Bila demikian, keputusan La Nyalla adalah tepat, sebab, Kongres PSSI pada 2 November mendatang tidak legitimate. Andai kongres tetap dipaksakan, ada peluang terbuka La Nyalla dan lainnya menggugat hasil kongres yang tidak sah.Â
Ini sangat membahayakan, terlebih FIFA juga baru menunjuk Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 tahun 2021.Â
Terbayang andai benar kongres kisruh, FIFA pun dapat mencabut kembali kesempatan Indonesia menjadi tuan rumah.Â
Namun demikian, melapornya Vijaya dan Refrizal ke menpora Zainudin Amali yang diharapkan menjadi penengah antara dua perbedaan waktu penyelenggaraan Kongres PSSI, juga dapat jadi petaka.Â
Bagaimanapun, bila menpora (pemerintah) meski sebatas menjadi penengahpun, tetap dapat dianggap turut mencampuri PSSI dan PSSI juga dapat kembali dikenai sanksi oleh FIFA. Siapa yang seharusnya membuat kongres menjadi legitimate?Â
Sementara PSSI saja malah membikin  kongres dimajukan, malah mencipta masalah baru, yang mengambil keputusan sepertinya tidak pernah dipertimbangkan dengan matang. Benar, bila kongres tidak sah, maka babak lanjutan kisruh sepak bola nasional juga sudah di depan mata.Â
Bagaiamana PSSI, exco, voters, KP, KBP?Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H