USIANYA mungkin sudah tak lagi muda. Julio Bria telah berumur 36 tahun. Tapi petinju Bali ini tak mau dibilang uzur. Dia mengklaim masih sanggup bertempur.
"Usia cuma angka. Saya menolak dibilang tua. Saya merasa masih fit untuk naik ring," kata Julio, kelahiran Malaka Belu Selatan, Nusa Tenggara Timur, 12 Juli 1986.
Legendaris tinju Manny Pacquiao membuktikan itu. Meski berusia 42 tahun juara dunia lima divisi itu, masih ngotot naik ring. Senantor Filipina itu memilih Errol Spence Jr yang berusia 31 tahun di Las Vegas, Agustus 2021.
Julio Bria - petinju sasana ASBC Denpasar, Bali ini selalu menjaga fisiknya agar tetap prima. Meski diakui speed-nya berkurang, tapi ketahanannya masih terjaga.
"Saya berlatih tiap hari kecuali minggu. Makan teratur, vitamin, dan istirahat cukup," ujar petinju Pemusatan Latihan Daerah (Pelatda) Bali ini.
"Setiap hari saya mengasah fisik dengan push-up, lari, skipping dan lainnya," lanjut ayah yang punya empat momongan.
Petinju kelas 56kg ini bahkan diundang Pertina (Persatuan Tinju Amatir Indonesia) untuk seleksi SEA Games 2021, Maret lalu. Tapi dia gagal setelah kalah dari Jill Mandagi (DKI Jakarta) yang kini menghuni Pelatnas Tim Merah di Batam, Kepulauan Kepri. Itu kekalahan pertama dari empat pertemuan dengan Jill.
Andai lolos, mungkin dia akan berlaga di pesta olahraga se-Asia Tenggara di Hanoi, Vietnam, November nanti, untuk kali kelima.
Julio memang sarat pengalaman. Turun di kelas 51kg, dia berhasil menyabet medali perunggu SEA Games Laos 2009 dan medali emas SEA Games Jakarta 2011.
Bersama dengan Mario Kali, Julio Bria juga membawa Indonesia meraih gelar juara di Piala Presiden tahun 2015. Julio melakukannya pada kelas 52 kg.
Tak sebatas itu. Julio juga sudah kenyang tampil di level Asia seperti Asian Games, Kejuaraan Asia dan dunia.
"Kejuaraan yang paling berkesan ketika meraih medali emas Piala Presiden 2015 dan menjadi the Best Boxer," akunya.
Kini, petinju kelahiran Malaka, NTT itu fokus bersama tim tinju Pelatda Bali. Dia petinju Bali paling senior yang lolos ke PON XX di Papua November 2021.
"Ini akan jadi penampilan terakhir saya. Setelah PON Papua saya ingin gantung sarung tangan dan fokus pada keluarga," tutur Julio yang minggu lalu menjadi ayah keempat dari anaknya.
Ketua Pengprov Pertina Bali Made Muliawan Arya mengatakan bangga dengan masih bertajinya Julio. Pria yang populer dipanggil De Gadjah itu berharap Julio dapat berbagi pengalaman dengan petinju muda Bali.
"Jam terbangnya cukup tinggi. Meski sudah berumur tapi masih mampu menjaga staminan. Dia bisa menjadi mentor petinju-petinju muda khususnya di Bali," ujar De Gadjah.***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H