Mohon tunggu...
Siwi W. Hadiprajitno
Siwi W. Hadiprajitno Mohon Tunggu... Freelancer - Pewarta Penjaga Heritage Nusantara.

Energy can neither be created nor destroyed; rather, it can only be transformed or transferred from one form to another.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Rekor Pengajian 'Dekengane Pusat' Termalam Ada di Suwawal Jepara

3 Desember 2023   18:54 Diperbarui: 7 Desember 2023   04:24 538
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: tangkapan layar dari Youtube SandekarST 

Hari itu, Sabtu, 2 Desember 2023, bertepatan dengan Sabtu Pahing, 19 Jumadilakhir/Jumadiltsania 1445 Hijriyah. Sebagian besar muhibbin alias pecinta dakwah Muhammad Iqdam Kholid (lebih dikenal dengan sapaan Gus Iqdam) memantau 'pergerakan' pendakwah muda Nahdlatul Ulama pengasuh Pondok Pesantren Mambaul Hikam II di Desa Karanggayam, Kecamatan Srengat, Kabupaten Blitar, Jawa Timur itu. Mobilitas kegiatan pengajian di luar 'markas pusat' Sabilu Taubah, Biltar tersebut ada di tiga tempat yang berbeda di seputaran Jawa Tengah, yaitu satu lokasi di Kabupaten Kendal dan dua lokasi di Kabupaten Jepara.

Di Kendal, Gus Iqdam hadir sebagai pendakwah pada Peresmian Mushola Al Bukhori, desa Tanjung, Kecamatan Rowosari, Kabupaten Kendal, bertempat di Gedung Serbaguna Tanjung Sari.

Di Jepara, pendakwah yang viral dengan istilah 'Dekengane Pusat' ini menyampaikan tausiahnya di dua tempat. Pertama, dijadwalkan pada Pengajian & Sholawat dalam rangka 'Ngopi Bareng Bersama Gus Iqdam & Habib Muhshin bin Abdul Qodir Al Aydrus', di Desa Bumiharjo, dukuh Krajan, Kecamatan Keling. Lokasi tepatnya adalah di depan Madrasah Ibtidaiyah 02 Bumiharjo. Jika dilihat di peta Kabupaten Jepara, lokasi ini berada di sisi ujung Utara Kota Ukir tersebut.  Sedangkan jadwal keduanya adalah di Majelis Al Anwar, Desa Suwawal, Kecamatan Mlonggo, dalam rangka Maulid Nabi Muhammad SAW dan Doa Bersama untuk Bangsa.

Lokasi terakhir, yaitu Desa Suwawal, Kecamatan Mlonggo, yang terletak di sisi Barat wilayah administratif Kabupaten Jepara, rupanya 'kebagian' jatah waktu pungkasan (alias gong penutup), yaitu pukul 00.30 WIB (jam setengah satu dini hari). Selama ini belum pernah ada pengajian yang menghadirkan Gus Iqdam sebagai pendakwah yang diwiwiti dengan waktu selarut ini. Hal ini menjadikan Jepara sebagai pemecah rekor pengajian Gus Iqdam termalam hingga tulisan ini dibuat. Istimewanya, jamaah di desa Suwawal tersebut masih dengan setia menunggu kehadiran pendakwah muda kelahiran tahun 1993 ini.

Animo masyarakat yang hadir di tiga kota itu sangat tinggi. Bagi para jamaah/muhibbin online, hal itu bisa disaksikan dari tayangan Youtube di berbagai kanal yang meliput secara live acara tersebut. Tampak rekaman drone meliput kegiatan-kegiatan tersebut. Jika masing-masing lokasi pengajian dihadiri oleh 10.000 orang jamaah saja, maka jumlah totalnya mencapai 30.000 jamaah.

Jepara, kota tua yang tahun ini berusia 473 tahun, memiliki riwayat indah dan sejarah panjang yang istimewa. Sebutlah era kerajaan Kalingga (abad ke-6 hingga ke-7), dengan Ratu Shima yang terkenal dengan kepemimpinannya sehingga kehidupan yang dibina penuh kejujuran dan keadilan. Dikisahkan Ratu Shima tak segan dan tak pilih kasih menghukum putranya sendiri karena terbukti bersalah melakukan tindak kejahatan. Selanjutnya setelah masa kerajaan Demak (tahun 1478 - 1518), di Jepara terdapat Kerajaan Kalinyamat (1527 - 1599) dengan pemimpin perdananya sekaligus terjadi masa kejayaannya pada kepemimpinan Ratu Kalinyamat. Ratu Kalinyamat adalah putri dari Sultan Trenggono, Raja Demak.  

Kemudian pada era kolonialisme Belanda, sebelum kemerdekaan NKRI, tersebutlah nama R.A. Kartini (1879-1904) putri dari R.M. Adipati Ario Sosroningrat (Bupati Jepara) dengan Mas Ayu Ngasirah. Sebuah catatan menarik tentang R.A. Kartini adalah bahwa Kartini lah yang memohon kepada Mbah Sholeh Darat (K.H. Muhammad Sholeh bin Umar, 1820 - 1903) untuk membuat tafsir Al Quran berbahasa Jawa. Isi rahasia Al Qur'an yang ditulis oleh Mbah Sholeh Darat begitu mempengaruhi khazanah berpikir R.A. Kartini. Hingga pada saatnya, Mbah Sholeh Darat menghadiahi Kartini sebuah kitab tafsir dan terjemahan Al Qur'an bernama Faidh al Rahman fi Tafsir Al Qur'an ditulis dalam huruf Arab pegon sebagai kado pernikahan Kartini pada tahun 1903 dengan R.M. Joyoadiningrat, Bupati Rembang.  

Tahun 2023 ini Jepara baru saja 'melahirkan' satu sosok Pahlawan Nasional tepat pada Hari Pahlawan 10 November 2023, yaitu penetapan gelar untuk Kanjeng Ibu Ratu Kalinyamat yang sangat tinggi jiwa patriotismenya membela nusantara. Disebutkan, tak kurang dari 40 armada kapal berisi 4000 tentara Jepara dikirimkan oleh Ratu Kalinyamat ke Selat Malaka untuk berperang melawan Portugis pada tahun 1550 dan 1573 sebanyak 300 armada kapal berisi 15.000 tentara Jepara dalam misi yang sama.

Kabupaten Jepara memiliki memiliki 227 buah pesantren (data BPS tahun 2022). Salah satu pesantren di Jepara adalah yang menerbitkan buku atau kitab tentang nahwu sharaf berisi metode membaca kitab kuning (klasik) secara cepat yang digagas oleh K.H. Taufiqul Hakim, pengasuh Pondok Pesantren Darul Falah, Kecamatan Bangsri, Jepara.

Tentunya kedatangan pendakwah muda yang tidak bosan mengajak masyarakat untuk menuju kebaikan dan tholabul ilmi serta memberikan kesempatan kepada 'para nggarangan' untuk terus memperbaiki diri khususnya di Bumiharjo-Keling dan Suwawal-Mlonggo adalah sebuah momentum yang baik.

***

Di awal pengajian, Habib Zen (Habib Ahmad Zaenal Abidin Al Jufri) sebagai tuan rumah dari Majelis Al Anwar Suwawal, Mlonggo, Jepara, mengungkapkan tentang kesetiaan para jamaah yang teguh bertahan dan tidak meninggalkan tempat demi menunggu kedatangan Gus Iqdam, "Puniko jamaah nenggo njenengan sak rawuhe, Gus."

Pendakwah muda dari Blitar ini menceritakan bahwa setidaknya ada 3 tempat yang ia kunjungi sebelum ke desa Suwawal, Mlonggo Jepara, yaitu Pengajian di Kendal; sowan ke makam Kyai Dimyati Rois Kaliwungu Kendal, dan pengajian di wilayah Bumiharjo, Keling Jepara. Setidaknya dalam sekali jalan dari Blitar hingga Suwawal Jepara, rombongan Gus Iqdam telah menempuh jarak 549 km.

 "Kulo nyuwun pangapunten keranten kulo sonten wau ten Kendhal, mantun niku bakdo Maghrib sowan Kyai Dimyati Rois. Trus mantun niku sudah dicepatkan patwal mpun dobel wer-wer-wer. Masya Allah. Dugi yang pertama Jeporo, dugi daerah pundi wau nggih?, Bumiharjo, niku nggih ruame. Teng Keling, teng mriku niku sudah nyampek jam 11 (malam). Waduh ini, saya punya dosa besar ini, untuk tiyang daerah mana ini? Daerah Suwawal". 

Muhammad Iqdam Kholid sempat menceritakan bahwa jamaah di Kendal mulai menunggu sejak jam 12 siang dan diguyur hujan sekitar jam 3 sore dan masih bertahan. Ternyata di Jepara pun Gus Iqdam menyaksikan kesetiaan dan ketulusan jamaah tidak kalah tulusnya dari jamaah Kendal.

"Kulo wau teng Kendal niku matur, itu tadi mulai nunggu saya itu jam 12 siang. Setelah itu jam 3 diguyur hujan, jamaah bertahan. Nggak pulang. Trus saya bilang ke orang Kendal, nek pengen nggolek wong tulus (iku) wong Kendal. Ternyata gak kalah karo wong Kendal yang tulus, wong Jeporo yo tulus kabeh. Lha niki pengajian termalam ini. Pengajian dimulai hampir setengah satu (dini hari). Kiro-kiro lanjut nopo mboten? Masya Allah."

Pimpinan Sabilu Taubah  menggambarkan para jamaahnya, "Ora tuwo, ora enom, ora rondo, ora prawan. Enek sing ning ngisor uwit. Enek sing, biyuh, ning ngendi-endi, masya Allah. Kulo yakin sing hadlir niki 'ahlil ilmi wa ahlil khoir'. Bakale slamet ndonya akhirot. Masya Allah."

Gus Iqdam menyampaikan bahwa kali ini adalah pengajian termalam selama yang pernah dijalaninya selama ini.

"Pengajian termalam ini. Pengajian termalam. Luar biasa. Tapi saya yakin, panjenengan semua pulang dari sini nanti tidak akan membawa hal yang sia-sia. Tidak. Insya Allah akan membawa penuh dengan barokah. Ya Allah, kulo ngapunten, Bib, telat niki. Ngapunten ingkang kathah. Solotigo hadir, Tuban hadir, Ya Allah. Wah niko Rembang, Emak-emak nopo kae?" sapa Gus Iqdam kepada para jamaah yang tumpah ruah memenuhi lokasi pengajian.

A. Nikmat Tiga Sifat Mahmudah 

Dalam pengajian dengan pendakwah Gus Iqdam yang memecahkan rekor termalam ini, Gus Iqdam menyampaikan tentang nikmat tiga sifat mahmudah yang diberikan oleh Allah SWT. Tiga sifat mahmudah tersebut adalah:

 
(1) Diberikan oleh Allah SWT kekayaan yang bukan harta;

(2) Dikuatkan hatinya oleh Allah SWT tanpa bantuan bala tantara;

(3) Allah akan memuliakan orang tersebut tanpa bantuan orang lain.

Tiga sifat mahmudah tersebut diberikan kepada barangsiapa yang meninggakan/lari dari keburukan dan kemaksiatan, kemudian lari menuju ketaatan kepada Allah dengan melakukan hal yang positif, dan semakin mendekatkan diri kepada Allah.

Sifat Mahmudah yang Pertama

"Kulo ngapunten ingkang kathah. Tapi sing jelas ketika Panjengan daripada di rumah atau daripada Penjenengan melakukan kemaksiatan, Panjenengan kok semangat berangkat ke pengajian, untuk mencari ilmu, dan membaca sholawat. Daripada ning omah rasan-rasan pilih mangkat sholawatan, daripada ning omah iki mang ngitungi bandhane tanggane pilih mangkat pengajian, daripada ning omah engko ngelakoni hal-hal sing ora manfaat, utowo hal-hal sing ngadohne ning Gusti Allah, luwih mending mangkat majelisan."

"Maka orang tersebut Allah SWT akan diberi nikmat tiga sifat yang mahmudah. Sifat yang terpuji. Dadi koyo Panjenengan sedoyo sing wong Jeporo asli, adoh adoh ko Rembang yo enek, Tuban yo enek, Solotigo yo enek, Pati yo enek, Pemalang yo enek, daripada maksiat kemudian bertekad 'yowis ayo sholawatan karo Habib Zen. Wis awake dhewe ayo ngaji karo Gus Iqdam. Iki mumpung ning Jeporo, mangkat! Daripada maksiat. Sifat mahmudah yang pertama yang akan ditransfer oleh Allah SWT di dalam hidup kita adalah Njenengan akan diberi kekayaan yang sifatnya bukan harta. Artinya; ketentreman hati."

Gus Iqdam mengapresiasi hadirin/jamaah yang telah bersedia datang dari siang/sore hari serta menempati berbagai lokasi di sekitar Majelis An Anwar.

"Mulakno gak kroso, mangkat e ket sore ket jam telu ket jam 2 loro ning sor wit, kadhang yo enek uler ceblok. Tapi sampek setengah siji kok ora kroso. Kerono nopo? Atine tentrem. Atine ayem. Karo utange lali. Karo masalahe lali. Lha niki sifat sing mahmudah. Barokahe nopo? Barokahe Njenengan ninggalne kemaksiatan mari kuwi mlayu ning perkoro sing ndadekne toat. Lari dari kemaksiatan dan menuju ketaatan kepada Allah," Gus Iqdam menggambarkan contoh nyata yang aktual dirasakan di pengajian ini.

"Akhirnya orang tersebut diberi kekayaan yang sifatnya bukan harta. Mugi-mugi sedoyo ingkang hadlir baik tempatnya dimana pun berada dipun paringi ati sing ayem, ati sing tentrem. Amin Allahuma Amin."

Sifat Mahmudah yang Kedua

"Sing nomer loro," Pimpinan Majelis Taklim Sabilu Taubah itu melanjutkan, 

"Tiyang niku nek gelem ninggalne kemaksiatan," ujar Gus Iqdam dengan menyebutkan contoh-contohnya, "Garangan-garangan leren nek mendem, akhire pilih mangkat sholawatan. Garangan garangan leren nek gendakan. Lha kok enek uwong, daripada ngelakonni kemaksiatan, cah nom nom, daripada awake dhewe panggah ngene ae, panggah maksiat ae, iki enek info sholawatan karo Habib Zen, iki neng Jeporo daerah Suwawal. Wis yo mangkat. Iki enek pengajian ning kono. Wis daripada awake dewe maksiat, mangkat ae, ngaji. Maka orang tersebut akan mendapatkan sifat yang mahmudah dari Allah SWT, yaitu orang itu akan dikuatkan hatinya oleh Allah SWT tanpa bantuan bala tantara."

Ilustrasi yang disampaikan adalah sebagai berikut:

"Mulakno wong sing istiqomah majelisan, wong sing istiqomah ngaji atine gampang kuat. Ketarane di-bully, ketarane dilok-lokne kuwe bocah lho panggah majelisan ae, kowe bocah lho panggah ngaji ae, sarunge ngetril, klambine wis lungset, kopiahe wis kuning, tapi kok panggah tatag ae."

"Wong sing istiqomah majelisan, wong sing istiqomah mepet kyai, wong niku wau dikei kekuatan atine tanpa bantuane bala tentara. Artinya apa? Dekengane Pusat. Wis akhire ora gampang susah. Tiyang niku nek istiqomah ngaji niku istimewa. Mulakno beberapa nggarangan niki sing istiqomah ngaji niki masya Allah."

"Mulakno nopo resepe?" 

 

"Keranten salah satu untuk penerang hati kita, sebagaimana ngendikane Rasulullah SAW, 'Sesungguhnya utowo kerono saktemene Gusti Allah  Azza wa jalla kuwi bakale nguripne ati sing mati dengan cahaya ilmunya para alim ulama koyo dene Gusti Allah nguripne bumi sing mati dengan turunnya air hujan (dari langit). Mulakno kok bocah iki sregep istiqomah sholawatan, istiqomah majelisan, istiqomah pengajian, insya Allah umure barokah, atine gampang padhang."

Sifat Mahmudah yang Ketiga

"Sing nomer Telu: Koyo Panjenengan-Panjenengan, gelem lenggah majelisan ngene iki, istiqomah majelisan ngeten niki, lekas mumet, arep ngelakoni kemaksiatan mlayu ning Gusti Allah mlayu ning mesjide Gusti Allah Mlayu ngibadah ning Gusti Allah, maka Allah akan memuliakan orang tersebut tanpa bantuan orang lain."

"Karena dia berusaha menuju ketaatan kepada Allah akhirnya Allah SWT akan memuliakan orang tersebut tanpa bantuan orang lain. Mulakno cara golek Dekengan Pusat sing paling penak adalah istiqomah melakukan ketaatan kepada Allah SWT. Kulo yakin wong Jeporo niki Insya Allah bakale dadi wong mulyo kabeh. Amin Allahuma Amin."

Selanjutnya pendakwah muda itu mengajak para jamaahnya untuk bersama-sama melantunkan Tembang Tombo Ati dan sholawat nabi sekaligus menjadi jeda perpindahan pokok bahasan dalam pengajian dini hari itu.

"Tombo ati iku limo perkarane

Kaping pisan moco Qur'an sak maknane

Kaping pindo sholat wengi lakonono

Kaping telu wong kang sholeh kumpulono

Kaping papat wetengira ingkang luwe

Kaping limo dzikir wengi inngkag suwe

Lamun salah sijine sopo bisa hanglakoni

Insya Allah Gusti Allah ngijabahi"

Allahuma sholi ala Muhammad. Mugi-mugi atine padhang.

B. Cara Mencapai Hayatan Thoyibah 

Pengertian 'hayatan thoyibah'

"Trus nek wis sregep majelisan, ketika seseorang mendapat sifat-sifat mahmudah itu tadi, apa cukup Gus nek mik majelisan thok? Wayahe ngaji, ngaji. Wayahe shodaqoh, shodaqoh. Wayahe sholawatan, yo sholawatan. Nopo cukup ngoten thok?"

"Mboten cekap. Keranten nopo? Pesenipun Allah SWT di dalam surat An Nahl (ayat 97) dipun dhawuhaken:

'Man amila sholihan, mindakarin au unsa wa huwa mukminun falanuhyiyannahu hayaatan thoyibah'.

Dadi awake dhewe kabeh niki kudu merjuangke piye carane uripe awake dhewe ki mang ben thoyibah. Urip sing apik. Hayatan thoyyibah. Dadi yo ra cukup kok awake dhewe ki muk ngaji thok, majelisan thok, mboten cukup.

Pripun carane?

Ten mriki dipun dhawuhaken : 'Man amila sholihan, mindakarin au unsa wa huwa mukminun'

Dadi nek Njenengan niku pengen urip sing hayatan thoyiban baik Njenengan niki wong lanang maupun wong wedok iku sregepo nglakoni perkoro apik dalam keadaan beriman. Artine nopo? Semisal mantun sholawatan enten pengaosan didhawuhi kaliyan Habib wis tentang nopo wae, lha niki Njenengan lakoni tekan ngomah. Niki jenenge amalan sholihan, semisal mengke ning pengajian ono Kyai nerangne wong wedok karo wong lanang kudu hormat, wong lanang karo wong wedok kudu gati. Teko ngomah dilakoni. Lha iki termasuk amalan sholihan. Lha nek Njenengan ngelakoni amalan sholihan, akhire karo Gusti Allah, urip e Panjenengan iki dikei makmur, dikei urip sing apik, sing barokah."

"Wong duwite akeh mesti bahagia nopo mboten? Wong bojone ayu mesti bahagia nopo mboten? Wong bojone ngganteng mesti bahagia nopo mboten? Tentunya tidak, bukan? Mulakno kuncine, dhawuhe Al Qur'an,  info ko pusat, A1 iki. Nek pengen uripe hayatan thoyibah, urip sing apik, bukaen mengko surat An Nahl (ayat 97), nang kono ono amal sing sholeh. Kanggo wong lanang maupun wong wedok."

"Dadi olehmu soko pengajian iku mang opo, iki lakonono. Ngoten lho nggih. Dadi ora cukup mik ngaji thok, majelisan thok, sholawatan thok. Bener Njenengan ditransfer akhlak sing mahmudah, telu sifat sing kulo jikne niku wau, tapi belum tentu uripe Panjenengan apik. Nek Njenengan pengen urip e sing apik, yo niku wau, dipraktekne. Oleh e ko pengajian, niki diamalne ning omah. Akhire amale kuwi mang ilmiah, ilmu akhire amaliyah. Kerono amal sing apik niku amal sing ilmiah, ilmu sing apik niku ilmu sing amaliyah. Artine nopo? Amal sing apik, amal sing enek ilmune. Ilmu sing apik, ilmu sing diamalne. Kerono ilmu niku akehe koyo ngopo tapi ora diamalne koyo wit sing guedhi tapi ora enek woh e. Niki eman-eman."

"Lha sakniki, Gus carane entuk hayatan thoyibah niku pripun?"

"Carane entuk urip sing hayatan thoyyibah, utowo urip sing apik, urip sing istimewa niku pripun carane, Gus? Imam Qurthubi wonten tafsir Al Qurthubi niki nafsiri, pripun carane entuk urip sing hayatan thoyibah. Dhawuhe Imam Qurthubi, ada tiga cara:

Cara Pertama Mencapai hayatan Toyyibah:

"Yang pertama yakni adalah Arizqul Halal. Pokok wong kuwi mang, opo sing dilebokne awake opo sing dipangan, karo piye carane nyambut gawe iku mang halal, bener-bener halal, dia akan berpotensi untuk mendapatkan hidup yang baik. Mulako roto-roto wong ketarane kok duwite akeh tapi ora halal iki mesti gampang mumet gampang jibeg uripe ora tenang. Leres nopo mboten? "  

"Wong nek panganane halal dan segala sesuatu yang dimasukkan ke dalam tubuhnya halal dia akan berpotensi mendapatkan hidup yang hayatan thoyibah. Hidup yang baik-baik saja. Hidup yang aman. Hidup yang bahagia. Hattal akhiroh, hattal qiyamah. Sampek dino kiyamat, sampek mati. Sampek hattal maut. Wong kuwi mau sampek mati insya Allah uripe ayem."

"Salah satu keistimewaan orang yang makan rizki yang benar-benar halal apa? Dhawuhipun Rasulullah SAW : 'atib mat ammaka takun mustajabaka dakwah'. Perbaikilah makananmu, opo sing kok lebokne ning awakmu iki perbaikilah. Ojo ngawur. Ojo nggragas. Nek njenengan kok bener-bener sing kok lebokne ning awakmu iki mang halal,  koyo dongane piyantun-piyantun ahli hikmah. Ulama-ulama ahli hikmah, kiai-kiai sing dongane mandi, iki mesthi menjaga apa yang ia makan. Ora koyo awake dhewe. Biyuh. Lha Njenengan nek insya Allah njogo panganane Panjenengan, insya Allah dongane mandi."

Cara Kedua Mencapai hayatan Toyyibah:

"Sing nomer loro, pripun carane urip iku gen hayatan thoyibah? Gen uripe bener-bener sae, ben uripe bener-bener ayem niku pripun? Atsaniy al qona'ah. Yakni adalah qona'ah. Menerima takdir Allah, ridlo akan takdir Allah. Dadi kunci hayatan thoyibah yang kedua adalah qonaah. Ndherek dhawuhipun Kanjeng Nabi Muhammad SAW, Kanjeng Nabi niku nate matur tips agar orang itu bisa qonaah. Tips agar bisa menerima takdirnya Allah SWT adalah 'unduru ila man ashfala minkum wala tandurru ila man huwa fauqokum'. Nek urusan ndonya iku nyawango sak ngisormu, ojo nyawang sak ndhuwurmu."  

Dengan memandang atau melihat kepada yang ada di bawah, maka akan terbit rasa syukur dan keinginan untuk berbagi/memberi kepada yang kurang beruntung.

"Dhawuhipun Kanjeng Nabi Muhammad SAW, 'aljahilu sakiyu'. Wong bodo ra patek iso opo-opo, yo ra pinter, tapi loman, enthengan, 'ahabbu ilallah min abidin bahilin'. Wong sing ora patek iso opo-opo, bodo, nanging loman, suka memberi, dan senang membantu lebih dicintai oleh Allah SWT daripada orang yang ahli ibadah tapi pelite kliwat.

Belajar dari Seekor Lebah

Sebelum melanjutkan ke pembahasan terakhir, putra bungsu K.H. Kholid dan Hj. Ny. Lam'atul Walidah ini mengadakan session berinteraksi dengan para jamaah. Sesi ini seringkali membuahkan adegan dan tayangan yang mengundang keseruan dan beberapa diantaranya menjadi FYP di TikTok. Dalam kesempatan ini jamaah yang mendapat kesempatan berinteraksi adalah jamaah dari Rembang, Salatiga, Manado, Desa Kuwasen-Jepara, Jepara Kota, dan PLTU Jepara.

"Jadi sebisa mungkin, kata Rasulullah SAW, kita itu menjadi seseorang 'masalul mukminina masaluniklah'. Menjadi seorang mukmin yang seperti halnya lebah. Bagaimana maksudnya? 'idza  akalat akalat thoyibatan, wain wadoat wadoat thoyyibatan'. Artinya seekor lebah itu ketika hinggap di suatu tangkai bunga ini pasti memakan sesuatu yang benar-benar baik dan ketika mengeluarkan sesuatu, juga sesuatu yang baik, yaitu madu."

'Wain anzalat ala far iha lam taqta'hu'. Dan seekor lebah tidak pernah merusak tangkainya. Artinya apa, nek Njenengan pengen dadi mukmin sing apik goleko panganan-panganan sing apik, sing bener-bener sae, bener-bener halal. Dan ketika Panjenengan keluarkan apa dari Panjenengan dengan itu dia keluarkan sesuatu yang bermanfaat untuk orang lain dan jangan pernah merusak tempat yang Anda gunakan untuk mencari makan. Artine ojo sampek ngrusak donya iki. Jeporo iki wis apik, ojo kok rusak.  Panggenan golek duwite Panjenengan yo ning kene, njenengan nik iso yo mangan barang sing apik ngetokne barang sing bermanfaat, mari kuwi ojo ngerusak negorone Panjenengan iki. Artosipun, kerukunan yang ada saat ini dijaga nggih.  

Pesan Gus Iqdam untuk Menjaga Kerukunan & Doa untuk Bangsa

"Saiki wis mlebu tahun politik, wis mlebu arep pemilu. Wis pilihane bedo kabeh sak sirmu. Penting njenengan panggah rukun. Ojo sampek satru karo tanggane, ojo sampek satru karo majelise. Kok sesuk ndilalah pilihanmu bedo karo pilihan habibe, yo wis ojo sampek malih ceklek aku gak ngaji maneh. Biasa wae. Euphoria politik presiden niki mik limang taun pisan. Wis bene. Pokok sopo wae presidene itu adalah takdir terbaik untuk bangsa Indonesia. Ojo sampek geger. Ngoten nggih. Panggah rukun, panggah majelisan, panggah, ngaji, panggah sholawatan. Ngoten nggih? Saking kulo ngapunten ingkang kathah, mugi-mugi dalu niki kita sedoyo angsal ilmu ingkang manfaat barokah, Lan umur kito manfaat barokah. Mugi-mugi majelis Al Anwar istiqomah dumugi yaumil qiyamah. Saking kulo cekap semanten, ngapunten ingkang kathah. Wal afu minkum. Wassalamu alaikum wr wb.

________________

Karawang, 3 Desember 2023

Dekengane Pusat: dukungan, perlindungan, pengayoman dari 'Pusat' atau Yang Maha Melindungi (Al Waliyu) Allah Subhanahu Wata'ala  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun