Namaku Vitri. Pake V. Hari yang apes buatku nih hari ini. Kemarin adalah hari terburuk sebenernya. Karena aku dan Ricko resmi putus pacaran. Entah siapa mutusin siapa. Walaupun menurutku aku yang mutusin dia. Â Tapi entah mimpi apa aku semalam, tiba-tiba hari ini beneran jadi nightmare buatku.
Saat aku menghambur dan bergabung ke kubikal biru teman-teman di departemen sebelah, tiba-tiba lampu dipadamkan diganti lampu disko konyol yang menyala warna warni. Lalu aku menerima setangkai bunga mawar duka cita. Teman-teman departemen sebelah dan sebelahnya lagi sudah berkumpul dengan formasi acak. Â Ada yang duduk, ada yang berdiri.
"Turut berduka cita ya, Non"
Aku terperangah. Wih. Ada apa ini?
Belum abis tampang bengongku menerima 'kenyataan' ini, kudengar sebuah penjelasan gamblang ini:
"Atas putusnya kamu...."
Jiaaaahhh... ! Kiamat! Dari mana ini seluruh dunia tahu perihal putusnya aku dengan Ricko? Satu persatu menyalamiku dan cipika cipiki diberikan penuh cekikikan disusul gelak tawa atas canda-candaan heboh.
"Mbaak... pesen bunga papan duka cita buat Vitri niihh... yang gede ya.. super size...! Kita kirim ke rumahnya", ujar mbak Dini ke mbak Wiwied yang salah satu job description departemennya di Corporate Secretary adalah mengirimkan bunga papan ke relasi kantor atas berbagai hal peristiwa kehidupan. HUT, perayaan kegembiraan dan duka cita.
"Iya mbak... ucapannya gini nih ..."
Sahut Pryski yang cantik dengan muka puas. Dia menunjukkan meme bergambar bunga papan dengan ucapan happy wedding yang konyol dari mantan pacar. Padahal dia sendiri juga barusan jadi jomblo.
Tiba-tiba saja saat aku berdiri menyandar ke kubikal biru, sudah dikelilingi jomblowati beken kantor ini. Pryski, Acid, dan Si Batak Fotogenik Kristin. Para penghuni lantai satu gedung ini tiba-tiba kesetanan untuk memotret kami. Mengatur bagaimana ekspresi dan pose untuk dimasukkan dalam frame yang kira-kira judulnya "Jomblowati Abad Ini: yang udah lama putus dan yang baru aja putus".
Kristin mulai bercerita gimana ia datang ke resepsi pernikahan mantan pacarnya yang disambut dengan lambaian tangan mempelai laki-laki namun seketika mempelai wanita berubah raut wajahnya. Kak Rudi menimpali dengan nasehat untuk jangan pernah memberi hadiah jaket jika ingin hubungan tetap langgeng. Ini sharing pengalaman kisah nyata yang dialami Kak Tina, tentangga kubikal Kak Rudi.
Mbak Wiwied yang tadinya hanya diam sambil senyum-senyum akhirnya buka suara, "Bentar, bentaarr... Kita  kasih soundtrack yang pas duluuu..."
Lalu dengan kekompakan tingkat tinggi, di kubikal kak
Rudi, mbak Ri siap dengan klik mouse mautnya mencari lagu "Merenda kasih"-nya Kahitna dan Dea Mirella. Kata mbak Ri, ini lagunya cucok banget buat kejadianku putus. Tepatnya, berdasarkan pengalaman pribadinya!