Selain persoalan wajib menanggung beban untuk mentraktir teman-temannya, seseorang yang merayakan HUT juga wajib rela dikerjai. Seperti disiram tepung, diguyur air comberan, sampai dilempar telur, bahkan biasanya telur busuk. Diikat ditiang, dan segala penyiksaan ala kolonialisme lainnya.Â
Sebetulnya sangat menyebalkan, namun si peraya HUT selalu dipaksa buat senang dan menerima kalau itu sebagai  tanda teman/keluarga/rekan sayang dan perhatian. Sebetulnya di mana senangnya? Malah dikerjai dulu. Ada yang pura-pura dimarahin bos, diputusin pacar, dll.Â
Pokoknya prank dulu sampai sedih, nangis, dan kebingungan. Baru kue datang setelahnya. Â Ironisnya, demi perayaan HUT, dengan maksud memberikan kejutan, malah ada yang sampai nyawa melayang, hingga si peraya HUT usianya benar-benar hanya sampai di hari HUT itu, karena becanda yang kelewatan, tanpa dipikirkan kondisi si peraya HUT dan kira-kira apa akibatnya.
Lain cerita kalau yang merayakan HUT orang kaya/OKB, artis, dan selebritis. HUT malah jadi gaya hidup dan sok pamer kekayaan. Malah, ada HUT anak balita saja, hadiahnya mobil miliaran rupiah dll.
Itu adalah tradisi dan budaya perayaan HUT sebagian besar masyarakat kita, Indonesia.Â
HUT di luar negeriÂ
Berbeda dengan tradisi dan Budaya HUT di +62, di luar negeri si peraya HUT justru biasanya akan selalu dapat kejutan tak terduga yang super membahagiakan.Â
Saya kutip dari hipwee.com (27/2/2019), budaya HUT di Amerika, Eropa, bahkan Jepang, kue adalah elemen kejutan utama buat orang yang berulang tahun. Kadang mereka dapat pesta kejutan.Â
Pesta bahkan sangat tertata, dipersiapkan, dan dibiayai oleh kawan-kawannya. Begitulah seterusnya, tradisi dan budaya itu saling dipikul bersama secara bergiliran, sehingga siapa pun yang merayakan HUT benar-benar bahagia seutuhnya.Â
Kembali mengingat tradisi HUT di kita, rasanya sedih dan iri hati kalau ingat masa kecil atau lihat orang luar negeri. Ketika ultah, orang di sekitarnya berusaha menjadiakan dia orang paling bahagia di dunia.Â
Kesedihan lainnya, bila seseorang merayakan HUT, ternyata orang-orang disekililingnya, baik keluarga, sahabat, teman, rekan organisasi/grup/kantor, ternyata lupa HUT kita.Â