Mohon tunggu...
Siwi W. Hadiprajitno
Siwi W. Hadiprajitno Mohon Tunggu... Freelancer - Pewarta Penjaga Heritage Nusantara.

Energy can neither be created nor destroyed; rather, it can only be transformed or transferred from one form to another.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Dentang Jam Dinding Benteng Van den Bosch

2 November 2022   08:18 Diperbarui: 2 November 2022   08:19 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dentang Jam Dinding Benteng Van den Bosch
(Kagem K.H. Muhammad Nursalim ingkang pasareyanipun
wonten ing lebetipun Benteng)

Dentang Jam Dinding Benteng Van den Bosch

Empat kali
Sore hari

langkah-langkah kaki
berjalan menapaki jalur tak kasat mata
bernama takdir
seenggan apa engkau menolak
kepadanya jua engkau kan bertolak
di sebuah pusara
bertabur kuntum Melati & kelopak-kelopak Mawar kampung
satu-dua Merpati
puluhan burung Prenjak
sayapnya berkepak-kepak
kutitip pada tiap kembangnya:
ucapan terima kasih
dan bacaan Al Fatihah-ku yang belum juga tartil

Lima kali
Sore hari

mendung di langit
menampakkan diri bagai seorang putri
di jendela menara
muram
durja
kelam
tak bercahaya
menunggu Matahari Senja
yang semburat tenggelamnya jingga merona

Enam kali
Pagi hari

di pusaran waktu
aku berdiri
menjalani
apa yang harus kujalani

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun