Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Pengamat
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Niat berbagi

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Indra Sjafri Optimis akan Benahi Sepak Bola Akar Rumput dan Afiliasi SSB

5 Mei 2020   13:13 Diperbarui: 5 Mei 2020   13:58 425
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kini, setiap pembina/pelatih/orangtua/anak, bila sudah berjersey SSB dan membawa bendera SSB ini dan itu, sudah luar biasa merasa hebat. Apalagi bila sudah bersanding dengan SSB lain dalam sebuah festival/turnamen/kompetisi, terlbieh saat timnya menang. 

Padahal mereka kebanyakan belum tentu memahami mengapa wadahnya bernama SSB, lalu harus seperti apa SSB itu dalam proses pembinaan dan pelatihan,  syaratnya apa, dll. Ini semua akibat dari begitu mudahnya mereka lahir dalam wadah SSB yang instan. 

Apakah mereka salah? Lalu apakah salah, lahir wadah kompetisi swasta  di Jabodetabek seperti IJL, IJSL, Liga Kompas, dan Liga TopSkor? Bukankah seharusnya SSB terafiliasi ke Askot/Askab di kota dan kabupatennya masing-masing dan teregistrasi di Asprov setiap provinsi? 

Sejarah lahirnya kata SSB 

Sejak almarhum Ronny Pattinasarani, saat masih menjabat Direktur Pembina Usia Muda PSSI, akhirnya menggaungkan nama SSB di tahun 1999,  lalu membakukan dalam event perdana SSB bernama Kid's Soccer Tournamen 3-11 Juli 1999 di Stadion GMSB Kuningan Jakarta. Pesertanya hanya 16 tim dan mewakili Jabodetabek. Saat itu tidak semua tim bernama SSB, namun Ronny memutuskan semua menjadi bernama SSB. 

Berikut adalah SSB yang terpilih dalam turnamen perdana yang berlangsung di Stadion GMSB Kuningan, Jakarta, 3-11 Juli 1999 dan mencatatkan sejarah sebagai SSB perdana di Indonesia yang secara resmi dipilih dalam event yang digelar oleh PSSI, yaitu: AS IOP, Bina Taruna, Mutiara Cempaka, Sukmajaya, Gala Puri, Bekasi Putra, Pelita Jaya, Jayakarta, BIFA, Pamulang, Harapan Utama, Bintaro Jaya, Bareti, Camp 82, Depok Jaya dan Kemang Pratama. 

Dari 16 SSB peserta turnamen SSB resmi tersebut, dapat dilihat, hingga kini mana SSB yang bertahan. Namun, yang pasti, itulah 16 SSB cikal bakal yang melahirkan SSB menjamur di Indonesia. 

Selanjutnya,  saya sendiri ada dalam tim bersama Almarhum Ronny hingga akhirnya membentuk Asosiasi Sekolah Sepak Bola Jakarta (ASSBJ) yang bekerja sama dengan PB PASI. 

Namun, nasib ASSBJ tidak berlanjut, setelah kerjasama dengan PB PASI terhenti. Dan, atas dukungan dan arahan Ronny, saya melahirkan Asosiasi SSB Depok (ASSBD) di 2001. 

Perjalanan SSB tak berarah 

Perlu diketahui, sejak Kid's Soccer Tournamen, hingga sekarang, ternyata fungsi dan kedudukan SSB belum pernah jelas di ranah PSSI. Sudah begitu, SSB yang seharusnya menjadi organisasi resmi non formal dalam pembinaan dan pelatihan sepak bola akar rumput, juga tidak ditata dan ditangani dengan benar oleh PSSI, meski SSB notabene-nya adalah pondasi dari lahirnya timnas senior Indonesia yang handal. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun