tujuh aroma dupa
di Saniscara Umanis
temani senjaku yang berpuisi
tentang sebuah kursi goyang
dahulu Eyang Kakung pernah pinarak di sana
beliau tak banyak kata
cenderung segan kubertemu dengannya
kata sayang
ia terjemahkan
dengan usapan seluruh jemari tangan kanan
di kepalaku
: yang dihiasai rambut ikal kemerahan
dan kecupan
di ubun-ubunku
: yang terasa hingga sekarang
senja beranjak malam
adzan Isya baru saja mengudara
kurasa malam pun ikut berpuisi
masih tentang kursi goyang
dan setumpuk rindu
pada lelaki yang kusapa Eyang
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H