Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Pengamat
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Niat berbagi

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Vitalnya Terampil Berbahasa dan Literasi bagi Pesepak Bola

23 Desember 2019   11:21 Diperbarui: 23 Desember 2019   17:41 1595
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Keterampilan berbahasa, terdiri dari mendengar, berbicara, membaca, dan menulis, serta kemampuan literasi yaitu istilah umum yang merujuk kepada seperangkat kemampuan dan keterampilan individu dalam membaca, menulis, berbicara, menghitung dan memecahkan masalah pada tingkat keahlian tertentu yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. 

Atas penampilan Bepe 20 dan H24, publik sepak bola nasional yang menyaksikan momen pamit kedua pemain ini, tentu langsung dapat menilai, mana yang lebih terampil berbahasa dan terampil dalam literasi. 

Untuk itu, momentum pamitnya Bepe20 dan H24, yang dapat ditonton ulang di berbagai media sosial (medos) dan media online (medion), khususnya bagi yang belum menyaksikan, wajib dijadikan pemebelajaran bagi semua pihak, khususnya bagi para pelaku sepak bola nasional. Terlebih bagi para pembina dan penggiat kompetisi sepak bola akar rumput dan sangat wajib bagi stakeholder terkait untuk menyorot sektor keterampilan berbahasa dan literasi para pelaku sepak bola nasional. 

Harus disadari dan diingatkan, bahwa memilih hidup dari sepak bola, bila menjadi pemain, misalnya, tidak hanya cukup karena terampil teknik dan speed (karena bakat), tidak didukung oleh cerdas intelgensi dan personiti. 

Menjadi pesepak bola terampil dan cerdas teknik, intelegensi, personaliti, dan speed (TIPS) adalah syarat mutlak. Namun, kehidupan pesepak bola yang lingkungannya tidak hanya terbatas di dalam lapangan sepak bola, demi dapat bersosialisasi baik dengan masyarakat dan lingkungan, juga wajib terampil berbahasa dan literasi. 

Sebagai contoh dari momen pamit Bepe20 dan H24. Dari salah satu pemain sangat mencolok atas keterampilan berbicaranya. Dari mulai kalimat pembuka, lalu ke isi, hingga bagian penutup, sangat runtut. 

Padat berisi, mengena sasaran, cukup diperhitungkan, cukup matang, terkontrol emosi, dan yang paling utama, tidak menampakkan diri sebagai sosok yang sedang senang atau sedang kecewa, semuanya dilakukan dengan sangat terukur.

Sumber: Dok. Supartono JW
Sumber: Dok. Supartono JW
Bila ditelisik lebih dalam, bahkan pembicara yang pamit, banyak menggunakan bahasa bijak, sehingga sangat menyejukkan bagi pendengar dan pemirsa plus mengedukasi dan sangat persuasif bagi siapa pun pesepak bola di generasi berikutnya. 

Secara intrik, taktik, dan politik, verbalisme keterampilan berbahasa dan literasinya sangat kuat. 

Sementara, pembicara yang pamit satunya, jauh dari perkiraan publik. Barangkali inilah yang sejak sekarang wajib menjadi perhatian seluruh pelaku sepak bola nasional, khususnya di sektor akar rumput. 

Di lapangan, jangan hanya mencekoki anak-anak dengan keterampilan teknik atau skill sepak bola. Namun, juga perhatikan sektor kecerdasan intelegensi dan personalitinya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun