Ku Tahu Diri (by Supartono JW 14042019)Â
Tak akan terlupakan siapa saja orang. Yang telah mengantarku hingga sampai di sini.Â
Meski ku tahu pasti Mereka tak pernah. Berpikir tentang balas budi. Sebab mereka orang-orang yang selalu berpikir untuk berbagi. Sebab mereka orang-orang yang tahu bahwa hidup tak bisa sendiriÂ
Reff. Bersyukurnya aku pernah bertemu. Dengan mereka yang telah berbagi ilmu. Bahagianya aku pernah menjadi bagaian dalam catatan hidup mereka.Â
Dengan lagu itu, saya terus terbayang bagaimana sosok-sosok itu hadir dan menjadi bagian hidup saya.Â
Paradigma balas budiÂ
Sebenarnya siapa yang pernah membuat aturan bila hidup harus "saling berbalas budi?" Bila semua kehidupan berjalan sesuai dengan aturan, etika, tata krama, maka budaya berpikir tentang balas budi mungkin tidak akan ada.
Kesadaran dan fakta bahwa setiap manusia yang hidup di dunia, tentu tidak akan dapat hidup sendiri. Pasti butuh dukungan, bantuan, pertolongan, bimbingan, didikan dan lain sebagainya dari manusia lain.Â
Mulai dari lingkungan terkecil, yaitu di dalam keluarga, saudara, rukun tetangga, rukun warga, hingga di semua lingkungan tempat manusia bersosialisasi.Â
Mengapa kata balas budi akhirnya muncul, karena saat seseorang belum mampu berdiri di atas kaki sendiri, sebelum kehidupannya berhasil dan sukses, maka dukungan, bantuan, pertolongan, bimbingan, didikan, dan lain sebagainya dari orang tua, saudara, kerabat, teman, sahabat, guru, dosen, dll tak dapat langsung dibalas tuntas.Â
Karena itulah, setiap manusia akhirnya akan merasa berhutang budi pada pihak lain yang telah membuatnya menjadi sukses dan berhasil.Â