Mohon tunggu...
Siwi W. Hadiprajitno
Siwi W. Hadiprajitno Mohon Tunggu... Freelancer - Pewarta Penjaga Heritage Nusantara.

Energy can neither be created nor destroyed; rather, it can only be transformed or transferred from one form to another.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sepasang Sepatu

26 Januari 2021   16:08 Diperbarui: 26 Januari 2021   16:12 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kulihat sepasang sepatu

di kaki-kakimu yang kokoh

yang dulu selalu telanjang

menjejak tanah

dengan setia

akrab dengan licinnya tanah liat basah Gunung Kendeng

intim dengan embun di rumputan ladang huma

hamparan tanaman padi
lahan kering tanpa genangan air

karib dengan kali-kali berbatu-batu tanpa sabun tanpa deterjen yang bila senja tiba kunang-kunang beterbangan riang

kaki-kaki telanjang yang dulu rajin ke ladang dan leuit

bahkan tetap telanjang menempuh 3 hari ke Jakarta jalan kaki

Kulihat sebuah arloji

di pergelangan tanganmu

yang dulu jari-jarinya lincah memainkan kecapi dengan indah

mengolah batang tanaman Kecobrang menjadi pembersih badan untuk mandi

memanggul durian Baduy di bulan Desember-Januari

Kulihat kepalamu sekali-sekali bertudung hoodie

dulu, telekung putih setia memberi aura rupawan di sekujur kehadiranmu

Sementara itu,
kulihat sepasang sepatu

di kaki-kaki lincah

milik seorang pemuda yang lain

mengenakan telekung batik biru

tas kepek terselempang di bahu

kemejanya:

jamang hitam

batik biru Baduy luar

ia berkaos sesekali

celana tanggung kain aros

terkadang ia gerai rambutnya yang gondrong

diatas semua itu bicaranya tetap santun, murni, dan bersahaja

senyumnya dikulum, tawanya tanpa bahak

Dulu kubayangkan, kau akan tak beda dengan dia

Kini, yang kubayangkan, lantak
: kau berubah rupanya
: kau jauh berubah

Sungguh aku kehilangan

Aku
rindu
kamu
yang dulu

26 Januari 2021

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun