Berdasarkan informasi yang saya terima dari "ruang dalam" PSSI, pagi ini, Selasa (21/4/2020), semakin mengerucut nama-nama sebagai calon kuat untuk menduduki posisi Sekjen, Deputi, dan Direktur Keuangan.Â
Bahkan dari "ruang dalam" PSSI pun saya dibolehkan menyebut siapa saja nama-nama yang sudah masuk radar incaran dan mengerucut itu. Ternyata, yang mengerucut ada empat nama tokoh muda Indonesia, yang secara penilaian dari berbagai "sudut" masuk kategori yang dibutuhkan PSSI.Â
Mereka adalah: Ahmad Syauqi Soeratno (Syauqi/ASS), Rezza Mahaputra Lubis (Rezza/RML), Aldi Karmawan (Aldi/AL), dan Budi Setiawan (Budi/BS).
Sebenarnya siapa itu Syauqi, Rezza, Aldi, dan Budi? Publik sepak bola nasional yang belum tahu dan belum mengenal mereka, apa sepak terjangnya, sangat mudah untuk dapat mengetahuinya dengan hanya membuka jejak digital mereka.Â
Namun, sebagai gambaran, mengapa sementara kini mereka menjadi sosok yang mendapat penilaian tertinggi di banding kandidiat lain, ternyata bila didekatkan dengan beban yang akan diembannya, ternyata sangat lekat dan dekat dengan pekerjaan, pengalaman, dan profesionalitas mereka selama ini.
Refleksi-evaluasi-berbenah, bukan "settingan", banyak pelamar
Kekosongan kursi Sekjen PSSI yang kembali terjadi, persis di saat hadir wabah virus corona (Covid 19) yang mengharuskan hampir seluruh negara dan masyarakatnya di seluruh dunia, termasuk Indonesia untuk belajar di rumah, bekerja di rumah, beribadah di rumah, Â dan senantiasa menjaga jarak demi mencegah, mengantisipasi, dan penanganan Covid 19, menjadikan momentum baik bagi organisasi sepak bola nasional, Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) yang kini telah berusia 90 tahun untuk merefleksi, mengevaluasi, dan berbenah diri demi memenuhi harapan pemerintah dan publik sepak bola nasional, untuk menggapai prestasi.
Satu di antara pembenahan itu adalah di sektor ujung tombak organisasi, yaitu area kesekjenan. Bahwa, publik mengetahui Ratu Tisha yang tadinya menjabat Sekjen PSSI dari era Ketua Umum Edy Rahmayadi, ternyata banyak menjalankan tugas yang sejatinya bukan menjadi wewenangnya, maka mundurnya Tisha menjadi hal yang biasa, karena roda organisasi di bawah kepemimpinan baru, Iriawan tentu harus lebih solid.Â
Satu visi-misi, yaitu menjalankan roda organisasi PSSI demi meraih prestasi untuk bangsa dan negara, bukan untuk kepentingan pribadi, kelompok, apalagi golongan.
Karenanya, meski Yunus Nusi (YN) telah ditetapkan sebagai pelaksana tugas (Plt) Sekjen PSSI, pada Senin (20/4/2020) masih ada pihak yang menyayangkan atau setengah hati dengan posisi itu diemban oleh YN, secara delik organisasi keputusan Iriawan sudah tepat dan bijak. Sebab, kursi Sekjen tetap harus ada nakodanya, untuk sementara waktu.
Jujur sepeninggal Ratu Tisha, harus diakui bahwa PSSI di bawah kepemimpinan Iriawan semakin nampak kinerjanya bahwa PSSI harus berprestasi untuk bangsa dan negara.Â