Keempat, Ziarah ke Makam. Tradisi ini juga senantiasa dilakukan oleh masyarakat. Budayanya, seusai salat Idul Fitri, Â biasanya warga akan berduyun menuju untuk berziarah ke makam leluhur, orangtua, dan kerabatnya, untuk mendoakan arwah mereka. Tujuan antara lain untuk bisa mengambil pembelajaran dan mengingat kematian, bukan kepada tujuan lain yang menyesatkan.Â
Itulah tradisi-tradisi Ramadan dan Idul Fitri di Indonesia, yang kemungkinannya tidak akan dapat di lakukan pada tahun ini. Sejak sekarang masyarakat sudah harus mempersiapkan diri dan wajib iklas dan legowo, bahwa semua tradisi itu sementara tidak dapat dilaksanakan karena demi pencegahan pandemi corona.Â
Sebagai latihan, kini masyarakat sudah mulai terbiasa dalam dua minggu pertama Ramadan melakukan ibadah salat, tarawih, tadarus, itikaf, ngabuburit dll di rumah. Lalu, juga tidak ada lagi tradisi saur on the road. Disusul peraturan pelarangan mudik.Â
Sebagian besar masyarakat juga sudah mulai terbiasa dengan melakukan komunikasi dengan sanak saudara melalui sambungan telepon dan sambungan videocall.
Namun, andai saja semua tradisi itu kembali dapat dilakukan, tentu karena seizin Allah, sebab pandemi corona bisa saja telah usai sebelum Lebaran. Aamiin.Â
Semoga, masyarakat dan seluruh umat Islam, semakin menyadari, ikhlas, rela hati, berbesar hati, dengan penuh kesadaran diri, menjadi individu pencegah pandemi corona.Â
Legowo menerima keadaan dan siap dengan perilaku yang baik serta mental yang kuat, karena tradisi ibadah Ramadan dan Idul Fitri tidak dapat terlaksana. Yakin, masyarakat akan mampu mengendalikan perilaku dan mentalnya dalam situasi ini. Aamiin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H