Mohon tunggu...
Siwi W. Hadiprajitno
Siwi W. Hadiprajitno Mohon Tunggu... Freelancer - Pewarta Penjaga Heritage Nusantara.

Energy can neither be created nor destroyed; rather, it can only be transformed or transferred from one form to another.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Dua Puluh Dua Satu

1 Januari 2021   20:33 Diperbarui: 6 Januari 2021   14:53 257
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

sehari semalam
begitu kan, yang sering kau dengar?
day and night


maka


sehari

adalah berawal dari terbitnya matahari hingga ia terbenam


semalam 

adalah ketika gulita datang
dimulai dari matahari menghilang, hingga ia terbit membawa terang

Apakah kau enggan membaca tanda-tanda?
sedangkan Ia begitu Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, Most Gracious, the Most Merciful

bahasanya terhampar di alam semesta


Demi matahari dan cahayanya di pagi hari,
dan bulan apabila mengiringinya,
dan siang apabila menampakkannya,
dan malam apabila menutupinya,
dan langit serta pembinaannya,
dan bumi serta penghamparannya,
dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya)
Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya
Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu,
dan Sesungguhnya merugilah oranyang mengotorinya.”
as-Syams (Matahari): 1-10

waktu yang berupa angka tahun

adalah penanda

sekaligus kesepakatan

dampak massal global

titi kala mangsa
titen
setiap kelompok manusia memiliki pemahaman dan perhitungannya sendiri tentang waktu
seringnya terikat kaidah ruang
pada titik koordinat mana ia berada
maka arah menjadi sangat penting
bukan hanya kanan kiri depan belakang
melainkan
Timur
Tenggara
Selatan
Barat Daya
Barat
Barat Laut
Utara
Timur Laut
Nadir
Zenith


bintang

bulan

matahari


langit

bumi


keber-ADA-an
saling berpilin dengan ruang dan waktu
time and space


sedangkan aku:
masih selalu gagap membedakan kanan dan kiri
masih selalu bingung akan Utara dan Selatan
masih selalu gegar arah


Ampuni
Duli
Tuhanku


Kasihani

kami
dengan
Kasih-Mu

Di antara tiga kuntum Teratai, 01.01.2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun