Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Pengamat
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Niat berbagi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Saat Hedonisme Menguasai Sendi Filosofi Indonesia

21 Desember 2019   21:08 Diperbarui: 21 Desember 2019   21:16 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Doc. Supartono JW

Yang ada, rasa memiliki itu kini lebih dipertontonkan dalam rangka berebut kursi kekuasaan, berebut kue keuntungan,  dan sejenisnya. 

Gotong-royong luntur, karena rasa memiliki kini hadir hanya untuk diri/keluarga. Bukan untuk orang lain dan lingkungan sosialnya. Bahkan, kini "mereka" begitu mencintai yang bukan hanya milik mereka sendiri. 

Mereka bahkan takut kehilangan yang bukan milik, bukan hak-nya. 

Seharusnya, ketika kita merasa memiliki, maka kita akan mencintainya, merawatnya, dan menjaganya. 

Lalu, memiliki dengan dasar kebersamaan. Memiliki dengan dasar berbagi. Memiliki dengan dasar kesadaran, sadar bahwa bukan hanya kita yang berhak memilikinya. 

Karena pudarnya rasa memiliki dan takut kehilangan yang bukan milik, maka kebersamaan, kerjasama, persatuan, kekeluargaan, budaya adat, dan sebagainya yang ada dalam gotong royong pun luntur bersamaan, menipisnya budaya gotong-royong di negeri nusantara dalam arti sebenarnya. 

Miris, gotong royong yang menjadi filosofi Indonesia kian luntur direjam oleh hedonisme.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun