Sang Ketua kini sangat nampak sedang berupaya menjalankan tuntutan rakyat Indonesia agar PSSI bangun dari tidur dan segera dapat meraih prestasi, terlebih akan menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 tahun depan.
Karenanya, personal-personal di dalam kepengurusan PSSI, yang menjadi tanggungjawab Ketua, terlihat masih sangat resisten terhadap langkah PSSI menuju prestasi, maka coba "dibersihkan".
Upaya bersih-bersih Ketua Umum PSSI, sudah diawali dengan mundurnya Ratu Tisha Destria dari kursi Sekretaris Jenderal (Sekjen) PSSI.
Demi mengokohkan langkah menuju prestasi yang sesuai visi-misi dan tujuan yang benar, Mochamad Iriawan pun, mengangkat dua jenderal untuk mengisi pos staf khusus jabatan baru di PSSI, yaitu Mayjen TNI (Purn.) Leonardus JP Siegers dan Mayjen TNI (Purn.) Andogo Wiradi.
Terbaru, berdasarkan informasi yang saya dapatkan, delapan karyawan yang di PHK, selain memang karena demi efisiensi, alasan mengapa mereka di PHK, terutama karena Iriawan membutuhkan karyawan yang sejalan, se-visi-misi dan tujuan, bukan karyawan yang resisten.
Seberapa pun profesional dan pengalaman dari delapan karyawan ini, bila tak masuk dalam gerbong visi-misi dan tujuan yang sejalan, tentu akan menyulitkan niat PSSI memberikan garansi prestasi bagi bangsa dan negara serta publik sepak bola nasional.
Karenanya, mumpung masih ada waktu, demi mencapai prestasi dan persiapan sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 2021, maka PSSI harus diisi oleh karyawan yang benar-benar profesional dengan pondasi se-visi-misi dan tujuan, tidak ada hubungan dengan para mafia dan para pengurus PSSI yang masih berbalut "gerbong lama", bongkar!
Efisiensi dan Rezza Lubis
Terkait efisiensi, saya juga mendapatkan informasi akurat dari "dalam" bahwa kini PSSI sedang mendalami beberapa kandidat untuk mengisi kursi lowong yang ditinggalkan delapan karyawan tersebut.
Perlu publik sepak bola nasional ketahui, bahwa sejak Ratu Tisha mengundurkan diri, PSSI juga sudah langsung memproses kandidat calon Sekjen baru.
Meski sudah mengerucut empat nama, namun karena prosesnya terus diganggu oleh pengurus yang dipilih oleh voter, (bukan karyawan) yang terus resisten, maka PSSI kini coba mengendurkan progres, karena sementara posisi Sekjen sudah diisi oleh Plt. Yunus Nusi.