Mohon tunggu...
Siwi W. Hadiprajitno
Siwi W. Hadiprajitno Mohon Tunggu... Freelancer - Pewarta Penjaga Heritage Nusantara.

Energy can neither be created nor destroyed; rather, it can only be transformed or transferred from one form to another.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Bandung, Kyoto, dan Satu Mug Coklat Hangat

2 Januari 2021   21:04 Diperbarui: 6 Januari 2021   14:16 214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi jarak tempuh yang jauh Pinterest Flickr.com


2 Januari 2021
aku bersenandung:

Bandung,
Bandung,
dilingkung gunung
tempat kuberlindung
tempatku di Utara Bandung
Tangkuban Parahu

Bandung,
Bandung
dilingkung gunung
tempatku berlindung
Sasakala Lutung Kasarung
Lambang Budi Agung

cinta dan kasih sayang
pedoman hidup
waktu Tuhan tersenyum
lahirlah Pasundan

Pasundan tempat lahir hamba,
Parahyangan
bersemayamnya para dewa,
Parahyangan

~~~

Ah, Kyoto
jauh
sungguh
perlu penerbangan di ketinggian 35 ribu kaki
delapan jam, lebih
melewati awan-awan
menembus mendung

Mendung
pekat menyelubung Bandung
aku di sini berjuang mengelola rindu yang mengerubung
di Bandung

mug putih
kesayanganmu
kuminta sangat untuk kau tinggal
"I love you to the moon and back"
kata-kata berjejak di pinggang keramik berisi coklat hangat
minuman favoritmu

Anak Lanangku
biar kutuntaskan rindu
Ibu di sini
jemari mengeriput
barangkali tersebab suhu udara
dan tentu saja: usia

Bandung,
Bandung
dilingkung gunung,
tempat ku berlindung

Kyoto
impianmu sejak lama
engkau memang Semata Wayang
Ibu bukan penghalang
langkahmu harus terayun panjang
sangat panjang
sejauh pandang impianmu tentang Jepang
sepanjang jalan juangmu

wujud-nyatakan riset biokimia selular

rindui saja Ibu
jangan khawatirkan
doa-doa akan terus terlangitkan
untukmu

tersayang

Pasundan, 2 Januari 2020

Puisi sebelumnya: Dua Puluh Dua Satu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun