Perlunya kerjasama
Jika sistem peringatan dini longsor cukup handal dalam memberikan peringatan, mengapa tetap terjadi korban? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, pertama kita melihat peran dari setiap instansi. Balai Litbang Sabo mempunyai peran utama yaitu melakukan penelitian dan pengembangan di bidang Sabo atau dengan kata lain pengendalian sedimen, baik banjir lahar maupun longsoran.Â
Sementara itu tindakan di lapangan seperti memberikan peringatan secara langsung ke masyarakat adalah bukan tugas dari Balai Litbang Sabo. Oleh karena itu, perlu adanya kerjasama antar instansi terkait. Di Balai Litbang Sabo, kerjasama antar instansi itu tertuang dalam dua hal, yaitu pengembangan sistem EWS itu sendiri dan penyebar luasan informasi bencana.
Pembuatan sistem LEWS ini pada awalnya dapat dilakukan dengan adanya kerjasama yang baik antar instansi, baik Pusair, BMKG, dan Deltares Belanda. Pengembangan sistem LEWS yang sedang berjalan ini dilakukan dengan memperluas kerjasama antara Balai Litbang Sabo dengan Universitas Muhamadiyah Yogyakarta (UMY) untuk pemodelan longsor. Dengan adanya kerjasama antar instansi bahkan internasional, maka diharapkan sistem LEWS yang telah beroperasi akan semakin akurat dan terpercaya dalam memberikan informasi peramalan bencana longsor.
Kerjasama tidak hanya diperlukan dalam mengembangkan sistem LEWS, namun juga diperlukan dalam mensosialisasikan hasil dari LEWS. Â Sistem LEWS yang handal tidaklah berguna jika informasi yang dihasilkan tidak disebar luaskan. Oleh karena itu Balai Litbang Sabo bekerja sama dengan instansi terkait seperti BNPB, BPBD, BBWS, maupun komunitas-komunitas peduli bencana. Dengan adanya kerjasama yang baik antar instansi, maka penyebar luasan informasi kemungkinan terjadinya bencana longsor di hari-hari yang akan datang menjadi mudah dan cepat.
Dilain pihak kesadaran masyarakat akan kemungkinan terjadinya bencana di daerahnya juga mempunyai peran penting. Seringkali masyarakat kita susah untuk meninggalkan daerah tempat mereka tinggal walaupun mereka sudah tau bahwa mereka tinggal pada daerah rawan bencana. Oleh karena itu Pemerintah setempat perlu melakukan sosialisasi akan informasi bencana yang dihasilkan dari sistem LEWS ini, sehingga masyarakat bisa mawas diri akan kemungkinan terjadinya bencana. Â
Penutup
Dengan semakin meningkatnya kejadian bencana sebagai akibat dari meningkatnya cuaca ekstrim, maka tindakan pencegahan perlu dilakukan untuk mengurangi dampak yang terjadi akibat dari bencana tersebut. Salah satu tindakan untuk mengurangi dampak dari bencana yang bisa dilakukan adalah dengan memberikan peringatan dini.Â
Hal ini juga tertuang dalam Sendai Framework for Disaster Risk Reduction2015-2030 yang digagas dalam seminar dunia United Nation (UN) pada tahun 2015, dimana tertuang akan pentingnya EWS bencana. Balai Litbang Sabo berusaha untuk menjawab tantangan tersebut dengan dibuat dan dikembangkannya LEWS pada tahun 2016. Dengan adanya sistem peringatan dini ini maka masyarakat dan instansi-instansi terkait dapat mawas diri dan melakukan persiapan untuk mengurangi dampak dari bencana tersebut.
Oleh: Samuel Jonson Sutanto