Lebaran tinggal 2 hari, namun dipastikan semua Klub Liga 1 dan Liga 2 akan dapat menyelesaiakan masalah finansialnya seperti gaji pemain, dll, sebelum Lebaran tiba. Apa pasalnya?Â
Klub Liga 1 dan 2 terima subsidi, ancaman APPI
Rabu malam (20/5/2020) PSSI melalui Ketua Umumnya telah mentransfer dana subsidi kepada masing-masing klub Liga 1 sebesar Rp 520 juta dan klub Liga 2 sebesar Rp 350 juta, utuh tanpa potongan apa pun. Untuk klub Liga 1 merupakan subsidi termin 2 dan klub Liga 2 subsidi termin 1.
Mengapa yang membayar talangan subsidi kepada klub, PSSI? Jawabnya, bagaimana pun dalam kondisi PT LIB yang sedang sengkarut, ditambah lagi adanya ancaman dari Asosiasi Pesepak Bola Profesional Indonesia (APPI) yang akan melaporkan PSSI ke FIFA akibat masalah tunggakan gaji pemain di klub Liga 2 seperti PSPS, Kalteng Putra, Perserang, PSMS, dan Mitra Kukar, maka PSSI bertanggungjawab.Â
Meski saya melihat, dengan ancamannya, APPI ini nampak seperti memiliki "kepentingan".Â
Apakah PSSI sedang kelebihan uang, sehingga menalangi dana yang sewajibnya menjadi ranah PT LIB? Tidak.Â
Alhamdulillah, tetap ada pihak yang mensuport PSSI dalam kondisi sulit. Artinya, PSSI masih dipercaya oleh pihak/stakeholder lain, yang juga satu visi-misi tujuan memajukan sepak bola nasional.Â
Dengan dibayarkannya tunggakan subsidi termin kedua kepada klub Liga 1 dan Liga 2, maka untuk sementara masalah PT LIB menyoal subsidi teratasi.Â
Semoga direksi klub yang sampai menggadaikan BPKB, dapat kembali menarik BPKB nya.Â
Babak baru PT LIB, investigasi
Kendati menyoal subsidi klub yang nunggak sementara sudah ditalangi oleh PSSI, masalah PT LIB baru di babak awal dan dipastikan akan ada babak lanjutan. Sebab, persoalannya bukan hanya pada mundurnya Direktur dan para Komisaris, lalu masalah clear.Â
Namun, bila di belakang hari ditemukan sebab-sebab kejanggalan yang terjadi, maka PSSI tak akan tinggal diam. Baik Direktur maupun para Komisaris yang telah undur diri, bukan mustahil tetap wajib mempertanggungjawabkan tindakannya.Â
Dari hasil investigasi sementara, PSSI menemukan ada bukti kejanggalan seperti ada stasiun televisi yang sanggup ambil hak siar Rp 250 miliar, tetapi mengapa PT LIB menolak, dan malah mengambil yang hanya mau bayar Rp 200 miliar?Â
Berikutnya, juga disinyalir ada kontrak dengan media yang dilaporkan hanya Rp 20 miliar, setelah diricek, yang benar Rp 40 miliar.Â
Bila semua investigasi itu terbukti benar, siapa yang ada dibalik "permainan dan kepentingan" jelas wajib bertanggungjawab. Semua keanehan dalam sengkarut PT LIB memang harus segera dituntaskan sebelum duduk Direktur dan Komisaris baru.Â
Calon Direktur dan Komisaris PT LIBÂ
Setelah lingsirnya direktur dan para komisaris dari PT LIB, kini ada tiga nama yang dihembuskan kencang oleh Klub Liga 1 dan 2 untuk mengisi kursi Direktur dan Komisaris.Â
Mereka adalah Tigor Shalom Boboy, Maruarar Sirait, dan Rezza Mahaputra Lubis. PSSI sendiri berharap, sosok baru yang duduk menjadi nakoda di PT LIB, adalah benar-benar para profesional tanpa ada kaitan dengan klub.Â
Terkait 3 nama yang dihembuskan, sejatinya untuk Rezza Mahaputra Lubis, sudah digadang-gadang oleh PSSI untuk duduk di Deputi 1, namun ada pihak yang juga sangat berkeinginan agar Rezza masuk ke gerbong PT LIB.Â
Yang pasti, baik sosok yang akan duduk di PT LIB sebagai direktur dan komisaris maupun PSSI sebagai sekjen maupun deputi dan direktur keuangan, selain profesional di bidangnya, juga wajib kompeten, cerdas, kuat mental atau lebih tepatnya bermental baja dan tidak ada afiliasi dengan klub.Â
Kita tunggu babak berikutnya dari kisah PT LIB ini, yang pasti akan lebih seru. Dan, kita nantikan juga proses penentuan sekjen baru, deputi baru, dan direktur keuangan baru PSSI, yang pasti juga seusai lebaran akan tuntas. Aamiin.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H