Mohon tunggu...
suryansyah
suryansyah Mohon Tunggu... Editor - siwo pusat
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

warga depok paling pinggir, suka menulis apa saja, yang penting bisa bermanfaat untuk orang banyak. Email: suryansyah_sur@yahoo.com, siwopusat2020@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Diary

Maafkan Aku, Mbah, Tak Berani Sentuh

17 Juli 2021   08:09 Diperbarui: 17 Juli 2021   09:52 453
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

foto dok pribadi
foto dok pribadi
Cucu yang bungsu terus meraung. Kami semua ikut panik. Dia minta Simbah dibawa ke rumah sakit. Setidaknya untuk menghentikan pendarahan di kepala.

Berdosa rasanya jiwa ini. Ketika ada orang butuh bantuan, tapi saya terpaku. Tak bisa berbuat lebih. Seperti butiran debu yang terhempas angin.

"Sabar ya Mbah, sebentar lagi dokter datang," tutur saya mencoba menenangkan dari balik pintu pagar.

Saya lalu menghubungi dokter Puskesmas. Minta saran apa yang harus dilakukan. Saya ceritakan secara gamblang. Dokter janji akan mengirim petugas medis. Jika pasien di Puskesmas sudah bisa ditangani.

Dokter kemudian video call. Kondisi Mbah pun terekam. Terlihat jelas oleh dokter.

Tapi Simbah makin melemah. Dokter sarankan segera dilarikan ke rumah sakit. Menantu dan cucunya membopong Simbah ke mobil. Menempatkannya di kursi belakang.

Jemmy- yang usianya jauh lebih muda di antara kami- meluruskan kaki Mbah supaya nyaman berbaring.

Arif - pengurus RT - mengambil APD di rumah Dodi, tiga blok dari rumah Simbah. Dia juga menyiapkan disinfektan.

Donce bergegas pakai APD. Dia yang menyetir mobil. Membawa Simbah ke rumah sakit. Jemmy dan security mengawal dengan sepeda motor.

Kami berbagi tugas. Pak Dar dan Arif, memonitor menantu Simbah dan cucunya di rumah. Saya mengontak pihak rumah sakit. Supaya Simbah segera ditangani.

"Maaf pak IGD full, kami kewalahan menangani pasien Covid," kata Jemmy yang telepon saya, meniru ucapan petugas medis RS Aliyah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun