Mereka akan digembleng pelatih asing dan 6-8 pelatih lokal. Pembinaan berangkat dari nol (0). Artinya mereka benar-benar tidak memiliki dasar tinju.
Di satu sisi ada program yang standarisasi. Mereka adalah yang memiliki dasar tinju. "Dua sisi ini yang akan kami kembangkan," jelasnya.
Tapi sebelum melangkah ke pemusatan latihan, harus melalui seleksi. Menurutnya ada tiga tahapan.
1. Tes Psikologi.
Sebanyak 136 calon petinju akan dilihat perilaku, fungsi mentalnya. Apakah mereka punya bakat tinju, nyali, tidak takut berkelahi.
Misalkan dari 136 orang yang lulus 100, maka 36 orang akan kami pulangkan ke daerahnya masing-masing.
2. Tes Kesehatan
Dari 100 orang yang lulus tes psikologi akan disaring menjadi 50 orang. Sisanya akan dipulangkan jika tidak memenuhi kriteria yang diharapkan.
3. Tes Anatomi
Calon atlet akan dilihat sorot matanya, bentuk leher, betis, Â kaki maupun tulangnya. Dari 50 calon atlet akan dipangkas menjadi 30 orang.
Maka 30 orang inilah yang kami bina di kemp secara khusus. Â Disini diprogramkan pembinaan out of the box. Mereka akan digembleng bagaimana menjadi seorang petinju. Selama tiga bulan akan dievaluasi.
Sejurus kemudian digelar sparring dengan petinju yang sudah memiliki dasar atau pembinaan yang sudah berjalan sebelumnya.
"Jika mereka berhasil menang KO maka pembinaan akan dilanjutkan ke program berikutnya. Jika cuma menang, apalagi kalah, otomatis akan dipulangkan, karena progam kami adalah mencari RK atau Raja KO," paparnya.*
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H