Luar biasa payah, kan? Wahai netizen, warganet, bijaklah mengelola informasi/berita, selalu mericek fakta, data, dan kebenaranya. Baca, lihat, tonton dengan benar, dari awal sampai akhir.Â
Pahami, analisis, dan simpulkan oleh diri sendiri dulu. Lalu, cari referensi pembanding atau yang menguatkan. Bila ternyata benar dan valid, dan perlu disebarkan dan diinformasikan ke warganet lain demi kebaikan, maka akan menjadi berita yang membawa manfaat.Â
Memang, menjadi pengguna medsos, tidak perlu ijazah/SIM yang didapatnya harus ada proses ujian karya tulis, karya ilmiah, tesis, disertasi dll hingga ujian praktik atau semacamnya sebagai syarat untuk lulus.Â
Tetapi, diri kitalah yang seharusnya menjadikan kita sebagai penyaring berita, sebagai redaktur berita, hingga pantas berada dalam penggunaan medsos serta berperan aktif dalam dunia maya.Â
Sungguh, di tengah wabah corona, semakin kentara betapa lemahnya sikap dan karekter ilmiah warganet/netizen Indonesia. Itulah fakta hasil pendidikan kita sampai sekarang, hingga selalu pun terpuruk dari penilain PISA, karena tertinggal dalam membaca, matematika, dan sains.Â
Bagaimana ini Mas Nadiem. Jangan sampai merdeka belajar semakin, membikin siswa dan mahasiswa semakin jauh dari dunia ilmiah. Mau bukti? Coba dikalkukasi atau disurvai atau diteliti kondisi ini.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H