Mohon tunggu...
suryansyah
suryansyah Mohon Tunggu... Editor - siwo pusat
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

warga depok paling pinggir, suka menulis apa saja, yang penting bisa bermanfaat untuk orang banyak. Email: suryansyah_sur@yahoo.com, siwopusat2020@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Tapak Tilas Billy Moon dan Bali

19 Juni 2022   09:55 Diperbarui: 19 Juni 2022   10:14 3004
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sebanyak 15 orang melepas rindu. foto dok pribadi.

Kue Jongkong sebagai menu penutup laris manis. Widhi bawa 100 gelas kecil. Ludes semua. Tak ada yang tersisa.

Jongkong salah satu jajanan khas Bangka Belitung. Memiliki rasa yang manis dan tekstur yang lembut. Jajanan ini sering dijual di pasar tradisional. Sekali nyentuh, membuat lidah ketagihan.

Kopi Vietnam racikan saya tak kalah menggoda. Jadi teman setia di beranda. Sambil cerita melepas tawa. Setiawan dan Mohamad Iwan berbagi cerita menggelitik. Semua happy.

Pertemuan itu bukan sekadar melepas rindu. Tidak juga mengulik masa lalu. Kami juga berencana membuat GRAST 30 Peduli. Sebuah wadah untuk membantu sesama.

Haji Yadi mengusulkan pembuatan buku. Isinya seperti profil anggota Grast 30. Mungkin bisa menginspirasi anak cucu kami kelak. Vivi berbagi kisah perjalanannya. Wanita cantik berdarah arab ini pernah jadi sekretaris sebuah perusahaan. Kini beralih jadi guru mengaji.  Dia menyebutnya pengajar Alif Ba Ta...

Yadi yang dulu doyan petualang, kini menjadi pengusaha. Sesuai cita-citanya. Dia juga berkecimpung di dunia politik. 

Contoh lain yang menginspirasi adalah Mohamad Iwan. Maaf, saat sekolah 'angin-anginan', telah berubah 180 derajat. Menjauh dari kenakalan remaja yang pernah dilakoni. Anak Betawi ini sekarang taat beribadah. Dan dipanggil Ustazd, meski dia agak risih dengan panggilan itu.


"Jujur kelas kita paling ditakuti. Grast sangat kompak luar dalam. Banyak kenangan yang tak bisa diungkapkan. Semoga pertemuan ini membuat kita makin solid," ungkap Rai Renaildi, ketua kelas Grast 30.

Kenangan yang tak terlupakan.
Kenangan yang tak terlupakan.
"Saking kompaknya, kalau upacara selalu menghindar. Ketua kelas ditinggal sendiri. Berlomba manjat pagar lewat kantin. Yang apes, disuruh push-up," kenang Kasih Pudjiantoro.

Kemudian muncul wacana tapak tilas ke Bali. Seperti masa sekolah dulu. Kami 10 orang ke sana. Ke rumah Rai selama seminggu. Segurat cerita indah terpatri. Tak terlupakan.

Kala itu, berbagai tempat wisata kami kunjungi. Kecuali Terunyan. Sebuah desa di Kintamani, Kabupaten Bangli. Kami hanya menyentuh di seberang Danau Batur. Maklum, saat itu masih SMA, dana kami terbatas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun