Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Pengamat
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Niat berbagi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Setop Berpikir Konspirasi atau Alami dan yang "Engga-engga", Corona Ada dan Nyata, Kasus di +62 pun Meningkat Lagi!

8 Juni 2020   19:59 Diperbarui: 8 Juni 2020   19:53 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di luar dari fakta-fakta sesuai data dan kejadian di negara lain, ini memberikan deskiripsi bahwa corona ini nyata dan ada. Korban terpapar pun terus bertambah di seluruh dunia termasuk di Indonesia.

Yang lebih memiriskan hati, di media sosial malah beredar berbagai narasi bahwa COVID-19 adalah virus yang tidak menyebabkan kematian.

Coba kita simak apa yang ditulis oleh netizen di sebuah facebook yang juga sudah viral di media massa dan media sosial.
"Tidak ada orang yang meninggal murni karena covid-19 dikarenakan di dalam tubuhnya ada beraneka macam virus dan bakteri yang sudah masuk terlebih dahulu jauh hari sebelum corona masuk... Jika ada ribuan orang yang meninggal karena Corona, itu artinya sebelum corona Datang sudah ada ribuan macam virus yang menyerang orang-orang tersebut. Sehingga ketika corona datang, antibodi di tubuhnya sudah tidak bisa mengantisipasi lagi," tulis satu pengguna di Facebook.

Atas hal ini, spesialis penyakit dalam sekaligus influencer kesehatan dr Dirga Sakti Rambe, SpPD, dari Omni Hospitals Pulomas membenarkan bahwa memang saat ini tampaknya mulai ramai keraguan terkait virus Corona. Kemungkinannya bisa karena mulai dari rasa jenuh berlama-lama di rumah hingga motif ekonomi seperti dilansir dari detikcom, Senin (8/6/2020).

Karenanya, dr Dirga tetap mengimbau agar masyarakat tidak lengah terhadap infeksi COVID-19 di Indonesia. Apapun alasannya, selalu perhatikan protokol kesehatan seperti memakai masker dan jaga jarak bila ingin beraktivitas di luar rumah.

Dan, yang perlu sangat menjadi perhatian adalah dengan adanya pembukaan berbagai sektor kegiatan dan aktivitas demi perekonomian masyarakat, lalu kantor-kantor dan fasilitas umum mulai dibuka, seakan-akan masyarakat menjadi bebas berbuat apa saja. Kenyataannya, baik di negara lain maupun di Indonesia, setiap hari, corona terus menyerang manusia.

Peranan media

Untuk itu, peranan media massa dan televisi, serta media sosial sejatinya menjadi sangat vital untuk menggiring opini masyarakat bahwa virus corona itu benar ada. Benar telah menyerang manusia, ribuan nyawa telah melayang, dan korban terpapar juga ratusan ribuan bahkan mendekat jutaan.

Masyarakat tidak usah lagi memikirkan bahwa corona itu hasil konspirasi atau alami, apalagi berpikir konyol, bahwa corona tidak akibatkan kematian.

Jelas, corona ada, harus dicegah menyebar dan menular kepada manusia. Bahkan korban terpapar corona tanpa gejala pun semakin banyak.

Bagaimana mau menuju kehidupan new normal, bila kondisi kesadaran masyarakat Indonesia masih begini? DKI yang menjadi episentrum corona di Indonesia, kasusnya sempat melandai, tetapi begitu ada pelonggaran PSBB dan transisi new normal, ternyata kasus bertambah lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun