Jemari tangan di genggaman.
Ibu beradu Ibu.
jalan raya luas membentang, panjang menghampar, menembusi bukit, sesekali melingkarinya, seringkali memeluknya, dan sesekali membelahnya. Seringkali menjembataninya. Kaki-kaki kokoh menjejak jauh di jurang, menopang jalan aspal menjulang.Â
Halimun.
Halimun.
Halimun.
Jemari tangan masih di genggaman.
Riang tawaku bersambut senyum magismu.
"Kuwung," ujarku.
"Sankara!" ujarku lagi.
Kau masih tersenyum, balik bertanya,
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!