Laga kedua Timnas Kualifikasi Piala Dunia 2020, sudah di depan mata. Inilah saatnya seluruh publik sepak bola nasional kembali mengencangkan dada, bersatu dan bersama-sama mensuport Evan Dimas dan kawan-kawan.Â
Kalah dari Malaysia dan rusuh suporter yang tinggal menunggu hukuman FIFA, jangan dijadikan beban, namun harus menjadi pijakan bahwa dengan pengalaman pahit di laga awal, takluk dari Malaysia yang berbuntut suporter rusuh, justru harus menjadi pelecut asa bahwa kekalahan dan hukuman FIFA bukan akhir dari segalanya.Â
Kejadian memilukan yang terjadi di awal laga, malah dapat dijadikan cambuk untuk Timnas bangkit dari kekalahan. Lupakan dan hiraukan PSSI yang masih dianggap bobrok, wahai publik sepak bola nasional. Jangan lagi suporter ikut tertular kebobrokan PSSI hingga membalasnya dengan bersikap anarkis.Â
Bagi siapa saja suporter yang benar-benar tulus suci mendukung sepak bola nasional dengan Timnasnya, maka cerdaslah. Jangan kembali merusak kepercayaan AFC dan FIFA dengan budaya rusuh "kampungan".Â
Perjalanan Timnas senior dalam Kulifikasi Piala Dunia 2020 masih panjang. Baru satu langkah dan menderita kalah.Â
Dengan kekalahan di laga awal, yang juga terkesan terlalu percaya diri mengahadapi Malaysia di awal laga di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK).
Namun harus terpuruk kalah diujung pertandingan, serta ketidakpekaan pelatih Simon menurunkan formasi tim, tidak boleh terulang di laga kedua.Â
Keputusan PSSI yang tidak akan melarang suporter hadir, dan sebaliknya meminta publik pecinta sepak bola kembali memerahkan SUGBK, adalah tepat. Namun, PSSI juga wajib memikirkan harga tiket yang mahal.Â
Bahkan kalau boleh, atas kejadian rusuh suporter, sebagai kompensasi sekaligus permintaan maaf kepada segenap publik sepak bola nasional, harga tiket saat Timnas bentrok dengan Thailand bisa saja didiskon disemua kategori.Â
Timnas butuh dukungan suporter. SUGBK harus tetap penuh. Kesempatan bermain di kandang wajib dimanfaatkan oleh seluruh pihak termasuk kehadiran penonton.Â
Pelatih dan pemain Timnas juga wajib dapat meyakinkan suporter bahwa pada saat laga melawan Thailand, Timnas akan tampil beda. Tidak melempem seperti saat ditekuk Malaysia.Â
Ayo PSSI, pikirkan menyoal harga tiket yang mahal. Buat dan jadikan murah. Ayo Simon, yang cerdas meracik dan memasang komoposisi pemain.Â
Ayo seluruh pemain, siapapun yang dipercaya turun gelanggang, buktikan bahwa kalian layak berjersey Timnas. Tidak loyo dan bermain cerdas.Â
Bagi suporter yang belum cerdas dan belum dapat mengendalikan diri, serta masih kampungan, jangan Anda hadir ke SUGBK, jangan menambah hukuman yang sudah pasti akan diterima PSSI, dan akan merugikan Timnas.Â
Yakinlah bahwa ketika Anda yakin mendukung Timnas, membeli tiket dan hadir di SUGBK, saat laga berakhir dengan kekalahan Timnas, Anda adalah suporter yang sportif dan berjiwa besar, maka akan menjadi penyelamat sepak bola nasional.Â
Semoga, PSSI bijak. Pelatih cerdas. Pemain militan dan mampu tampil spartan. SUGBK merah suporter. Aamiin. Bravo sepak bola nasional. Bravo Timnas.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H