Akhirnya, karena "keterbatasannya" rakyat hanya mampu "membaca dan memahami" persoalan yang di permukaan, yang muncul, yang diberitakan, diviralkan, diapungkan, tanpa memahami skenario di balik persoalan-persoalan tersebut tujuannya untuk apa.
Padahal semua "permainan" yang bersumber dari Istana, pemerintah, dan parlemen, sudah dirancang sedemikian rupa demi mencapai suatu tujuan "mereka", bukan untuk rakyat.
Pembangunan insfrastruktur, katanya untuk rakyat, tetapi yang menikmati siapa? Untuk kepentingan dan sarana siapa? Rakyat miskin tak memakai jalan tol. Memakai pun harus bayar.
Pendidikan Indonesia terus tertinggal. Ada Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang menggunakan uang rakyat, tapi kepentingan BUMN untuk siapa? Listrik terus menjerat rakyat.Â
Kesehatan menjadi masalah yang terus tak berujung dengan iuran semacam upeti untuk kerajaan. Sementara Bahan Bakar Minyak (BBM) pun terus tak berpihak kepada kantong rakyat.Â
Kekayaan alam Indonesia lainnya juga hanya menjadi milik siapa? Lapangan kerja semakin sulit. Dan, segala hal yang terkait dengan hajat hidup orang banyak, kini sudah menjadi monopoli segelintir orang.
Yang kaya semakin kaya, yang miskin bertambah miskin  Orang-orang terdidik pun kini menjadi pengangguran. Sektor informal yang banyak mengadopsi rakyat berpendidikan rendah pun kini diserbu rakyat berpendidikan tinggi.
Perkembangan zaman yang mengalir deras pun sulit diimbangi oleh segenap rakyat Indonesia. Rakyat gagap teknologi dan dunia digital. Karena kurang terdidik, miskin kreativitas dan inovasi.
Hanya menjadi bangsa pemakai produk bangsa lain. Tak mampu menyaring budaya asing, menirunya mentah-mentah tanpa melihat kondisi dan karakter bangsa ini.
Menjadi pengguna medsos tanpa syarat. Terjebak dalam berbagai masalah. Menjadi sok tahu padahal tak membaca dan tak paham. Memaksakan diri demi bersaing meski "tak mampu". Bergaya hedonis dan kebaratan, dll.
Inilah potret sebagian besar rakyat kita hingga sekarang. Penuh ketimpangan, penuh penderitaan, meski hidup di tanah merdeka dan negara yang melimpah kekayaan alam dan isinya.