Mohon tunggu...
Politik Artikel Utama

Membongkar Permainan Rini-Ical

5 Mei 2015   18:27 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:21 17143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_415194" align="aligncenter" width="600" caption="Rini Soemarno, Menteri BUMN (Sumber Kompas.com)"][/caption]

Bisa dikatakan Pusaran Penentu Kebijakan Ekonomi Politik Indonesia sekarang ini di tangan Rini Soemarno, dimana Aburizal Bakrie (Ical) merupakan Bohir dari Rini Soemarno, keduanya saling melakukan Simbiosis Mutualisma. Dan siapa nyana ekonomi kita sekarang hancur, padahal Presiden Jokowi punya kepercayaan besar di masyarakat, kemudian muncul tekanan politik untuk diadakan Reshuffle, tapi Rini terus merapat ke Jokowi, di KAA fotonya terus melekat ke Jokowi, jadi pertanyaan besar, bila Reshuffle Kabinet seraya masih mempertahankan Rini Soemarno, apakah kemudian Jokowi bisa memperbaiki ekonomi, karena pangkal kerusakan justru dari penguasaan informal Rini di kabinet. Rinilah perusak popularitas Jokowi.

Rini Soemarno yang muncul ke permukaan publik kembali berkat kemampuannya menggunakan pengaruh Megawati, lalu menikam Megawati kemudian kini menjadi orang dibelakang Jokowi, lalu apakah Rini Soemarno tidak akan menikam Jokowi?

Nanti dulu, sejarah Rini Soemarno adalah “Sejarah Hidup Pengkhianatan”, di Astra terkenal sekali di kalangan elite dia mengkhianati keluarga Soerjadjaja, tanyalah pada anak-anak Soerjadjaja, bagaimana perilaku Rini Soemarno pada keluarga mereka. Kini Mega terang terangan ditusuk juga oleh Rini Soemarno, ketidakhadiran Rini Soemarno pada Kongres IV PDI Perjuangan di Sanur, Bali jelas-jelas menunjukkan Rini tidak lagi sejalan dengan Megawati, bahkan Jokowi sendiri sudah seperti “tunduk” pada perintah Rini. Ucapan Rini Soemarno, dan sejarah karakter Rini Soemarno yang awalnya tunduk, mengambil hati kemudian menikam sudah menjadi modus yang amat berbahaya terutama pada diri Presiden RI Joko Widodo jika dibiarkan Rini terus bermain-main di ring satu Presiden.

Jokowi sendiri bisa dikatakan “tidak mengenal permainan-permainan orang-orang Jakarta”. Info yang masuk kebanyakan bergantung pada Anggit Nugroho, seorang penasihatnya dari Solo dan dikenal intelektual dibalik layar dalam memoles Jokowi, tapi apa lacur Anggit sendiri pengetahuannya juga terbatas soal info “orang-orang Jakarta”. Bahkan pengetahuan Anggit dengan eks seterunya dari Boyolali : Seno, -yang juga mantan bupati Boyolali dan ajudan Tyasno Sudarto, jauh lebih tinggi Seno-. Rini seperti bayang-bayang hantu yang sampai detik ini tidak disadari Presiden Joko Widodo.

Suatu saat Rini Soemarno pernah ditanya soal orang-orang penting yang menantang kehadirannya di istana, jawaban Rini Soemarno amat mengejutkan “Di Kabinet saya punya 14 Menteri, dan apa bisa orang-orang itu menjatuhkan saya, saya tidak takut?” jawaban ini beredar di kalangan elite dan menjadi fakta yang kemudian menerangkan memang Rini Soemarno secara realitas yang menguasai kabinet. Ucapan Rini Soemarno dalam soal ini bukan lagi seorang Menteri yang ditunjuk Presiden RI, tapi seorang yang merasa dirinya berkuasa bahkan kekuasaannya secara de facto melebihi Presiden Joko Widodo.

Dimana sebenarnya kekuatan Rini Soemarno? Kenapa ia begitu berani menantang kekuatan politik yang ada?, dan kemudian Rini Soemarno bisa dikatakan “Dalang Tunggal” atas penempatan direksi-direksi BUMN pada Perusahaan BUMN Grade A, ngototnya Rini Soemarno menjalankan Project Infrastruktur. Bukan dana-dana yang seharusnya dipos-kan ke sektor kesehatan dan pendidikan saja yang dikorbankan untuk project infrastruktur tapi ia berani mengusulkan kepada Presiden RI untuk berhutang dengan memanipulasi obsesi Jokowi terhadap infrastruktur.

Dibalik ngotot-nya Rini bisa dikatakan Rini Soemarno sedang membangun kekuatan politiknya secara perlahan, setelah ia berhasil menunggangi PDIP lalu kemudian mendepak PDIP tanpa hati, kini ia membangun kekuatan yang lebih baru lagi : Menunggangi Ical Dalam Kekuatan Politik Yang Kelak Akan Berhadapan Dengan Kekuatan Jokowi.

Rini Soemarno Perusak Popularitas Jokowi

Rini Soemarno, dialah playmaker sesungguhnya dalam rezim Jokowi, dia juga adalah orang yang paling bertanggung jawab terhadap rusaknya Popularitas Joko Widodo sejak kenaikan BBM dipaksakan oleh Rini Soemarno di bulan November 2015 dengan cara menghapuskan subsidi, saat itu Rini Soemarno benar-benar ingin mengarahkan BBM ke BUMN yang sudah dikuasainya, namun RS bilang ke Jokowi bahwa subsidi BBM akan dialihkan pada kebijakan populis yaitu : Pendidikan, Kesehatan dan Perumahan. Serta mendorong kekuatan modal UKM.

Namun faktanya Rini Soemarno menjadikan kekuatan aliran modal itu ke BUMN, Rini Soemarno juga melakukan operasi politik di DPR untuk mengegolkan pengalihan dana subsidi ke BUMN, Rp. 48 Trilyun inilah yang membuat Jokowi sebenarnya marah, namun Jokowi seperti tidak berdaya. Jokowi sudah berhitung juga, dia akan berhadapan dengan DPR yang sudah menyetujui rencana Rini Soemarno, karena sebelum terjadi teken persetujuan RS melalui banyak agen-agen politiknya sudah bergerilya untuk menge-golkan maksudnya. Jokowi yang awalnya ingin dana pengalihan subsidi untuk dana populis, bahkan sudah mempersiapkan beberapa agenda politik dengan dibiayai oleh dana pengalihan subsidi seperti "Pembenahan BPJS", Pembangunan ribuan Puskesmas baru, Pembaharuan sistem pendidikan. Malah digagalkan oleh Rini Soemarno untuk kepentingan BUMN, lalu Rini kemudian menekan juga dengan masuknya modal infrastruktur.

Dalam operasi politik Rini Soemarno yang dimulai pada awal Desember 2014 dalam membelokkan arah dana BUMN tersebut, Rini sudah memiliki jaringan di DPR, kekuatan Rini Soemarno sesungguhnya terletak pada Aburizal Bakrie (Ical), karena dulu Rini pernah menjabat Komisaris di Bakrie Telecom, dan Rini pula yang banyak mengurus pelepasan saham-saham Ical di Pasar Modal. Selain memang jago di Akuntansi, Rini sangat piawai di Pasar Modal, ia mengenal banyak bandar Pasar Modal, pelaku-pelaku gorengan saham, ia juga sudah memegang Lambock Nahattands, orangnya SBY yang ditempatkan di PT Danareksa -salah satu BUMN yang banyak mengurusi IPO BUMN-BUMN di Pasar Modal, Lambock juga dibawa-bawa oleh Arie Soemarno dan Rini ke Rumah Transisi di Cemara, Menteng (markas pemenangan Jokowi) dan menguraikan pendapatnya.  Sementara Pentolan-Pentolan di rumah transisi seperti Hasto, Akbar Faisal, Andi Widjajanto dan Anies Baswedan bisa dikatakan orang yang amat lugu dalam profilling dan permainan-permainan kelas elite.

Hasto sendiri tidak mengerti siapa Lambock Nahattands, sementara Andi Widjajanto jelas sudah dikuasai Rini Soemarno sejak mereka masih berada di Tim 11, dalam tim 11-pun sebenarnya orang-orang lemah secara politis disana, Rini Soemarno sejak awal sudah tau, orang yang masuk di tim ini adalah amatiran dan bukan pemain politik kelas kakap, juga bukan orang bermodal, sehingga ia bisa memanfaatkan dengan optimal. Salah satu modus politik Rini Soemarno adalah"Tempatkan orang-orang lemah di jabatan penting untuk bisa kamu kendalikan".

PDI Perjuangan sendiri adalah "Partai yang lugu" mereka masih asik di dunianya, "Jargon-Jargon Sukarno" mereka mainkan tapi tak paham bahwa dunia sudah berubah sama sekali, bila di masa Sukarno "alam Sosialisme" masih memiliki ruh-nya,  maka sekarang sosialisme itu sendiri sudah hilang, ini fakta politik. Kebodohan PDIP yang masih bergerak dalam alam pikir masa lalu tidak mampu menembus alam pikir "Kapitalisme", alam pikir "Neoliberalisme", mereka masih saja berpikir "Front Perlawanan" sebagai cara berpolitiknya, mereka belum masuk ke dalam "Alam Kapitalisme",  "Alam Permodalan" dalam melakukan perang politik, sehingga penyusup seperti Rini Soemarno bisa dikatakan sukses besar mengerjai PDIP.

Kedekatan Rini dengan Megawati memang dibangun sejak Megawati tidak menjadi Presiden RI. Usaha Rini yang bangkrut, dan hutangnya yang begitu banyak, serta hancurnya rumah tangga Rini membuat Rini butuh teman untuk menjadikan dirinya kuat.   Dan Rini sendiri adalah perempuan hebat, ia begitu cerdas, ia merasa semua bisa berjalan dengan sendirinya, dengan kepala tegak. Tapi sisi keperempuan Rini kadang rapuh, disinilah kemudian Rini kerap merasa galau, ditengah kegalauannya Rini menemukan sahabat bernama Megawati. Sudah bukan rahasia lagi, Mega adalah lambang perempuan berhati baja yang kuat menahan gempuran kehidupan, Mega menjadi teman curhat Rini, menjadi penasihat Rini dan selalu bercanda dengan Rini sehingga Rini melupakan kegelisahan hidupnya.

Mega sendiri merasa Rini memiliki kedekatan historis, ia ingat bila ayah Rini datang dari Amerika Serikat,  membawakan oleh-oleh kepada Bung Karno, minyak wangi Shalimar. Bung Karno amat suka dengan parfum ini. Selain Soemarno ayah Rini, Pengusaha Dasa'at juga kerap membawa oleh oleh parfum Shalimar, memang mudah membuat senang hati Bung Karno, juga Megawati, buatlah romantika yang dikenang manis. Dan Rini masuk di dalam lingkaran Megawati sebagai "sahabat yang manis".

Di satu waktu Rini kerap menangis di bahu Megawati tentang hidupnya.  Inilah kisah humanis keduanya. Namun kisah humanis keduanya rusak berantakan, dimasa Jokowi. Rini mulai membangun kekuasaan dengan kekuatan duitnya seraya menyakiti Megawati. Sementara Megawati sendiri berusaha menyelamatkan Partainya dan Menciptakan Garis Politik Anti Neoliberal, dan Politik Berdikari.

Banyak orang mengatakan Megawati memaksa Rini masuk dalam kabinet Joko Widodo, namun hal ini kemudian dibantah oleh beberapa petinggi PDIP bahwa Mega menolak Rini, hal ini juga harus diklarifikasi. Mega jelas menginginkan Rini masuk ke dalam posisi Menteri karena Mega masih percaya pada Rini, tapi Mega menghendaki Rini masuk ke dalam posisi "Menteri Perdagangan" satu hal dimana Rini amat menguasai bidang itu.  Rini diminta Mega untuk membuka "Pasar-Pasar UKM" dan melakukan semacam advokasi untuk pasar UKM yang sudah dirusak oleh pemodal asing. "Jangan apa-apa Singapura, apa-apa kok Singapur" begitu kata Mega pada Rini menjelang keputusan pengumuman Menteri.

Namun entah mengapa Rini kemudian malah ngotot ke Menteri BUMN.  Saat dilapori Rini Soemarno hanya mau di Kementerian BUMN,  Mega mendapatkan laporan dari salah satu orang dekatnya "Bu Mega, Bu Rini hanya mau jadi Menteri BUMN", Mega hanya menjawab singkat "Lha, itu hak preogratif Presiden" tapi kemudian Mega menyodorkan pendapatnya yang kemudian menjadi titik pecah antara Rini dan Megawati "Rini itu punya kakak namanya Arie Soemarno, apa ndak jadi Mafia Migas nanti kalo Rini pegang BUMN" ucapan Megawati ini jelas secara politik ia tidak setuju bila Rini masuk menjadi Menteri BUMN.

Sementara Megawati sendiri masih lamban dalam permainan politiknya menjelang pembentukan Kabinet, Rini sudah bermain dengan cepat dan taktis.  Sebelumnya Rini dengan lihai sudah membentuk apa yang dinamakan "Rumah Transisi", ini dilakukan Rini untuk mengeluarkan orang-orang loyalis Megawati yang berada di tim sukses, untuk memasukkan "orang-orang yang bisa dikendalikan Rini" serta merta banyak dari orang-orang BUMN, orang-orang pengejar jabatan, Makelar-Makelar Proyek yang masuk dalam kendali Rini masuk ke rumah transisi, sementara Hasto, Akbar Faisal, Anis Baswedan dan Andi Widjajanto hanya jadi pajangan Rini.

Kesuksesan Rini dalam rumah transisi membuat dirinya berhitung akan kekuatan politiknya. Sementara kaki-kaki Megawati di lingkaran Jokowi sudah habis. Perlahan kelompok Megawati mulai surut, karena kelompok Mega bingung terhadap posisi politiknya, di satu sisi kebiasaan kelompok PDIP adalah menunggu komando Ketum, tapi waktu itu Ketum diam saja, sementara Mega sendiri selaku Ketum masih percaya pada Jokowi sebagai Presiden RI memegang hak preogratif-nya. Jadilah semua adegan di masa transisi sampai pembentukan kabinet, dalangnya adalah Rini Soemarno.

Rini sering mencatut nama Megawati. Di masa kampanye Presiden RI orang yang paling sering mencatut nama Megawati adalah Rini, bisakah Rini jujur disini soal dana Kampanye, adakah etika Rini, di satu sisi membantu dana kampanye Prabowo sementara  di sisi lain mencatut nama Megawati untuk ngumpulin duit kampanye Jokowi?Berapa ratus milyar yang sudah dikumpulkan? apakah itu masuk ke dalam pekerjaan-pekerjaan kampanye? bisakah itu diaudit?

Dalam pembentukan Kabinet, yang jarang diperhatikan para pengamat politik adalah peran besar Rini Soemarno. salah satu kelemahan dari Joko Widodo adalah "Belum begitu mengenal" orang-orang elite, maka profilling diserahkan pada Rini Soemarno, bahkan di titik ini Jokowi tidak percaya pada Anggit Nugroho yang biasanya dimintai nasihat, Anggit seperti ditinggalkan dan Rini menjadi penasihat paling dekat Jokowi.

Mega yang sudah habis pengaruhnya, dimanfaatkan Rini dengan cepat. Ia membentuk satu sistem penentuan kabinet "Satu Pintu" dimana Rini adalah satu-satunya care taker, semua menteri harus bisa dikendalikan. Setidaknya ada 14 Menteri yang merupakan sodoran Rini. Dan ke empat belas Menteri itu dibaiat oleh Rini Soemarno secara pribadi.

Harus diungkap ke publik siapakah 14 Menteri itu? ini tugas jurnalis investigatif.  Untuk memfilter nama-nama itu Rini Soemarno menggunakan jasa KPK, lalu ada kebijakan aneh memberikan label merah, kuning dan hijau. Ini sebenarnya dipertanyakan karena proses-nya sama sekali tidak prudent, sementara Rini membangun prasangka kepada "orang-orang kuat"  yang kemungkinan gagal dikendalikan. Sementara para Jenderal-Jenderal berpengaruh seperti Sutiyoso dan Wiranto disingkirkan dengan alasan HAM.Ada yang lucu, seorang nama kandidat dicoret untuk menjadi Menteri karena ia masih berhutang di Bank, padahal berapa hutang Rini di Bank?

Pendek kata, Rini berhasil menempatkan orang-orangnya bahkan posisi kementerian ESDM,  sampai pada beberapa jam menjelang pengumuman Menteri masih kosong. Sudirman Said adalah orang lemah secara politis juga secara karakter, ia benar-benar menjadi boneka Rini Soemarno.

Sampai pada tahap pembentukan Menteri-Menteri Jokowi masih nyaman dengan Rini Soemarno, tapi hal itu tidak lama, karena Jokowi merasa ada yang aneh dalam diri Rini Soemarno, apalagi kemudian berkembang Rini Soemarno sudah tidak menghormati lagi Megawati, perseteruannya dengan Mega dan banyak sukarelawan membuat Jokowi merasa harus mendekatkan Rini pada Megawati.

Suatu saat Rini dipanggil Presiden Joko Widodo, dan diminta untuk memperbaiki hubungan kepada Megawati. "Baik Pak Presiden saya janji satu bulan ini saya perbaiki"  hal ini disaksikan oleh beberapa orang dekat Jokowi yang berada disamping Jokowi saat Rini dipanggil ke Istana. Namun satu bulan tidak diselesaikan juga.  Jokowi nanya lagi kapan hubungan diperbaiki, Rini minta waktu tiga bulan. Itupun tidak diselesaikan oleh Rini.

Di ulang tahun Megawati, Rini tidak datang.  Dibalik tertawa para pengunjung yang hadir termasuk Susi Pudjiastuti, Tjahjo Kumolo dan banyak petinggi negara hadir, sahabat terdekat Mega tidak hadir.  Ketidakhadiran Rini membuat Mega sendiri sedih, tapi kesedihan ini disimpan dalam hatinya. Orang dekat Mega mengatakan, "Ibu sedih, sahabatnya tidak datang" yang dimaksud sahabat itu adalah Rini Soemarno, memang di masa-masa sunyi hanya Rini Soemarno saja yang bisa menjadi sahabat dekat Megawati.  Mega menitikkan air matanya.

Dibalik sikap darah dingin Mega ada sikap romantiknya, ia terlalu percaya pada temannya, ia terlalu sayang dengan teman-temannya. Inilah kenapa Mega mudah patah hati, bila orang-orang yang disayanginya menjauh. Ia telalu melankolis terhadap hal ini, dan Rini adalah salah satu orang yang "pergi bersama angin"....

Di sisi lain Rini menjauh dari Megawati, di satu sisi Rini malah lari ke Jokowi. Pendekatan pada Jokowi dilakukan, jelasnya pendekatan kekeluargaan. Rini dengan berani mengunjungi Rumah Ibunda Jokowi di Sumber, Solo. Suatu saat Rini menangis di depan Ibunda Jokowi, "Saya disakiti Ibu Mega" kata Rini.  Kehadiran Rini di rumah Ibunda Jokowi justru membuat marah Iriana, isteri Jokowi dan mengatakan "Dia mertua saya kan, kenapa Rini datang kesana?" Iriana punya karakter pencemburu, namun dibalik sikap pencemburu Iriana, dia punya kelebihan yang luar biasa, instingnya tajam, inilah kenapa dia sesungguhnya yang bisa menjadikan Jokowi sebagai pribadi yang berhasil. Iriana tidak suka Rini berada dalam garis diluar batasnya, coba dicek apakah Rini pernah satu pesawat dengan Jokowi selama ini?

Kemarahan Iriana kemudian disambar oleh kesadaran Ibunda Jokowi, sebagai ibu ia amat tahu bagaimana perkembangan anaknya, Ibunda Jokowi amat menghormati Megawati disini menurut orang dekat Jokowi, ibunda Jokowi memarahi Rini Soemarno dengan kata-kata yang amat tegas "Kamu yang belah-belah anak saya dengan Ibu Mega, gara-gara kamulah semua  terjadi seperti ini".

Bukannya sadar, malah Rini kemudian menjelang kongres menyatakan Perang dengan Teuku Umar, "Saya seorang petarung, saya punya 14 Menteri" begitu kata Rini, lalu siapa yang kemudian jadi pijakan Rini, pijakan itu terletak di Aburizal Bakrie.

Aburizal Bakrie Bohir Rini Soemarno

Siapakah yang menerima banyak manfaat dari permainan Rini Soemarno ini?, jawabannya adalah Aburizal Bakrie atau Ical.Rapatnya hubungan Ical dan Rini Soemarno dimulai sejak Rini menjabat sebagai Komisaris Independen di Perusahaan milik Ical, Bakrie Telkom (BTEL). Rini juga adalah orang dibelakang layar dari IPO saham BTEL yang sempat menghebohkan pasar modal di tahun 2006, namun saham BTEL berujung pada saham-saham Bakrie lainnya yang digunakan hanya sebagai saham-saham jaminan untuk REPO dimana hasil gadai itu digunakan untuk pertaruhan lain. Ical –sapaan akrab Aburizal Bakrie memang jagoan dalam membentuk perusahaan tanpa modal, tapi kemudian menggoreng saham itu entah ke Pasar Modal ataupun menjadi gacoan ke fund manager asing.

Ical sendiri merupakan pengusaha dengan bermodalkan jaringan. Ia tipe pengusaha yang tidak mau mengeluarkan duit dari koceknya, tapi ia selalu “menggunakan kantong orang lain” untuk menguasai perusahaan. Ical di tahun 1998 adalah pengusaha yang nyaris bangkrut. “Saya Lebih Miskin Dari Pengemis di pinggir jalan”adalah quotes yang paling dikenal dari Ical. Bahkan quotes ini sering ia kisahkan dalam pidato-pidato kampanye 2014. Bisnis Ical bisa besar dengan mempertemukan tiga hal : Memburu Perusahaan-Perusahaan Besar yang akan melakukan divestasi saham-nya, kecerdikan Ical menggunakan duit orang lain dalam melakukan akuisisi saham-saham yang didivestasi pemerintah dan menggunakan jaringan bandar-bandar saham di Pasar Modal untuk menciptakan isu, menemukan momentum dan menggoreng harga harga sahamnya. Diluar itu kejahatan Ical yang terkenal adalah melakukan Transfer Pricing, sehingga kejahatan pajaknya bisa dikamuflase.

BUMI Resources dan Perjudian Ical di Pasar Modal

Pada 8 April tahun 1982, Pemerintah Republik Indonesia menandatangani PKP2B (Perjanjian Karya Pengusaha Pertambangan Batubara), atas konsesi lahan di Kalimantan Timur dan ini kemudian dikenal Kaltim Prime Coal (KPC),dan KPC adalah ladang batubara terbesar di Asia, KPC akhirnya dibeli Perusahaan pertambangan Rio Tinto dan BP . Dalam nota perjanjian itu akan ada proses divestasi bagi perusahaan yang terlibat kontrak setelah 4 tahun menambang dan ini masuk di tahun 1996, di tahun ke-10KPC harus memberikan saham-nya 51% kepada Pemerintah.

Menjelang tahun 2000 harga-harga batubara melesat cepat, karena kebutuhan energi di RRC tinggi sekali dalam menyerap batubara, ditambah perekonomian dunia menuju puncak,ladang-ladang batubara menjadi rebutan. Ketika proposal divestasi KPC diserahkan kepada Direksi dan Komisaris PT Tambang Batubara Bukit Asam, PT Timah dan PT Aneka Tambang, mereka menolak. Penawaran terus dilakukan PT KPC, pada 24 Maret 1999 KPC melakukan penawaran lagi kepada Pemerintah Indonesia 30% saham KPC seharga US$ 175 juta.Proses Penawaran terjadi lagi pada 15 Desember 2000, 37% ke Pemerintah Indonesia tapi saat terjadi penawaran itu Pemerintah RI malah meminta KPC melepas sahamnya 44%.

Pada tanggal 1 Mei 2001, Rio Tinto dan BP mengumumkan ke publik bahwa 51% sahamnya seharga US$ 444 Juta.Setahun kemudian setelah rilis publik soal harga 51% saham KPC,kemudian terjadi pertemuan antara KPC, Pemerintah RI dan Pemda Kaltim saat itu Rio Tinto dan BP ingin melepas sahamnya di KPC 100%, dan harga saham yang disepakati untuk dilepas adalah US$ 822 Juta.

Di tempat lain, Pengusaha beken Aburizal Bakrie terus mengamati proses divestasi saham KPC – ia ingin sekali memiliki saham pertambangan KPC namun realitas bisnisnya sendiri pada tahun 1998 proyek-proyek Ical yang saat itu berpusar pada industri Property hancur lebur, hutangnya trilyunan, bangkrutnya Ical adalah tipologi dari bangkrutnya banyak Pengusaha Indonesia, meminjam dana Rupiah dengan jaminan pengembalian US Dollar, di tahun 1997-1998nilai Rupiah hancur lebur, dan Ical tidak menggunakan hedging sebagai jaminan hutangnya -.

Dengan mengejutkan ketika Pemerintah RI dan Pemda Kaltim ingin mengambil divestasi saham KPC yang terjadi adalah ada perusahaan nyaris bangkrut bernama PT Bumi Modern malah menyalip di tikungan, PT Bumi Modern malah memanfaatkan kelambanan pemerintah dalam melakukan pembelian saham KPC,

PT Bumi Modern, Tbk adalah perusahaan propertyyang nyaris bangkrut, untuk menguasai KPC PT Bumi Modern, Tbk mengubah namanya menjadi PT Bumi Resources, Tbk = dimana awalnya perusahaan hanya bergerak pada bidang Hotel, Tourism dan Hospitality kemudian akte perubahan nama juga memperluas bidang usaha menjadi : Minyak Bumi, Gas Alam dan Pertambangan.

Di tahun 2000, dunia mengalami kejatuhan harga-harga saham internet, dan dunia menyaksikan kebenaran apa kata Warren Buffet saat dirinya ditertawai karena membeli saham-saham old school seperti Coca Cola. Namun pengamatan Buffet benar, harga saham-saham internet hancur lebur, sementara harga saham-saham industri jadul seperti pertambangan mulai menggeliat, Bursa Australia terus menerus mengedipkan sinyal biru untuk saham pertambangan, Ical sendiri sudah memperkirakan bisa memainkan saham KPC, dengan cara back door listing di Pasar Saham Indonesia. Caranya bagaimana? Yaitu melakukan akuisisi pada perusahaan besar dan punya nilai asset tinggi ke perusahaan yang sudah terdaftar di Pasar Modal, akuisisi ini akan mendorong peningkatan harga saham,dan juga menambah jatah right issueyaitu dirilisnya saham-saham baru untuk memanaskan jual beli saham di Pasar Sekunder.Selain memainkan saham di lantai bursa, Ical juga melakukan pendekatan-pendekatan ke fund manager asing, dimana saham KPC akan dinaikkan terus dan ia mendapatkan keuntungan cepat melalui proses ‘Private Equity’.

Perusahaan Ical yang nyaris bangkrut, hidup kembali setelah melakukan akuisisi pada KPC, ini amat mengejutkan bagaimana Ical yang sudah nggak punya duit itu melakukan pembelian KPC, ternyata Ical menggunakan cara lama seperti ia membeli perusahaan perkebunan. tanpa modal, sepertiyang dilakukan Ical adalah melihat peluang keuangan di laporan keuangan perusahaan, lalu melihat kondisi realitas pendukung seperti jaringan direksi Bank yang ia kenal atau para Fund Manager asing. Di KPC Ical melakukan modus yang sama saat ia mengakuisisi perkebunan di Sumatera, sedikit cerita soal akuisisi perkebunan di Sumatera ini, yang diceritakan Ical saat Kampanye 2014, bagaimana mengakuisisi Perusahaan Perkebunan tanpa duit sedikitpun :

Dikutip dari Jaring News, berita rilis Sabtu, 19 Mei 2012 12:30 WIB

“Saya ingat dulu saya ingin sekali memiliki usaha perkebunan. Kebetulan ada perkebunan Belanda NV Hollansch Amerikansse Plantage Matschappij. Perkebunan ini mau dijual dengan harga US$55 juta,” kisah pria yang akrab disapa Ical itu.

Pada saat itu, menurut Ical, ia samasekali tidak punya uang. Namun, ia ingin sekali memiliki perkebunan tersebut. “Ini tantangan bagi saya. Saya putar otak.”

Lalu ia mendalami profil perusahaan perkebunan tersebut. Di pembukuannya, ia melihat ada bahwa perusahaan itu mempunyai uang tunai sebesar US$15 juta. Dari orang dalam perusahaan, ia akhirnya mengetahui bahwa dana tunai itu diperuntukkan untuk replanting atau penanaman kembali.

Maka Ical ada ide. Ia bertanya apakah penanaman kembali itu dapat ditunda setahun atau dua tahun?  Ternyata ia mendapat jawaban positif. Artinya, ia mempunyai peluang untuk menggunakan sementara uang itu.

Lalu Ical kemudian  mencari uang tambahan untuk  membeli perusahaan itu. “Saya menemui Dirut Bank Bumi Daya Pak Omar Abdallah, almarhum. Saat itu saya temui dia di London. Saya katakan padanya  bahwa saya ingin beli perkebunan US$55 juta,” cerita Ical.  “Boleh tidak saya meminjam US$13 juta? Saya cuma mau meminjam satu detik saja,” tanya Ical kepada sang Dirut Bank.

Awalnya ia ditertawakan, tetapi ia dapat meyakinkan Omar. “Ingat, di perusahaan yang akan saya beli itu ada uang US$15 juta. Jadi setelah dapat pinjaman dan perusahaan itu jadi punya saya, saya ambil US$13 juta dan saya kembalikan ke Pak Omar,” begitu alasan Ical sehingga dapat meyakinkan Omar.

Dengan pinjam Bank Bumi Daya sebesar US$13 juta, kini Ical memerlukan dana US$42 juta lagi, yang ia usahakan meminjamnya dari bank lain. Kali ini,   kiatnya bukan lagi dengan janji akan mengembalikannya dengan cepat, melainkan memberi iming-iming bahwa jika pinjaman US$42 juta dikabulkan, Ical akan memberikan keuntungan setahun US$2 juta.

“Dari mana uang USD2 juta yang saya janjikan? Ingat, di perusahaan yang saya beli ada uang US$15 juta. Saya ambil US$13 juta untuk Pak Omar, dan sisanya ada US$2 juta. Nah, makanya saya berani menjanjikan keuntungan US$2 juta,” lanjut Ical.

Pendek cerita, Ical kemudian mendapatkan pinjaman total US$55 juta dan membeli perusahaan tersebut.  Setelah menjadi miliknya, perusahaan itu ia beri nama United Sumatra Plantations, dan pada 1991 berubah nama menjadi Bakrie Sumatra Plantations.

“Ini bukti bahwa dengan modal nol saya bisa membeli dan memulai usaha di bidang perkebunan,” kata Ical.

Akuisisi ini terjadi pada tahun 1986, dan merupakan akuisisi paling berhasil yang dilakukan Ical dalam menjalankan modus usahanya. Bayangkan tanpa duit sepeserpun, hanya ide kreatifnya saja dalam membaca laporan keuangan, ia bisa membeli perusahaan tanpa duit sepeserpun dari kantongnya. Hal yang sama dilakukan saat ia mengakuisisi saham KPC.

Begini cara Ical mengakuisisi saham KPC :

·Ical melihat bahwa Pemerintah Pusat dan Pemda Kaltim lamban sekali dalam proses pembelian PT KPC. Ia kemudian melakukan pemeriksaan laporan keuangan PT KPC, Ical terkejut karena PT KPC adalah perusahaan yang sangat sehat, dan dengan penguasaan Konsesi Pertambangan (KP) di Sangatta, menjadikan KPC sebagai perusahaan tambang terbesar di Asia.

·Ical melakukan penawaran kepada PT KPC, sebesar US$ 500 juta, harga lebih murah daripada penawaran Pemerintah RI dan Pemda Kaltim dimana harga disepakati adalah US$ 822 juta.

·Dengan menguasai PT KPC, PT Bumi Resources harus mendivestasikan saham KPC ke Pemerintah sebesar 51%.

·Akal Ical bermain, dia tidak mau melepaskan begitu saja saham PT KPC, disamping itu Ical mengerti Pemda Kaltim tidak punya duit untuk melakukan pembelian divestasi saham berdasarkan informasi inilah, Ical melakukan penawaran pancingan sebesar 18,6% saham KPC kepada Pemkab Kutai Timur US$ 104 juta, dimana 100% saham KPC saat itu sudah seharga US$ 560 Juta. Lalu Pemkab Kutai Timur, mengalihkan pembeliannya ke PT KTE (Kutai Timur Energy). PT KTE juga nggak punya duit, jadi rencana divestasi dibatalkan dan PT KTE dapat saham 5% tanpa harus mengeluarkan duit sepeserpun. Inilah akal bulus Ical yang amat terkenal, dia melakukan tek tok kepemilikan saham yang ujung-ujungnya dia sendiri yang memiliki mayoritas saham. – Perlu dicatat, saat terjadi penawaran saham PT KPC ke PT KTE terjadi permainan atas 13,6% saham PT KPC itu pada tanggal 13 Oktober 2003 saat itu Bupati Kutai Timur adalah Mahyudin, dan Mahyudin ini kelak menjadi Wakil Ketua MPR RI mewakili Golkar.

·Setelah membereskan Pemkab Kutai Timur, kewajiban PT KPC adalah mendivestasikan ke Pemerintah Pusat pada tanggal 9 Desember 2004 Ical menawarkan saham ke Pemerintah RI dan juga melakukan penawaran saham ke perusahaan-perusahaan lain, aksi Ical ini sebenarnya kamuflase saja, di akhir tahun 2004 ia sudah bisa menyetir SBY, karena di tahun 2004 ia banyak sekali mengeluarkan duit untuk kampanye SBY, tentunya Ical ingin mendapatkan balik modal atas duit yang ditanamkan dalam investasi politiknya, dan duit itu adalah 32,4% saham. Rezim SBY saat itu diam saja atas penawaran pura-pura Ical ke Pemerintah, sehingga tiba-tiba muncul perusahaan bernama Sitrade Nusa Globus menjadi pemenang tender dan berhasi membeli saham sejumlah 32,4% dengan nilaiUS$ 399,98 juta. Sitrade Nusa Globus ini mendirikan anak perusahaan bernama PT Sitrade Coal yang fungsinya sebagai penampung 32,4% saham PT KPC.

Lalu puncak kelicikan bisnis Ical dalam menggondol aset yang berpotensi milik negara terjadi saat ia dengan licin membeli PT Sitrade Coal seharga Rp.7 Milyar. Bayangkan Sitrade Coal yang punya aset senilai 32,4%dari total saham KPC dengan nilai nominalUS$ 399,98 jutaPT KPC, dibeli hanya dengan nilai Rp. 7 Milyar Rupiah...!!!

·Dengan suksesnya Ical menyikat 32,4 Persen saham PT KPC, kini Ical memiliki 95% saham PT KPC, dan 5%-nya dimiliki oleh Pemkab Kalimantan Timur lewat PT Kutai Timur Energy sebesar 5%, angka 5% juga digunakan sebagai duit muter Golkar di Kaltim.

Lalu Bagaimana Ical Menggoreng Saham PT KPC sehingga ia juga mendapatkan keuntungan dari nilai saham itu? Ical menarik dana masyarakat lewat Pasar Modal. Bisa dikatakan Saham BUMI adalah saham sejuta umat, lewat penggelembungan eforia batubara, saham BUMI dengan mudah digiring sampai titik tertingginya Rp.8.750, dengan nilai kapitalisasi Rp. 324 Trilyun- dan investor lokal gegap gempita mengambil saham BUMI, naluri rakus masyarakat dipancing untuk mendapatkan saham itu, sampai kemudian musibah datang Mortgage Subprime, saham BUMI anjlok sampai sekarang di titik Rp. 50,- berapa juta orang menangis duitnya dirampok dalam roller coaster pasar modal ini?

Tapi Tuhan punya keadilannya sendiri, -Lumpur Lapindo-. Membanjiri Porong Sidoardjo, disini Ical malah menemukan kebangkrutan politiknya, dan mengamankan jalannya Jokowi untuk masuk ke gelanggang.Bukan Ical namanya kalau dia kalah dan hancur, dia terus bangkit lagi. Kini melalui patron barunya Rini Soemarno yang berhasil menyusup ke Pemerintahan, Ical berharap perusahaannya bangkit lagi termasuk Energi Mega Persada yang mulai merayap ke beberapa Blok Migas termasuk Blok Mahakam. Energi Mega Persada akan dibuat seperti BUMI lagi. Digoreng dan berhasil mengeruk dana masyarakat. Dan harus dijelaskan juga peran dua saudara Rini : Ongki Soemarno dan Ari Soemarno, serta politikus dari Gerindra mulai menjadi kekuatan penting di sektor Migas, ditambah Nirwan Bakrie.

Hal ini harus menjadi perhatian masyarakat, betapa kepercayaan kita kepada Jokowi dirusak oleh hadirnya Rini Soemarno, yang menikam kemana-mana. Dan menjadi pertanyaan besar :

1.Bisakah Rini menjelaskan pada publik berapa dana yang dikumpulkan melalui pooling fund kepada publik, karena itu dana kampanye dan apakah itu diaudit?

2. Bisakah Rini menjelaskan dana kampanye dia ke kubu lawan politik Jokowi, dan ada apa dengan ini? Karena secara etika ini sudah tidak masuk akal. Rini adalah tim inti Kampanye dan yang menjadi penjamin politik bagi banyak arus yang mengarah ke Jokowi tapi diketahui Rini juga kasih duit ke Prabowo, dimana banyak media online sudah membuka pemberian ini secara terbuka, apakah itu masuk dalam etika politik ?

3. Perhatikan pembentukan mafia baru di sektor migas.

4. Perhatikan semua gerakan DPR yang selalu menyetujui apa maunya Rini Soemarno?

5. Perhatikan IPO dan Right Issue saham-saham BUMN yang kemungkinan akan dijadikan maenan insider trading, seperti kasus Semen Gresik di awal tahun 2000-an.

6. Perhatikan pemaksaan kepentingan Rini Soemarno pada Jokowi, walaupun popularitas menjadi hancur lebur.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun