Temuan kasus hari ini, memaksa para pejabat setempat memperkuat kembali aturan-aturan jarak sosial yang sebelumnya sempat diperlonggar sejak 6 Mei lalu, dengan pemberlakuan kembali pembatasan sosial, semuanya akan ditutup kembali mulai dari Jumat (29/5/2020) besok hingga selama dua pekan ke depan.Â
Sementara, perusahaan-perusahaan didesak untuk memperkenalkan kembali model kerja yang fleksibel, di antara langkah-langkah pembatasan lainnya. "Kami telah memutuskan untuk memperkuat semua tindakan karantina di wilayah metropolitan selama dua minggu mulai besok hingga 14 Juni," kata Menteri Kesehatan Korea Selatan, Park Neung Hoo, dikutip AFP, Kamis (28/5/2020).Â
Warga juga disarankan untuk menahan diri dari pertemuan sosial atau pergi ke tempat-tempat ramai, termasuk restoran dan bar. Sementara, fasilitas keagamaan diminta untuk lebih waspada dengan tindakan karantina.Â
Dua minggu ke depan sangat penting untuk mencegah penyebaran infeksi di wilayah metropolitan (Seoul) dan harus kembali ke jaga jarak sosial karena telah gagal.Â
Sebagai catatan, sebelum informasi dari Korsel, saya juga sudah menulis kisah kasus baru Covid-19 yang menyerang kembali anak sekolah dan gurunya di Finlandia dan Prancis.Â
Artinya, siapa pun  baik warga atau negara, bahkan dunia pun, tak akan ada yang mampu menjinakkan virus corona, apalagi coba-coba mengajaknya berdamai. Mengajaknya hidup berdampingan dalam kisah kehidupan new normal.Â
Corona tak akan pernah bisa diajak damai apalagi hidup berdampingan. Satu-satunyanya cara, bila benar Covid-19 bukan dari "pekerjaan konspirasi, rekayasa". Maka, bila vaksin Covid-19 telah ditemukan, baru penjajahan corona di dunia ini dapat ditumpas dan dibumi hanguskan.Â
Andai corona adalah hasil dari sebuah konspirasi dan rekayasa, maka aktor pembuatnya lah yang tentu sudah memiliki vaksinnya. Namun, yang pasti, di luar dari pemikiran konspirasi dan rekayasa, Korsel yang sudah mencontohkan kehidupan new normal, kini malah terancam serangan gelombang kedua Covid-19. Pun Finlandia dan Prancis.Â
Kira-kira dengan fakta dan bukti yang sudah ada, negara mana lagi, yang akan coba-coba membikin new normal?Â
Ekonomi warga, ekonomi negara, ekonomi dunia memang harus diselamatkan, harus dipulihkan, terutama agar rakyat tidak kelaparan, namun ternyata cara terampuh harus dengan adanya peraturan yang ketat.Â
Tidak ada pelonggaran dan taat pada protokol kesehatan. Itu satu-satunya cara terhindar dan memutus mata rantai corona. Bukan coba-coba hidup new normal apalagi berdamai dengan corona. Apa yang terjadi hari ini di Korsel, adalah fakta, nyata. Dapatkah kita menyikapinya untuk diri kita sendiri?Â