Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Pengamat
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Niat berbagi

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Rezim Lama di Tubuh PSSI Masih Kuat

5 Mei 2020   09:17 Diperbarui: 5 Mei 2020   09:33 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Supartono JW

Salah satu sebab mengapa setelah usia 90 tahun PSSI nir prestasi, sudah saya ulas dalam artikel sebelumnya, yaitu karena kualifikasi pengurus PSSI banyak diisi oleh individu yang tak memenuhi syarat dan kriteria profesional, plus tak memiliki ijazah keorganisasian khusus menyoal manajemen dan tata kelola sepak bola, maka sulit untuk satu arah sesuai visi-misi dan tujuan. 

Pengurus juga terpilih dari hasil "permainan" voter. Sementara kedudukan voter juga hasil dari produk statuta, yang di rancang dan dibuat oleh "mereka" juga. 

Sehingga, sampai satu abad usia PSSI pun, akar masalah PSSI akan berputar pada masalah yang sama, kisruh internal menjadi budaya dan mentradisi. 

Di bawah Ketua Umum baru sekarang, sejatinya, amanah publik sepak bola nasional sedang coba diusung. Meski sangat sulit membersihkan PSSI dari "orang lama" dan "gerbong lama" yang selalu menggunakan statuta sebagai senjata, karena lingkarannya sudah sangat mafia. 

Namun, publik membaca bahwa Mochamad Iriawan sebagai nakoda baru PSSI, akan berupaya membersihkannya. Siapa pun pengurus yang tak sejalan, tak satu visi-misi dan tujuan serta bekerja tak sesuai tangggungjawab, coba ditertibkan. 

Akhirnya, Sekjen Ratu Tisha yang juga sudah diketahui publik, suka melancong mengambil tindakan yang bukan wewenangnya, lingsir. 

Lingsirnya Tisha yang diharapkan menjadi kebangkitan PSSI, ternyata bagi orang lama yang juga masih bercokol di PSSI, dijadikan momentum pula sebagai pintu untuk memperkokoh barisan mereka, dengan menebar asa karena statuta, dengan mencoba memasukkan orang lama ke gerbong mereka lagi yang jelas terbaca berseberangan dengan rencana Ketum. 

Efeknya, proses pergantian Sekjen baru juga tidak dapat berjalan sesuai rencana meski awalnya sudah mengerucut empat nama yang dianggap memenuhi prasyarat dan kriteria serta point penilaian tertinggi. 

Padahal ada beberapa kandidat yang sebelumnya terpilih, termasuk juga ada sekitar 46 pelamar secara nasional, meski pemilihan Sekjen baru tak dibuka lowongan. 

Kondisi ini, tentu akan berbahaya bagi orang lama yang kini masih ada di dalam PSSI. Maka, berbagai cara dan skenario penggagalan pun mereka mainkan. Kemudian mencari kesempatan dan cara untuk kembali menarik orang lama ke dalam tetap dengan elegan, sebab berlindung di balik statuta. 

Proses pemilihan Sekjen akhirnya menjadi "alot" karena memang itu yang "mereka" inginkan. Berikutnya Ketum PSSI akhirnya dibenturkan dengan Waketum melalui pintu "kisruh nepotisme". 

Nah, usut punya usut, mengapa gerbong di dalam PSSI yang berseberangan dengan Ketum menjadi aktif bergerak demi membangkitkan gerbong lama dengan gagah berani, ternyata publik membaca dengan jelas karena adanya perkara, bahwa Ketum PSSI, sudah "tak bergigi". Apa pasalnya? 

Saya lansir dari Tempo.co, Selasa (31/3/2020), Komisaris Jenderal M. Iriawan atau yang akrab disapa Iwan Bule, resmi pensiun dari institusi Kepolisian RI, Selasa, 31 Maret 2020. Ia pun berpamitan kepada masyarakat melalui rekaman video. Selain pensiun dari Polri, juga berakhirnya jabatan sebagai Sekretaris Utama Lembaga Ketahanan Nasional RI. 

Dalam video tersebut, diungkapkan bahwa setelah purnatugas, Iwan Bule akan fokus mengemban tugas sebagai Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) dan Anggota Tim Ahli Wakil Presiden.

Atas kondisi ini, publik sepak bola nasional menduga, sepertinya nasib Iwan Bula akan seperti pendahulunya, di buat mundur atau melingsirkan diri dari PSSI seperti Edy Rahmayadi. Sebab dengan senjata statuta dan masih kokohnya orang lama di dalam PSSI serta yang mendukung dari luar, akan menjadi musuh terbesar Iwan Bula dalam membawa gerbong PSSI sesuai visi-misi dan tujuan. 

Karenanya, skenario pun dimainkan oleh mereka. Proses pemilihan Sekjen, Deputi, dan Direktur Keuangan baru yang awalnya sudah mengerucut, kini coba dijegal, dan ada kemungkinan akan diarahkan pada pola settingan lagi dengan membuka lowongan calon Sekjen baru. 

Berikutnya, situasi tak harmonis antara Iwan Bule dan Cucu pun diapungkan ke publik. Meski kini sudah ditengahi Menpora, namun nampaknya keharminiasan PSSI 1 dan PSSI 2 sudah tak seperti dulu.

Selanjutnya, dimunculkan calon Sekjen baru dari orang lama seperti Eddy Sofyan. Kemudian muncul lagi Rahim Soekasah. Berikutnya, entah siapa lagi. Yang pasti, semua tujuan orang-orang yang berseberangan dengan Ketum sangat jelas terbaca demi dan untuk apa. 

Sayang, saat Ketua Umum baru berusaha mengubah paradigma PSSI menjadi bukan "kerajaan", dan membawa sepak bola nasional berprestasi dengan memasukkan pengurus baru PSSI yang memenuhi syarat dan kriteria, pun "bersih", ternyata tetap sangat sulit menembus barikade "orang lama dan statuta produk mereka". 

Semoga, meski tak lagi aktif sebagai polisi, niat mengabdi Iwan Bule untuk sepak bola nasional tetap dapat terlaksana, meski nampak jelas, musuh terbesar Iwan Bule adalah dari internal PSSI sendiri. 

Sebagai Ketua Umum, dengan hanya satu  visi-misi dan tujuan membawa PSSI berprestasi, maka Iwan harus konsisten dan kuat. Pun dengan kondisi yang ada sekarang, jangan sampai pula ada kekuatan negatif yang akhirnya mendukung Iwan, yang pada ujungnya juga akan kembali membuat intrik, sebab, mungkin, akan kembali menunggangi demi tujuan politik. 

Kita tunggu progresnya, titik terangnya akan ke mana ujungnya masalah PSSI ini, di bulan baik,  bulan yang penuh berkah dan hikmah, serta penuh ampunan. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun