutan dalam acara Inovasi Daerah dalam Tatanan Normal Baru yang disiarkan pada kanal YouTube Kemendagri, Senin (22/6).

Hebatnya lagi, ternyata dalam lomba video ini, Kemendagri bekerja sama dengan Kementerian Keuangan, Kementerian Kesehatan, Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19, Kementerian PAN-RB, Kemenparekraf, Kemendag, dan Badan Nasional Pengelolaan Perbatasan (BNPP).

Selanjutnya, setiap pemenang diberikan hadiah berupa Dana Insentif Daerah (DID) dan piagam. Atas kebaikan Ibu Menteri Keuangan diberikan insentif daerah (DID) untuk pemenang pertama, setiap kategori dan setiap klaster daerah, diberikan DID sebesar 3 miliar rupiah, pemenang kedua 2 miliar rupiah dan pemenang ketiga 1 miliar rupiah. Sehingga total terdapat 84 pemenang terdiri atas juara 1, 2 dan 3 untuk 7 sektor kehidupan dan 4 klaster Pemda, total hadiah DID sebanyak 168 miliar rupiah. Luar biasa, baik sekali Ibu Menteri Keuangan ini, ya?

Inilah Indonesia, di zaman pemerintahan terkini. Ada- ada saja. Andai para youtuber ikutan lomba, kira-kira bisa menang tidak ya? Harus bangga, atau prihatin, ya?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun