Teraktual, deskripsi dari perasaan paling itu, sangat nampak dalam panggung sandiwara tertangkapnya komisioner KPK dan anggota partai politik karena kasus Pergantian Antar Waktu (PAW).Â
Siapa yang kini sedang berjuang untuk menghindar dari masalah, menutupi masalah, lari dari kesalahan, hingga membalikkan keadaan dengan mempersalahkan pihak lain?Â
Sungguh, karut-marut ini, semakin menunjukkan bahwa arah dan tujuan para elite partai politik yang sedang bermasalah, memang hanya berpikir demi kepentingan diri dan kelompok mereka sendiri.Â
Uniknya, dengan semua kondisi yang kini sedang terjadi, pemimpin yang diharapkan oleh rakyat, malah tak nampak turun tangan.Â
Malah, mendukung dan mengizinkan anggota kabinetnya bergabung ikut dalam kelompok perseteruan. Bagaimana mungkin, pejabat pemerintah malah kembali turun ke partai dan turut dalam masalah yang sudah membikin gerah semua rakyat Indonesia.Â
Di mana posisi pemimpin dan pemerintah kita yang seharusnya menjadi pengayom dan penyelesai masalah dalam kehidupan berbangsa dan bernegara?Â
Mengapa "mereka" malah semakin tak tahu malu, meski tahu dan menyadari bahwa semua rakyat yang "tak memihak" dan "obyektif" pada masalah yang ada, sedang menonton panggung sandiwara yang tak menghibur pun tak lucu.Â
Penuh adegan dan lakon justifikasi, pembenaran yang hanya diyakini oleh "kelompok" mereka sendiri, dengan membalikkan keadaan, dan terutama selalu berlindung di balik kata-kata hukum, Undang-Undang yang mereka ciptakan untuk menguntungkan kelompok mereka juga.Â
Herannya, mengapa "rakyat" terkesan diam?Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H