Atas kondisi tersebut, nampaknya sikap masyarakat yang masih apatis dan skeptis, secara kuantitas menjadi berimbang.Â
Lalu, sebenarnya apa maksud apatis, skeptis, dan optimis itu?Â
Apatis, skeptis, dan optimisÂ
Sesuai KBBI, apatis adalah acuh tak acuh, tidak peduli, masa bodoh. Skeptis bermakna kurang percaya, ragu-ragu. Sementara, makna optimis adalah selalu berpengharapan, berpandangan baik dalam menghadapi segala hal. Sesuai makna tersebut, maka sesuai kondisi masyarakat kita sekarang ini, maaf, dengan mengabaikan latar belakang mengapa mereka menjadi bersikap demikian, maka masih sangat banyak masyarakat yang apatis, acuh tak acuh, tidak peduli, dan masa bodoh dengan imbauan dan peraturan pencegahan corona.Â
Setali tiga uang, masih sangat banyak masyarakat yang kurang percaya dan ragu terhadap sikap dan kebijakan pemerintah, karena telah terbukti kebijakan dan peraturannya membikin bingung rakyat, sehingga masyarakat menjadi abai dan tidak patuh.Â
Namun begitu, kita juga wajib bersyukur bahwa ternyata tetap masih lebih banyak masyarakat yang optimis dengan berbagai kebijakan yang ada serta adanya kesadaran diri, karena selalu ada harapan dan berpandangan baik, sehingga tetap mematuhi peraturan pemerintah dan tetap khusu menjalankan ibadah Ramadan meski harus dilaksanakan di rumah.Â
Karena banyak masyarakat yang optimis, maka di beberapa daerah, kini kasus penyebaran corona sudah ada yang menurun secara signifikan.Â
Ketahuilah wahai masyarakat, sikap optimis adalah karakter indah seorang mukmin sejati, sebab senantiasa berpikir positif, mampu memotivasi diri menjadi pribadi yang memiliki visi dunia dan akhirat, perfeksionis, dan punya standar yang tinggi untuk perkara-perkara yang memuliakan sesama manusia dan  dicintai Allah.Â
Karenanya sikap optimis yang sudah tertanam dalam hati, akan menjadi siap sedia, tatkala beribadah Ramadan seperti saat di tengah pandemi corona ini. Ingatlah, hidup itu, pada hakikatnya adalah belajar, beramal dan bersabar serta mengiringi semua yang kita lakukan dengan penuh optimisme, dan Allah akan memberi kita yang terbaik sesuai takdirnya.Â
Yakinlah setelah kesulitan ada kemudahan, seperti tersurat dalam QS Al-Insyirah: 5-6: "Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya sesudah kesulitan ada kemudahan."Â
Seorang mukmin sejati dalam segala situasi dan kondisi juga harus bergantung hatinya kepada Allah. Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Bersemangatlah atas hal-hal yang bermanfaat bagimu. Dan minta tolonglah kepada Allah. Dan jangan kau lemah." (HR. Muslim).Â