Menjalani ibadah Ramadan yang penuh berkah, rahmat, dan ampunan di tengah pandemi corona yang masih merajalela, rakyat Indonesia harus tetap mengelus dada.Â
Pasalnya, sejak awal pemeritahan Kabinet Indonesia Maju memimpin negeri ini, hingga sekarang, rakyat terus disuguhi berbagai kebijakan dan peraturan yang menjerat namun menguntungkan untuk "mereka".Â
Rakyat dibungkam, otoriter
Kini rakyat tak lagi dapat berharap kepada DPR, pun kepada mahasiswa. Semua kini sudah dibungkam dan berbalik menjadi alat "mereka". Masih lekat dalam ingatan, saat terakhir mahasiswa turun berdemonstrasi, ada jatuh korban, nyawa melayang demi menuntut UU KPK dan lainnya. Apa yang terjadi?Â
Rektor dan dosen diacam. Mahasiswa pun ditekan. Demonstrasi besar-besaran yang melahirkan korban dan nyawa melayang pun lantas bak ditelan bumi berita dan kelanjutan penanganannya. Senyap.Â
UU KPK baru yang menguntungkan "mereka" pun terus bergulir, hingga kini KPK tak lagi "bertaji". Di tengah pandemi corona, pemerintah pun terus mencipta sengkarut di negeri ini.Â
Menangani corona setengah hati, malah seolah seperti jadi dagelan karena lebih mengutamakan ekonomi dari pada nyawa. Selain itu, pemerintah terus asyik dengan program-programnya, yang juga tak pelak terus menuai masalah dan kritik.Â
Hingga kembali menerbitkan peraturan tentang kenaikan iuran BPJS yang telah dibatalkan MA. Kini, pekerjaan pemerintah, khususnya pemimpin negeri ini, seolah hanya mencipta peraturan yang hanya untuk melindungi diri dan mengayomi segenap koleganya tanpa memperhatikan jeritan rakyat yang semakin sengsara dan menderita.Â
Kini, semua rakyat dan berbagai pihak di negeri ini, sangat kawatir, sebab pemerintah sudah tanpa pengawasan. Partai Politik oposisi seperti sudah tidak ada, yang duduk di DPR pun semua kolega pemerintah.
Apa pun peraturan yang kini dibuat pemimpin, semua menurut saja. Kebijakan dan peraturan menjadi otoriter tak ada yang bisa dan mampu mengendalikan. Rakyat bingung, harus teriak kepada siapa?Â
Sementara kebijakan dirasa semakin ngawur, amburadul, sewenang-wenang, dan terbukti semakin menyengsarakan rakyat.Â