Mohon tunggu...
Siwi W. Hadiprajitno
Siwi W. Hadiprajitno Mohon Tunggu... Freelancer - Pewarta Penjaga Heritage Nusantara.

Energy can neither be created nor destroyed; rather, it can only be transformed or transferred from one form to another.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Kisah Ibu Sepuh (1)

29 Desember 2020   10:45 Diperbarui: 6 Januari 2021   14:34 258
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
via agussatiadwiputra_artwip

Sekilas

Hanya sekilas

Ibu sepuh di luar Pura

halaman rerumput hijau

kita berada di ketinggian batu karang

tebing penyangga kokoh perkasa

pelinggih tertinggi di sisi Timur

putih, serba putih


 

jauh di belakang kami samudera raya

Ibu Sepuh merangkulku

aku mencium tangannya

"Cening," katanya

matanya berkaca-kaca

dekapnya lekat

reuni atas keterpisahan berabad jaraknya


 

sebuah kilas balik

Ibu Sepuh tersenyum di sebelahku

tangan kirinya memeluk erat bahuku

kain penutup dada kami senada

hiasan di atas kepala kami sama

warna lawas


 

"Jaga baik-baik," Ibu Sepuh berkata padaku

sebilah pedang bergagang putih

sepotong kayu berukir kepala naga

Ibu Sepuh mengecup ubun-ubunku

Parung Mulya, 29 Desember 2020

Puisi lanjutan yaitu: Kisah Ibu Sepuh (2)

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun