Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Pengamat
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Niat berbagi

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Mengapa Memaksakan Pindah Ibu Kota, Bila Modalnya Utang?

2 Maret 2020   08:39 Diperbarui: 2 Maret 2020   08:40 1848
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Tribunnews.com

Sangat jelas, rakyat bangsa ini bukan lagi menjadi pemilik negeri dan segala kekayaan alam Indonesia, namun negeri ini sudah digadaikan justru oleh para pemimpin yang dipilih dan dipercaya rakyat untuk memimpin dan mensejahterkan rakyat. 

Sebaliknya, negeri ini dan segala kekayaan alamnya, hanya menjadi lahan bisnis dan keuntungan bagi mereka dengan titik pusat cukong. 

Lantas dari mana informasi tentang 30 investor yang akan mendanai pembangunan ibu kota baru? 

Bahasanya saja investor, bahasa lainnya kan tetap saja utang. Memang investor hanya sekadar menggelontorkan dana, kan ada perhitungan dan bagaiamana pengembalian dan bagi untungnya. Sudah begitu jumlahnya sampai 30 investor lagi. 

Adalah Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan yang menyebut ada 30 investor tertarik ikut membangun ibu kota baru. Mereka tak hanya berasal dari dalam, tapi juga luar negeri. 

Dijelaskan bahwa para investor itu rata-rata perusahaan besar. Mereka memiliki bisnis beragam, mulai dari listrik hingga kendaraan. Malah Luhut pun berujar, "Saya baru dikirim list-nya, sudah hampir 30 perusahaan besar yang ingin berpartisipasi. Mereka dari Amerika ingin masuk, Jepang masuk, Abu Dhabi (UEA) masuk, Singapura, banyak sekali," katanya seperti dikutip dari Antara, Rabu (26/2). 

Luar biasa, mau pindah ibu kota, dana untuk membangunnya harus membikin dunia heboh. Katanya Indonesia negara maju, bukan berkembang, tetapi khusus untuk rencana pindah ibu kota, harus utang ke berbagai pihak, dan dunia jadi heboh. 

Harusnya atas peristiwa ini, rakyat bangsa ini bangga atau malu? Herannya pemimpin negeri ini malah tak malu anjangsana ke sana- ke mari mencari pinjaman modal dengan bungkus kata-kata investor dan pihak asing dapat kehormatan menjadi dewan pengarah. 

Entah apa yang ada dalam benak pemikiran pemimpin yang dipilih rakyat. Sementara hutang negara semakin menumpuk, di parlemen dan pemerintahan hanya bancakan uang rakyat. 

Hidup dan bergaya dimodali.cukong, gaya-gayaan mau pindah ibu kota pun dari modal hutang dan menggadaikan harga diri bangsa Indonesia. Siapa rakyat yang tidak setuju pindah ibu kota selama pindahnya tetap di wilayah RI, bila rakyat dan bangsa ini sedang tidak menderita, negara tidak banyak hutang, rakyat tidak ditekan berbagai kebijakan yang memberatkan. 

Siapa yang dapat mencegah ini semua terjadi? Rakyat? Atau para pemimpin negeri yang berhati nurani? 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun